NovelToon NovelToon
Hello! Miss Call...

Hello! Miss Call...

Status: tamat
Genre:Tamat / Ketos / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:208.3k
Nilai: 5
Nama Author: age nairie

“Jadi kapan internet saya aktif kembali? Saya tidak akan menutup teleponnya jika internet saya belum aktif!” hardik Peter.
“Mohon maaf Pak, belum ada kepastian jaringan normal kembali. Namun, sedang diusahakan secepatnya,” tutur Disra.
“Saya tidak mau tahu, harus sekarang aktifnya!” ucap Peter masih dengan nada tinggi.
Disra berniat menekan tombol AUX karena ingin memaki Peter. Namun, jarinya tidak sepenuhnya menekan tombol tersebut. “Terserah loe! Sampe bulu hidung loe memanjang, gue ladenin!” tantang Disra.
“Apa kamu bilang? Bisa-bisanya memaki pelanggan! Siapa nama kamu?” tanya Peter emosi.
Disra panik, wajahnya langsung pucat, dia melihat ke PABX-nya, benar saja tombol AUX tidak tertanam kebawah. Sehingga, pelanggan bisa mendengar umpatannya.

Gawat, pelanggan denger makian gue!

***
Novel pengembangan dari cerpen Call Center Cinta 🥰
Ikuti kisah seru Disra, yang terlibat dengan beberapa pria 😁
Happy Reading All 😍
IG : Age_Nairie

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon age nairie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 34 Aturan Persahabatan

Melvin langsung mengganti kemejanyadengan sweater hoodie yang sama dengan Disra. “Bagaimana?” tanyanya.

“Cool!” puji Disra.

Melvinmenuju ke kasir untuk melakukan pembayaran. Namun, Disra menghentikannya. “Biarkan aku yang bayar. Kau sudah memberikan hadiah sepatu. Biar aku yang bayar sweater nya, anggap saja hadiah dariku,” tutur Disra.

Melvin tersenyum, dia membiarkan Disra membayar pakaiannya. Disra mengeluarkan

ponselnya. Teknologi sudah sangat maju.

Toko tersebut bisa melakukan pembayaran menggunakan sistem QRIS. Ya, bank yang digunakannya kebetulan telah melayani sistem pembayaran antar negara menggunakan QRIS.

Dengan demikian, lebih memudahkan dalam bertransaksi tanpa menukar mata uang ke Baht Thailand terlebih dahulu.

Disra hanya menghela napas pelan saat melihat saldo di tabungannya. Meski harga sweater tidak semahal sepatu yang diberikan Melvin. Namun, cukup menguras isi dompetnya.

Mereka keluar dari toko pakaian dengan menggunakan sweater couple. Berjalan menyusuri jalan dengan tangan Melvin penuh dengan barang belanjaan.

“Sudah cukup,” ucap Disra menghentikan Melvin yang ingin membelanjakannya. Tidak hanya dirinya. Melvin juga membelikan untuk keluarga Disra.

“Ini baru sedikit,” ujar Melvin.

“Orang rumahku tahunya aku dinas bukan berlibur. Jadi, tidak perlu banyak membeli oleh-oleh.”

Melvin tertegun. “Baiklah.”

Melvin meletakan barang-barang ke mobil. Namun, mereka belum ada keinginan untuk pulang. Sang sopir setia mengikuti majikannya.

Melvin mengajak Disra untuk duduk di bangku yang ada di pinggir jalan. Disra membuka plastik cemilan yang dia dan Melvin beli di kios-kios pinggir jalan.

Menikmati cemilan dengan sweater dan juga sepatu pasangan. Wajah bahagia tampak terlihat di wajah manis gadis itu. Melvin mengagumi kecantikan alami Disra.

“Kenapa kau menatapku seperti itu?” tanya Disra yang tak nyaman dengan tatapan Melvin yang sangat intens.

“Kau cantik,” puji Melvin.

“Jangan seperti itu. Terlihat seperti pembohongan publik!” seru Disra.

“Di mana letak bohongnya?”

“Kau memujiku cantik, sangat jarang aku mendengar orang lain memujiku cantik. Hanya ayah dan ibu saja yang memujiku.”

“Kalau begitu, bertambah satu orang lagi yang akan memujimu cantik.”

“Hentikan! Semua orang juga tahu aku tidak cantik. Orang tuaku mengatakan aku cantik

karena aku anaknya. Tidak ada orang tua yang mengatakan jelek anaknya sendiri.”

“Ada, orang itu aku,” jelas Melvin. “Kau cantik di mataku karena kau spesial di mataku.

Tidak ada suami yang mengatakan istrinya jelek,” tambahnya.

“Melvin, kita sudah sepakat ….”

“Coba ini, rasanya enak,” ucap Melvin memotong perkataan Disra dia menyodorkan satu tusuk sate pada Disra.

Melvin tak ingin mendengar perkataan Disra, dia tahu dirinya lepas kontrol menyinggung

pernikahan. Hubungan mereka baru membaik. Mungkin lebih tepatnya, mereka dalam fase penjajakan.

Disra tak membahas lagi, ponselnya berdering. Panggilan video call dari sahabatnya. Disra tersenyum lebar, dia langsung menggeser icon hijau. “Hallo Lix?” sapa Disra.

“Ciprut! Kapan loe pulang?” tanya Felix di seberang telepon.

“Lusa, besok gua masih isi training,” jelas Disra.

“Njirr! Enak banget kerja loe! Bukannya ngajak-ngajak gua!” protes Felix.

“Loe nyusul aja sekarang, di sini banyak makanan kesukaan loe!” seru Disra.

“Nyusul, dikira deket!” keluh Felix.

“Ngapain loe nelpon gua?” tanya Disra.

“Emang nggak boleh? Gua nelpon loe biar nggak bosen. Ya kan! Jomblo kaya loe itu kesepian!” kekeh Felix.

“Emang elo, jomblo buluk!” ejek Disra.

Melvin semakin geram melihat Disra dan Felix begitu dekat. Dia menatap Disra sinis.

Felix hanya terkekeh. “Jangan lupa bawain gua oleh-oleh! Bawain gelang khas Thailand!” ujar Felix.

“Oh gelang perak yang gede-gede gitu ya? Yang di pake di film-film kerajaan Thailand?”

“Jangan! Yang terbuat dari tali aja, pokoknya yang estetik!”

“Oh, bentar!” Disra merogoh tas-nya dan mengeluarkan aksesoris gelang dari tali yang dia beli dari kios pinggir jalan bersama Melvin. “Kaya gini, bukan?” tanya Disra mengangkat gelang tali yang di beli. Gelang yang bukan pilihan Melvin. Ya, saat dirinya membeli aksesoris, dia memang mengingat Felix dan membelikan satu untuk sahabatnya itu.

“Iya benar! Elo tahu aja kesukaan gue!” seru Felix.

“Apa sih yang gua nggak tahu tentang loe? Luar dalem loe, gua tahu semua!” seru Disra.

Felix dan Disra tertawa bersama. “Emang cuma loe doank dah, sohib gue,” ujar Felix.

“Sayang, ayo kita kembali,” ujar Melvin pada Disra.

Dia sengaja meninggikan suaranya agar Felix mendengar ucapannya. Melvin kesal karena Disra terlalu dekat dengan Felix.

“Suara siapa itu?” tanya Felix dengan mengerutkan dahinya.

“Bukan siapa-siapa. Hanya orang lewat,” ujar Disra seraya melirik Melvin sekilas.

“Kenapa dia berbicara bahasa Indonesia?” tanya Felix tak percaya dengan ucapan Disra. Dia sangat mengenal sahabatnya. Dia tahu jika berbohong atau tidak.

“Apa lor pikir yang berkunjung hanya gua saja?” tanya Disra. “Felix. Gua harus pergi, gua tutup dulu ya.”

Layar ponsel Felix menghitam, panggilan video call telah usai. “Apa ada yang loe sembunyikan dari gue?” gumam Felix.

Hatinya tak tentram, mengingat panggilan ‘sayang’. Meskipun sudah bertekad untuk tetap menjaga persahabatannya dengan Disra. Namun, tetap saja hatinya tak rela jika gadis itu memiliki kekasih.

“Kenapa kau berkata seperti itu?” tanya Disra.

“Berkata apa?” tanya Melvin seolah dia tak mengatakan apapun.

“Kau tadi memanggilku ‘sayang’. Apa kau lupa?”

“Lalu, kenapa kau gugup seperti sedang selingkuh? Bukankah kau bilang hubungan dengan Felix murni hanya sebuah persahabatan?” cecar Melvin.

“Memang benar. Aku dan Felix hanya bersahabat,” bela Disra.

“Kalau begitu, tak usah panik jika kalian hanya bersahabat,” ucap Melvin.

Disra terdiam, dia dan Felix memang murni bersahabat. Namun, mereka memiliki perjanjian sendiri. Ya, mereka sangat dekat hingga mengatakan apapun yang terjadi. Hanya tentang Melvin yang mengejarnya yang tak pernah Disra katakan pada Felix.

Dia tahu, jika Felix tahu Melvin mengganggunya. Kemungkinan besar, sahabatnya itu tak akan segan menghajar Melvin. Karena itu, Disra tak menceritakan detil tentang Melvin yang melamarnya.

“Bukan seperti itu. Aku dan Felix terlalu dekat. Kami punya aturan sendri dalam bersahabat,” jelas Disra.

“Aturan?” tanya Melvin bingung.

“Ya, kami punya aturan dalam bersahabat,” ujar Disra.

1.     Jangan pernah membagikan rahasia kita

pada siapapun.

2.     Menjalankan hobby bersama.

3.     Jangan menutupi masalah.

4.     Menjadi orang pertama yang tahu jika

memiliki kekasih dan harus memperkenalkan.

5. Tidak mempermasalahkan keyakinan.

6. Jangan pernah mengkhianati persahabatan

Mereka memiliki aturan dalam bersahabat. Ya, Disra dan Felix menceritakan rahasia masing-masing dan tak boleh memberi tahu orang lain.

"Aturan apa?" tanya Melvin.

"Aturan yang hanya kami yang tahu," jelas Disra.

"Ya aturan apa? Aku harus tahu," tegas Melvin.

"Untuk apa kau tahu?"

"Karena aku tak ingin wanitaku terlalu dekat dengan pria lain!" hardik Melvin.

1
Rahmaniar
suka sekali dengan ceritanya.top pokok nya.
Age Nairie: Terima kasih, Kak 🙏🥰
total 1 replies
fsf
cantik itu terpancar dari jiwa kita sendiri jg ngak usah minder y dis
Endang Sulistia
bagus nih....tokohnya g selalu sempurna
Endang Sulistia
asem
Endang Sulistia
Luar biasa
Endang Sulistia
betul tuh...
Endang Sulistia
seru nih...
Endang Sulistia
akibat jari kpleset nih..
Endang Sulistia
peter kah...
Endang Sulistia
🤦🤦🤦
Endang Sulistia
aku suka gaya Lo dia...😄😄😄
Endang Sulistia
sama2 ngeles...
Endang Sulistia
wah...gitu rupanya kerja call center ya...
fsf
sumpah ngakak 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
sepolos itukah Malvin 🤣🤣🤣
Age Nairie: Berdasarkan pengalaman seseorang, Kak. 🙏🤭
total 1 replies
fsf
wkwkwk..... semuanya serba gercep y Malvin
fsf
wkwkwk..... Malvin sok polos padahal itu cuma starategi dia buat cepet" nikah 😄😄
fsf
auto nikah mendadak 😂😂
fsf
malvin pasti sedih
fsf
ow....jadi Melvin pernah hutang nyawa y sama disra
fsf
Malvin secinta itu sama disra seperti nya ada sesuatu hal yg masih dirahasiakan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!