Karena mempunyai kelainan aneh, Keylin dibeli dan dijadikan Ibu Susu. Gadis perawan itu ditugaskan hanya untuk mengurus Samuel, calon pewaris Mafia SKYPEA. Pesona cantik Ibu Susu Samuel itupun perlahan membuat Edgar jatuh hati sehingga diam - diam pria itu memendam hasrat cinta padanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asti Amanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Warnanya Pink - Pink
[ 21 + ]
"Tidak dong, aku sangat menjaga status perawanku," ucap Edgar menepuk dada.
"Perawan? Kok status perawan? Tuan ini bukan perjaka tulen ya?" tebak Keylin. Edgar mengatup bibirnya, salah bicara.
"Salah! Aku perjaka tahu! Tadi itu salah ngomong kok," timpal Edgar membetulkan. Keylin tertawa lucu. Suami dan sekaligus ketua mafia itu bisa melakukan kesalahan lisan.
"Terus, kalau Tuan belum berpengalaman, bagaimana kita bikin anaknya dong?" tanya Keylin. Edgar mencubit hidung Keylin yang menggemaskan. Serasa mengalahkan keimutan Samuel.
"Tenang saja, aku tahu beberapa hal kok," ucap Edgar tersenyum smirk.
"Caranya?" Keylin mulai lagi dengan kepolosannya.
"Masuk kamar,"
"Terus?"
"Matiin lampu," ucap Edgar menunjuk saklar.
"Jangan!" ujar Keylin.
"Hah? Kenapa?" tanya Edgar melihat istrinya ketakutan.
"Kalau mati lampu nanti ada pocong hitam," bisik Keylin.
"Kalau ada pocong, takutnya nanti ikut masuk ke dalam selimut," sambungnya melirik kanan kiri dan memegang tangan Edgar kuat - kuat. Masih belum melupakan bagaimana penampakan pocong mesum dalam mimpinya.
Mood Edgar hampir runtuh mendengarnya. Tentu kesal masih dianggap dedemit.
"Kok, selimut? Buat apa?" tanya Edgar mencoba bersabar. Keylin diam, ia mengingat kelakuan ayahnya yang melakukan senonoh dalam selimut kepada wanita malam.
"Aku nggak tahu, Tuan," ucap Keylin tak mau jujur.
"Ya sudah, coba sini berikan tanganmu padaku," pinta Edgar. Keylin pun menerima uluran tangan suaminya, kemudian tangannya itu diarahkan ke resleting celana Edgar.
"Tuan, mau apa?" tanya Keylin mulai cemas.
"Untuk memulainya, kau harus berkenalan dengan suami keduamu, sayang," kekeh Edgar bermaksud mesum.
"Akhh, jangan macam - macam kau, Tuan!" ujar Keylin bergidik geli. Pelipis mata Edgar mengkerut dibentak tiba - tiba.
"Kok tuduh aku macam - macam dan marah padaku??" tanya Edgar heran sebab jelas - jelas Keylin yang mau macam - macam padanya tapi malah dituduh sebaliknya.
"Itu habisnya buat apa tanganku masuk ke celana, Tuan?" Keylin mau berdiri tapi dua pahanya ditekan Edgar.
"Hadeh, kau jangan takut seperti itu. Sini pegang dulu si Jack, kau harus mengenalnya supaya kalian bisa akrab," goda Edgar meraih tangan Keylin yang bergetar.
'Pfft, dia niat nggak sih bikin anak sama aku?' batin Edgar ingin sekali tertawa, terbahak - bahak. 'Pegang burung saja kayak mau pegang ranjau.' Edgar tersenyum jahat melihat kening istrinya sudah dibasahi keringat dingin.
Mata Keylin membola sempurna setelah menerobos masuk ke resleting Edgar. Ia tak sengaja memegang sesuatu yang berkulit dan berdaging. Kemudian mencuat keluar. "Akhhh! Apa itu?" pekik Keylin satu tangannya menutup mata dan satu tangannya ditahan Edgar supaya tidak lepas dari Jack.
"Hei, sayang. Buka dong matanya, masa segitu ajah sudah tutup mata?" Edgar memohon manja dan tetap menahan tangan Keylin yang memberontak.
"Tidak mau," tolak Keylin dengan pipi yang memerah seperti kepiting rebus sudah merasakan sang pamungkas Edgar. Edgar menarik pinggul Keylin.
"Hei, sayang. Apa kau tidak puas hanya memegang dan tidak melihat Jack?" Sekali lagi menggoda istrinya. Keylin yang terus deg - degan memberanikan diri mengintip Jack.
Seketika Ibu susu Samuel itu terpaku.
"Ihh, kok kayak batang es?"
'Hah, batang es??' kaget Edgar dalam hati.
"Eh, Tuan, kenapa?" tanya Keylin cemas. Tentu saja hasrat Edgar sudah bergejolak. Ia berdiri dan mengangkat Keylin.
"Ahhh .... Tuan Ed! Kau mau bawa aku kemana?" pekik Keylin takut dilempar keluar jendela malam - malam. Tetapi langkah Edgar menuju ke sebuah ranjang darurat.
Keylin syok dihempaskan ke atas kasur dan melihat Edgar sudah terkendali oleh bir4hinya. Keylin yang belum sepenuhnya siap, akhirnya mati rasa melihat Edgar memeperlihatkan Jack yang sesungguhnya. Keylin melongo seperti diperlihatkan pedang yang bengkok ke atas membuat seluruh tubuh Keylin bergetar ketakutan dan menutup mata.
"Sayang, ayo main sama om." Edgar menyeringai layaknya sikopet dengan tatapan mesumnya itu.
"Ahhh, nggak mau! Ampuun!" tolak Keylin merangkak ke sisi ranjang kemudian berlari terbirit - birit keluar. Takut segelnya dikenyot - kenyot brutal. Teriakannya bahkan menggema dan sampai ke telinga lima bodyguard, dan juga ke Mona yang bersusah payah menenangkan Samuel.
"Wah, jangan - jangan mereka berdua sudah memulainya?" gumam Mona tersenyum lega sebab waktunya keluar malmingan sebentar. Edgar kembali merapikan pakaiannya dan keluar mencari Keylin.
Mona segera meletakkan Samuel ke dalam ayunan. "Baiklah, mumpung Tuan Samuel sudah tidur, aku keluar sekarang." Mona berjalan ke jendela ingin menutupnya namun tiba - tiba ada suara tangisan aneh di luar kamar.
"Hiks...hiks..."
Tangisan itu semakin jelas. Mona menjauh dari jendela dengan perasaan takut. "Jangan - jangan itu arwah Bibi asisten?" Mona melihat ke arah jendela dan memeluk diri sendiri. Angin sejuk malam menghembus masuk dan menerbangkan gorden jendela. Suasana di sekitarnya entah kenapa tampak menyeramkan.
"Akhhh!" pekik Mona kaget saat bahunya dipegang seseorang.
"Hei, mengapa kau ada di sini?" tanya Edgar dengan mimik curiga. "Maaf, Tuan, saya disuruh Nona Keylin menjaga Tuan Samuel." Mona menunduk takut.
Sontak, suara tangisan lagi - lagi mengejutkannya.
"Siapa itu yang menangis?" tanya Edgar.
"Coba kau ke sana lihat!" sambungnya menunjuk jendela.
"Saya ke sana, Tuan?" Mona menunjuk diri sendiri.
"Ya-iyalah, siapa lagi kalau bukan kau?" bentak Edgar. Mona pun maju ke arah jendela dengan mata terpejam. Namun rupa - rupanya suara tangisan itu berasal dari pohon di dekat kamar. Mona terbelalak ada sosok putih di atas pohon. Semakin diperhatikan, semakin Mona melihat jelas itu sosok manusia sebab ada dua kakinya.
"Woi, Nona Keylin! Ngapain manjat pohon mangga malam - malam?" panggil Mona setengah teriak.
"Mona... shhht, jangan berisik," ucap Keylin mendesis dan sesegukan.
"Kenapa?" tanya Mona heran.
"Aku lagi kabur dari Tuan Edgar," jawab Keylin berbisik.
"Kenapa kau kabur?"
"Tuan Edgar menyeramkan! Dia punya sesuatu yang imut - imut tapi mengerikan seperti monster. Aku tidak berani!" kata Keylin ngos - ngosan menjawab. Edgar di dekat ayunan Samuel dan mendengar obrolan dua wanita itu tampak kesal. Edgar bergegas turun ke bawah menuju ke pohon itu. Pantas saja lima bodyguard tidak menemukan Keylin, ternyata istrinya cosplay jadi mba kunti malam ini.
"Terus ngapain nangis?" tanya Mona.
"Hiks, Mona... Tulunin, aku nggak bisa turun," rengek Keylin melihat ke bawah yang curam. Bagaimana bisa? Itu karena tempat Keylin lebih tinggi dari lantai dua.
"Lha? Kalau begitu, bagaimana kau bisa manjat?" tanya Mona sangat gemas melihat Keylin menyedihkan di sana.
"Aku juga nggak tahu, tiba - tiba saja bisa naik ke sini." Keylin memasang wajah sedihnya.
"Ya sudah, sini lompat, sayang."
Deg.
Keylin menengok ke bawah dan melihat Edgar melebarkan dua tangannya yang siap menangkap istrinya. Sedangkan Mona menampol jidatnya. Keinginannya yang mau pergi malmingan pupus malam ini. Edgar pun kini berhasil memeluk Keylin lagi dan menyinggung senyum anehnya. Keylin malam ini tak berdaya diangkat layaknya barang orderan.
"Sekarang kau harus layani aku. Kita bikin anak satu lusin."
Keylin menutup wajahnya yang memerah, tidak mau para bodyguard memperhatikannya, tapi mereka tertawa diam - diam melihat kelakuan Bos mereka yang berhasil menaklukan istrinya. Edgar membawa Keylin ke ranjang darurat.
.
Penerobosan ke 3 penuh drama amat wkwk
Maaf ya kalau banyak typo dan kesalahan🙏