"Jangan bunuh aku."
Sydney tidak menyangka hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat hanya dalam satu malam. Ia melihat saudaranya dibunuh oleh seorang pria, dan dirinya terjebak dalam situasi sulit. Penderitaan ini tidak ia terima, dan alam mengabulkan permohonannya. Namun, ia malah harus menikah dengan seorang pria kejam bernama Ransom Alexander. Dia adalah pria yang paling Sydney benci. Pernikahan ini adalah dendam.
Cover by : Ineed design.
IG : renitaaprilreal
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon renita april, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Hadir
Ransom mendekat, ia meraih kedua bahu Kayla, membantunya berdiri, kemudian memeluknya erat. Dalam pelukan pria itu, Kayla menangis sejadi-jadinya karena saat ini Ransom bukan lagi pria lajang. Dia telah menikahi wanita lain.
“Kenapa kau tega padaku, Ransom? Aku bilang tunggu 3 bulan lagi, tetapi kau malah menikah,” ucap Kayla, ia mengusap air matanya yang tidak berhenti menetes.
Ransom menarik diri, menatap Kayla lekat. “3 tahun, kau memintaku menunggu selama 3 tahun. Aku sudah melakukannya. Tapi apa? Kau pergi selama 5 tahun. Aku meneleponmu agar kau segera kembali, aku ingin menikah denganmu, lalu apa yang kau katakan padaku? Tunggu selama 6 bulan. Ya, aku menunggu lagi, tetapi kau bilang aku harus menunggu selama 3 bulan lagi. Kau mempermainkanku, Kayla. Kau yang tidak serius menjalin hubungan ini denganku.”
Kayla menggeleng, terlihat dari matanya yang penuh penyesalan. Ia memang sering menyuruh Ransom menunggu. Ia tidak ingin menikah selagi kariernya di atas puncak, meski nantinya pria itu mampu membiayai kehidupannya. Kayla ingin mandiri, ingin punya sesuatu yang bisa ia banggakan dalam hidupnya. Selama 5 tahun, ia telah banyak memenangkan penghargaan film, bahkan karya-karyanya juga sering masuk box office.
“Maafkan aku, Ransom.” Kayla berlutut di depannya. “Aku salah, aku tidak ingin kehilangan dirimu lagi.”
“Jangan menangis lagi.” Ransom membawa Kayla dalam pelukannya.
“Sekarang aku sudah kembali.”
“Ya, aku senang kau kembali.” Ransom mengecup kening Kayla, ia seakan lupa bahwa saat ini sudah berstatus suami dari seorang wanita bernama Sydney.
Sementara Sydney yang berada di kediaman Forest, tengah menyiapkan makan malam untuk keluarganya. Kebetulan David juga sudah datang. Pemuda itu sangat senang mendapat oleh-oleh dari Maldives.
“Ransom jadi datang?” tanya David, ia main comot saja sayap ayam dari meja makan dan membuat Sydney melotot.
“Memangnya sudah jam berapa?”
“Baru pukul 6 sore.”
“Mungkin sebentar lagi, aku akan kirim pesan. Siapa tahu dia lupa? Aku belum terbiasa dengan dirinya.”
“Dia seorang pekerja keras, aku rasa dia sibuk.”
“Sibuk? Tapi dia harus meluangkan waktu untuk berkunjung ke rumah mertuanya. Ini kepulangan pertama diriku di rumah ini. Harusnya dia bawa hadiah,” kata Sydney.
“Ya, ampun. Kau galak sekali. Jika sikapmu seperti ini, suamimu juga tidak akan betah.”
“Aku tinggal cari suamimu baru.” Sydney tertawa saat mengatakannya.
“Sydney, jaga bicaramu,” ucap Andi, yang tiba-tiba muncul.
David menjulurkan lidah, ia senang jika adiknya dimarahi. Sydney yang melihat itu cemberut. Lebih baik ia segera menghubungi Ransom saja. Sydney berjalan agak jauh dari David dan Andi, barulah menelepon.
Namun, panggilannya tidak diangkat. Sydney mengirim pesan, mengingatkan agar Ransom segera datang karena kalau tidak, ia akan makan malam tanpa menunggu lagi.
“Syd, kau bermalam di sini, kan?” tanya David.
“Mengagetkan saja. Aku belum tahu.”
“Bermalam di sini saja. Kita nonton film bersama. Kau pernah berjanji akan menonton film Penyihir Hitam bersamaku.”
“Baiklah, aku akan menginap di sini.”
“Bagus! Aku akan siapkan popcorn.” David bergegas berlari ke dapur. Sydney tertawa kecil melihat tingkah kakaknya. Sudah dewasa, tapi masih saja seperti anak kecil.
Pukul 7 malam tiba, dan memang sudah masuk jam makan malam, tetapi Ransom belum terlihat batang hidungnya. Andi, David, dan Sydney sudah menunggu di meja makan.
“Kita makan saja dulu,” ucap Sydney.
“Tunggu 10 menit lagi. Jika Ransom tidak datang, kita makan saja,” kata Andi.
atw syd brmain dgn cara elegan...😀