Zona Kpop, aktor korea, yang gak suka silahkan skip, daripada meninggalkan jejak hate!
"Aku akan membuat mu lepas dari cengkraman ibu tiri mu, dengan satu syarat."
"Apa syarat nya?"
"Kau harus menjadi partner ranjang ku,"
Azzendra Grew Nicholas, pria muda berusia 29 tahun seorang CEO yang menjebak seorang gadis untuk menjadi partner ranjang nya.
Wenthrisca Liu atau akrab di sapa Ica, terpaksa menerima penawaran gila Zen demi bisa bebas dari jeratan ibu tiri nya.
Bagaiamana kisah mereka selanjutnya? simak disini.
Karya real hanya ada di Noveltoon/Mangatoon, selebih nya Fake/plagiat, happy reading❤️
Edit cover by KINOSANN
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Benar saja, selama di kantor dan menghadiri meeting bersama klien, Zen nampak tak fokus, bahkan beberapa kali mendapat teguran dari klien dan juga asisten nya.
Seperti saat ini, Zen sedang meeting bersama Bimo. Saat Bimo menjelaskan beberapa keterangan tentang proyek yang akan di bangun, Zen sering melamun, menatap kosong, sesekali tersenyum dan kadang juga wajah nya berubah datar.
"Maaf Tuan Zen, bisakah anda fokus dengan meeting ini? Saya datang kesini jauh-jauh hanya untuk meeting.."
"Aahh, maaf pak. Saya memikirkan seseorang yang sedang sakit di rumah." Jawab Zen.
"Baik, tapi saya mohon untuk fokus."
Zen pun berusaha fokus, meski bayang-bayang Ica yang meringkuk kesakitan tadi pagi terlintas jelas dalam ingatan nya.
Hingga satu jam kemudian, meeting pun selesai dan klien sudah menandatangani berkas kerja sama.
"Terimakasih sudah bekerja sama dengan perusahaan kami, Pak.." Zen mengulurkan tangan nya pada klien untuk berjabat tangan.
Pria itu menerima uluran tangan Zen dan menyunggingkan senyuman tipis nya.
"Sama-sama Tuan Zen, saya hanya salah satu orang yang beruntung bisa bekerja sama dengan perusahaan Tuan."
"Maaf atas ketidak nyamanan nya, lain kali saya akan lebih profesional." Ucap Zen.
"Kalau begitu kami permisi dulu.." Zen menganggukan kepala nya, lalu kedua orang itu pergi meninggalkan restoran tempat mereka meeting.
"Bim, sisa nya kau urus ya. Aku ingin pulang, aku kepikiran terus dengan keadaan Ica."
"Baik tuan, apa perlu saya antar?" Tanya Bimo.
"Tak perlu, aku bawa mobil. Kau bisa naik taksi ke kantor.."
"Baik tuan, hati-hati di jalan." Peringat Bimo, Zen mengangguk paham dan segera pergi dari hadapan Bimo.
....
"Bibi, ayolah.."
"Non, bibi gak mau ambil resiko. Gak boleh ya.."
"Bibi kan baik, Ica cuma pengen rujak mangga muda." Rengek Ica.
"Nona gak ngidam kan?"
"Enggak Bi, Ica belum pernah di apa-apain sama Daddy. Malahan Ica kan sedang datang bulan, bibi tau sendiri kan? Bibi yang ajarin Daddy buat teh jahe.."
"Ayolah Bi, satu buah aja.." Ucap Ica sambil mengayunkan lengan Bi Arin.
Tapi rengekan itu terhenti saat suara membuat nya menoleh ke arah suara.
"Baby, Daddy pulang.." Zen masuk ke mansion dengan menenteng jas nya, juga tas kerja.
"Daddy.." Ica menghambur ke pelukan Zen, menduselkan wajah nya di dada bidang Zen.
"Sudah merasa lebih baik sayang?" Tanya Zen sambil mengusap kepala gadis nya.
"Sudah Dad, tak terlalu mulas."
Syukurlah, lagi ngapain sama Bi Arin?" Tanya Zen.
"Nona merengek meminta rujak mangga muda Tuan.." Jawab Bi Arin, membuat Ica cengengesan. Karena dengan jelas, Zen begitu melarang gadis nya makan pedas atau asam.
"Baby ingin melanggar perintah Daddy?"
"Dikit aja Dad, Ica kalau datang bulan biasa nya suka ngerujak." Ica memainkan ujung pakaian nya karena gugup, takut kalau pria itu marah. Semua orang tau, kalau Zen marah pasti sangat menakutkan.
"Tetep gak boleh sayang, Daddy melarang itu juga untuk kebaikan mu."
"Baiklah, terserah Daddy." Jawab Ica ketus, lalu pergi dari depan Zen dengan kaki yang menghentak-hentak lantai, pertanda kalau gadis itu tengah kesal.
"Baby.." Zen mengejar gadis nya, tapi terlambat Ica sudah menutup pintu kamar dan mengunci nya.
"By, buka sayang. Daddy melakukan ini karena sayang sama kamu By,"
"Ica pengen sendiri, Daddy jangan ganggu." Jawaban yang membuat Zen mematung.
"Jangan pernah bilang kamu ingin sendiri By, Daddy disini sayang. Jangan begini.." Zen terus mengetuk pintu kamar Ica.
"Baby, sayang Daddy mohon.." Bujuk Zen, tapi gadis itu tak juga membuka pintu nya.
Bi Arin melihat raut wajah tuan nya yang nampak berantakan.
"Tuan, perempuan yang sedang menstruasi biasa nya mengalami mood swing."
"Apa artinya itu Bi?" Tanya Zen pelan.
"Mood nya berubah-ubah Tuan, kadang baik dan kadang buruk juga dan bisa berubah dalam hitungan detik atau menit."
"Benarkah?"
"Iya tuan, itu karena hormon dan saya tau, perempuan menstruasi juga kadang menginginkan makanan pedas atau asam, itu juga karena hormon." Jelas Bi Arin.
"Jadi aku harus membiarkan Ica sendiri dulu?"
"Menurut saya begitu, mungkin itu yang terbaik." Jawab Bi Arin.
Zen menatap pintu yang tertutup dan di kunci dari dalam itu dengan nanar. Niat nya baik, dia tak mau gadis nya makan sembarangan. Tapi malah membuat nya merajuk.
....
Zen keluar dari kamar tamu di lantai bawah setelah membersihkan tubuh nya, tapi ajaib. Dia sudah melihat gadis nya sedang menonton televisi di ruang tamu.
"Daddy.." Ica merentangkan tangan nya, Zen dengan senang hati mendekat dan mendekap tubuh mungil gadis nya.
"Sudah merajuk nya?"
"Ohh jadi Daddy ingin aku marah lagi?" Tanya balik Ica membuat Zen mendelik.
"Bukan begitu sayang, tapi apa kamu tau? Aku sangat takut kalau kamu marah lama padaku."
"Enggak kok, Dad pengen jalan-jalan dong. Bosan.." Keluh Ica dengan manja nya.
"Mau ke mall?" Tanya Zen.
"Mau Dad.." Ica menganggukkan kepala nya dengan cepat, pertanda dia sangat excited.
"Ganti baju terus rambut nya di urai ya, jangan di iket."
"Memang nya kenapa Dad?" Tanya Ica heran.
"Kamu nampak lebih cantik saat rambut mu terurai."
"Ohh oke Dad.." Ica pergi ke kamar nya dengan langkah riang.
Benar kata Bi Arin, mood perempuan yang sedang datang bulan mudah sekali berubah.
Tak lama, gadis itu keluar dengan membawa tas berisi dompet dan ponsel.
"Ayo Dad.." Ajak Ica dengan menggenggam lengan Zen.
"Sabar sayang, pelan-pelan."
"Gak sabar pengen jalan-jalan." Celoteh Ica dengan antusias nya.
....
Zen mengemudikan mobil nya ke mall terbesar yang jarak nya lumayan dekat dari rumah nya.
"Daddy, besar banget mall nya. Pengen beli, boleh gak?"
"Boleh, Daddy mampu membelikan mall ini untuk mu By."
"Eehh, enggak deh buat apa. Ayo Dad.."
Zen tersenyum lalu berjalan di samping Ica yang nampak sangat antusias ingin segera memasuki kawasan mall.
"Kita poto yuk?" Ajak Zen saat melihat studio poto di dekat food counter.
"Boleh Dad," Jawab Ica, mereka pun berfoto beberapa kali dengan pose mesra.
"Oh ya Dad, Ica udah buat akun Inst*gram.."
"Username nya apa By?" Tanya Zen setelah mereka selesai berfoto.
"Wenthrisca Nicholas." Jawab Ica.
"Kenapa Nicholas? Bukan nya nama lengkap mu Wenthrisca Liu, By?"
"Nicholas kan nama belakang Daddy.." Jawab Ica santai, dia fokus melihat-lihat poto polaroid di tangan nya.
"Aisshh, kenapa aku bisa melupakan nama belakang ku." Rutuk Zen sambil menepuk jidat nya.
"Sama nama sendiri aja lupa.." Ledek Ica dengan senyum mengejek nya.
.....
🌷🌷🌷
Plis lahh😭😭
Emg mo di gagahi waktu M?