NovelToon NovelToon
Tabir Pernikahan

Tabir Pernikahan

Status: tamat
Genre:Tamat / Pelakor / Angst / Romansa / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam / Ibu Tiri
Popularitas:3.9M
Nilai: 4.7
Nama Author: Susanti 31

Ig: Tantye 005

Juara Favorit pembaca Air mata Pernikahan 2

Menikah karena perjodohan membuat Harun membutuhkan waktu lama untuk mencintai istrinya-Haura. Di hari Aniversarry mereka yang pertama, pria itu berencana mengatakan cintanya pada Haura.

Namun, kebenaran tentang wanita itu membuat Harun mengurungkan niatnya. Alih-alih mengatakan cinta, Harun malah mengusir Istrinya dari rumah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susanti 31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 34 ~ Tabir Pernikahan

Lagi dan lagi penyesalan mengerogoti hati Harun ketika melihat beberapa tayangan CCTV yang memperlihatkan penyiksaan Elena pada Haura. Bukan hanya sekali tapi berulang kali.

Tidak terasa air mata Harun kembali berjatuhan, membayangkan bagaimana sakitnya menjadi Haura selama ini. Selalu terlihat baik-baik saja dan tersenyum tanpa beban, padahal sedang menyimpan luka sangat dalam.

"Aku gagal jadi suami yang baik untukmu Ra, maaf," lirih Harun.

Pria itu tidak lagi melanjutkan penjelajahannya karena tidak sanggup melihat penderitaan Haura akan siksaan Vivian juga Elena.

"Tangan kamu terluka lagi? Kena pisau lagi?"

"Haura, aku sudah katangan jangan ke dapur! Lihat tangan kamu melepuh!"

Pertanyaan itu sering kali Harun layangkan dulu setiap kali pulang dari rumah sakit karena melihat beberapa luka di tangan Haura. Entah, luka goresan, atau seperti terbakar. Tanpa tahu istrinya mendapatkan siksaan di rumahnya sendiri.

Setiap kali bertanya Haura selalu menjawabnya, tidak fokus bekerja dan hal-hal lainnya yang masuk akal, sehingga Harun pecaya begitu saja.

Pria itu mengusap wajahnya berulang kali, mengambil ponselnya lalu kembali menghubungi kontak yang sama. Namun, lagi-lagi tidak aktif, mungkin Haura telah memblokir nomornya.

Tidak, tidak ada wanita yang akan tahan dengan pria sepertinya yang hanya percaya sesuatu yang dia lihat dibadingkan mendengarkan penjelasan orang lain.

"Aku harus menyelesaikan Vivian dan Bunda Elena dulu sebelum menemui Haura." Tekad Harun mengepalkan tangannya.

Harun kembali meneliti layar komputer di depannya, kali ini menyetel hari sebelum kematian ayahnya. Lebih tepat, saat ayahnya terbaring tidak berdaya di dalam kamar.

Tatapan pria itu membulat sempurna ketika melihat tayangan di mana Elena masuk ke ruang perawatan ayahnya jam 12 malam, satu jam setelah ayahnya ditemukan meninggal dunia.

***

Satu jam sebelum kematian ayah Harun.

Elana yang tidak sengaja mendengar pembicaraan suaminya dengan pengacara yang mengurus harta warisan, sangat geram ketika tahu dia tidak masuk dalam list penerima harta warisan Edelweis.

Karena sangat geram, wanita peruh baya yang menyandang gelar nyonya Edelweis tersebut berencana akan membunuh suaminya setelah mendapatkan apa yang dia ingingkan.

Tepat jam 12 malam, setelah semua orang rumah tertidur dengan lelapnya. Elena mengendap-endap memasuki ruangan perawatan ayah Harun yang memang sudah sakit kurang lebih satu bulan.

Wanita paruh baya itu menatap remeh pada Pria paruh yang tengah memejamkan matanya, dia menunduk dan membisikkan sesuatu di telinga ayah Harun.

"Mas, apa kau sudah tidur?" bisik Elena.

Ayah Harun lantas membuka matanya, mengeleng sambil melempar senyum pada istri yang dia kenal baik pada putra dan menantunya. Hanya saja ayah Harun tidak mempercayakan apapun pada Elena, sebab wanita itu baru dalam hidupnya.

"Elena?"

"Iya mas ini aku. Apa perasaanmu baik-baik saja setelah membagi harta warisan tanpa memasukkan namaku ataupun Vivia?" Elena langsung membahas hal penting tanpa ingin berbasa-basi lebih dulu.

"Ma-maaf Elena, aku hanya ...."

"Cucu pertamalah yang akan banyak diutungkan dalam hal ini, lalu kenapa kau menikahkan Haura dengan Harun? Kenapa bukan putriku saja?" Elena senyum tipis sambil memindahkan selang oksigen di hidung ayah Harun tanpa beban sama sekali, membuat pria paruh baya itu kesusahan untuk bernafas.

Susah payah ayah Harun meraih selang oksigen. Namun, Elena terus menjauhkannya.

"El-lena, ap-apa y-ang kau lakukan?" tanya ayah Harun terbata, layar monitor yang memperlihatkan alat vital ayah Harun mulai berbunyi nyaring seiring nafas pria paruh baya itu tersengal-sengal.

"Kau sudah tidak pantas hidup lagi Mas. Sekarang giliranku menjalankan keuangan Edelweis, dan menikahkan Vivian dan Harun apapun yang terjadi." Elena tersenyum licik, tidak ada rasa iba di hatinya, padahal suaminya akan meregang nyawa.

"Ke-kenapa kau melakukan ...."

Tit ... Tit ... Tittttttttttttt

Garis kurva pada layar monitor berubah menjadi garis lurus, pertanda ayah Harun baru saja meregang nyawa di tangan istrinya sendiri.

Tidak ingin dicurigai oleh siapapun, Elena kembali mamasang selang oksigen dengan tenang lalu keluar dari ruangan itu tanpa menimbulkan suara.

Elena kembali ke kamarnya, tidur dengan nyenyak seolah tidak ada yang terjadi sebelumnya.

1
Bundanya Pandu Pharamadina
Erza otak Harus mesti getok pake palu
Bundanya Pandu Pharamadina
dua benalu tuh di depanmu (Harun) orang berduit tp bukan nya menyelidiki dulu kebenarannya
Bundanya Pandu Pharamadina
karakter wanita yg mudah tertindas, harusnya rumahnya ada CCTV
Bundanya Pandu Pharamadina
like
favorit
👍❤
Evy
Diana + Dr Erza
Olha Alamri
bodoh
Anonymous
ok
Eva Marasabessy
lanjut
Silvi Vicka Carolina
cari nama jagan yang hampir sama ...otaku jadi mikir dua kali
Tria Hartanto
lanjut thor awal yg bagus
Mutyanti Ummu Al Ghozi
bakul martabak hadir
Runik Runma
bahagia sllu
Runik Runma
goblok jde laki
Runik Runma
nah lho
Runik Runma
semngat haura
Runik Runma
dasar
Nana Mardiana
jadi baper bacanys
Selvy Anton
Luar biasa
Yuyun Kurniasih
iya thor mna nih kisah Diana sm Ezra,,biar lbh semangat bcanya
Erni Kusumawati
kayanya gak ada dj dunia nyata orang sprti Haura deh.. kalaupun ada pasti hanya 1 dr 100 orang☺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!