Bagaimana jika degup ku tak kunjung meredup, sedangkan rasamu tak kunjung selaras. Bagaimana jika rindupun tak kian padam namun rasanya terus meredam. Ternyata benar tidak ada yang mampu menggenggam hujan. karena hujan jatuhnya selalu menyakitkan bukan. (Lavanya)
Kisah gadis Bar-Bar yang mengalami broken home, bukan hanya broken home tapi juga broken heart, sebab teman masa kecilnya sekaligus tentangga depan rumahnya mendadak menjauh dan renggang karena di antara keduanya terjadi kesalahpahaman hingga membuat keduanya menjaga jarak, namun memang dasarnya jodoh sudah di pisahkan pun tetap kembali bersama walaupun harus melalui jalur perjodohan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon y.al_29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertengkar
Saat ini Lavanya dan Xabiru sudah berada di dalam mobil, hening tak ada percakapan yang terjadi di antara keduanya. Xabiru juga tak berniat menjalankan mesin mobilnya. Sampai akhirnya Lavanya lebih dulu berbicara.
"Lu kenapa sih, narik-narik gue kaya tadi, gue malu tau ga, mikir dikit lah, lagi pula bisa-bisanya lu tiba-tiba ada di sin..." Lavanya belum selesai berbicara sudah lebih dulu di potong.
"Kenapa? Kenapa kalo gue ada di sini?" Tanya Xabiru yang saat ini berusaha menahan emosinya.
"Yah lu ngapain ada di sini, lu ikutin gue? Gue ga suka ya.."
"Bisa ga jangan hidup semaunya terus" Ucap Xabiru dengan sedikit penekanan.
"Bisa ga, lu ga usah urusin hidup gue, urusin aja hidup lu, ngapain mesti ikut campur sama hidup gue, jadi gausah so ngatur lah" Ucap Lavanya dengan kesal. Sedangkan Xabiru rasanya sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi.
"Terus menurut lu gue harus diem aja ngeliat kelakuan lu, apa lu pernah mikir kalo yang lu lakuin itu bahaya, terus menurut lu apa pantas cewek keluar rumah malem-malem dengan cara diem-diem cuma mau nongkrong-nongkrong ga jelas sama cowok-cowok berandal kaya gitu" Ucap Xabiru dengan emosi yang sudah memuncak. "Oh apa lu seneng di sana karena banyak cowok, pengen jadi pusat perhatian cowok-cowok itu lu, tandanya lu tuh ga jauh beda sama cewe mur...." Belum selesai Xabiru berbicara Lavanya sudah lebih dulu menampar pipinya.
"PLAK.... JAGA BICARA LU" Ucap Lavanya dengan lantang. " Terserah lu mau bilang gue cewek murahan, atau apa gue ga perduli, lu tau apa tentang hidup gue, lu siapa di hidup gue, lu cuma orang asing yang tiba-tiba masuk di kehidupan gue, perduli apa lu sama gue, tau apa lu tentang gue? Tau apa hah JAWABB SIALAN?" Lanjutnya dengan penuh emosi. "Lu ga tau apa-apa tentang hidup gue Xabiru" Ucapnya dengan nada rendah dan sudah di pastikan air matanya saat ini sudah menetes.
"Gue tau tentang lu, gue tau apa yang lu alamin, gue tau semua rasa sakit lu, gue paham, gue ngerasain apa yang lu rasain, karena gue perduli sama lu, lu sadar ga, sekhawatir apa saat gue liat lu turun dari atas balkon cuma pake tambang, lu ngerti engga setakut apa gue liat lu balapan kaya tadi lu ngerti ga? Dan satu lagi apa lu pernah mikir gimana kalo yang liat aktivitas lu sekarang Nyokap lu" Jelas Xabiru panjang lebar.
"Atas dasar apa lu khawatir, atas dasar apa lu perduli dan kalo lu tau tentang gue kenapa harus berasumsi seenaknya, ATAS DASAR APA LU BILANG GUE CEWEK MURAH" jerit Lavanya dengan lantang.
"GUE CEMBURU, gue cemburu liat lu sama cowok-cowok tadi, gue takut lu kenapa-kenapa, gue.. gue... Lu harus paham perasaan gue Lavanya, kenapa lu ga paham" Ujar Xabiru dengan suara yang kian parau dan menuduk di atas setir mobil.
Sedangkan Lavanya yang mendengar itu seketika terkejut, sebenarnya Xabiru ini kenapa, tidak mungkin kan dia mempunyai perasan kepadanya, dia hanya tidak mau berharap lebih. Tapi melihat bagaimana frustrasinya Xabiru dia jadi merasa bersalah, dan yang lebih membuatnya terkejut adalah saat ini Xabiru juga ikut meneteskan air mata. Namun tak lama dia hapus kembali.
"Kenapa lu nangis kaya gini, jangan ngebuat gue ngerasa bersalah, karena gue ga ngerasa salah sama sekali hiks..hiks" Celetuk Lavanya sambil terisak-isak. Sedangkan Xabiru tau Lavanya hanya membual karena aslinya Lavanya sedang merasa bersalah.
"Bodoh, ga ngerasa bersalah tapi nangis Sampe segukan" Celetuk Xabiru sambil menghapus air mata yang keluar dari pelupuk mata Lavanya. "Maafin gue udah bentak lu" Lanjutnya dengan lembut.
"Huaaa gamau, ga akan gue maafin, hiks.. hiks lu tau kan gue ga suka di bentak, lu juga bilang gue cewek murahan, pikir dong gimana hati gue, sakit tau ga" Oceh Lavanya yang saat ini air matanya sudah mengalir deras.
Sedangkan Xabiru yang mendengar itu seketika merasa bersalah dan langsung memeluk tubuh Lavanya dengan erat.
"Gausah peluk-peluk gue benci sama lu" Ucap Lavanya sambil berusaha melepaskan diri dari Xabiru.
" Iyah lu boleh benci sama gue" Balas Xabiru yang semakin erat memeluk Lavanya.
"Lu jahat" Celetuk Lavanya sambil memukul-mukul dada bidang Xabiru.
" Iyah gue jahat"
"Lepas, lepasin gue Biru" Ucap Lavanya yang saat ini berontak.
"Kaya gini dulu, gue mohon" Balas Xabiru dengan nada rendah, dan setelahnya tidak ada perlawanan dari Lavanya. " Gue kangen, kangen banget" Lanjutnya, sedangkan Lavanya yang mendengar itu seketika diam dan terpaku, apa maksud dari ucapan Xabiru ini "Xabiru lu kenapa sih, ga ngerti apa jantung gue deg-degan kaya gini" Gumannya dalam hati.
"Lu kenapa sih, aneh tau ga, gue butuh penjelasan" Ucap Lavanya.
"Penjelasan tentang apa?" Tanya Xabiru.
"Tentang semua sikap aneh lu hari ini" Jelas Lavanya.
"Nanti kalo ada waktu gue jelasin, sekarang kita pulang dulu, kasian Arbian sama Vanila nungguin" Ujar Xabiru sambil melepaskan pelukannya dari Lavanya dan setelahnya merapikan sedikit helai rambut Lavanya.
"Yaudah ayo pulang gue juga cape" Celoteh Lavanya sambil memakai seatbelt nya.
Sedangkan Arbian dan Vanila saat ini masih berada di luar mobil belum masuk sama sekali, karena menunggu aba-aba dari Xabiru.
"Ck, lama" Celetuk Vanila. "Kita seriusan nungguin yang berantem" Ocehnya.
"Sabar, suruh siapa lu ikutin si Lavanya" Balas Arbian.
"Niat gue cari hiburan, bete gue di rumah" Ucap Vanila.
"Cari hiburan apa ngehindar dari Karel" Celetuk Arbian, yah ga banyak orang yang tahu kalo sebenarnya Vanila dan Karel diam-diam memiliki hubungan, karena memang masih terbilang baru 1 bulan mereka menjalani hubungan secara sembunyi-sembunyi, yang membuatnya kaget bagaimana Arbian bisa tahu.
"Lu tau dari mana?" Tanya Vanila.
"Yang jelas bukan dari Karel" Balas Arbian "Gue cuma ingetin perpustakaan itu tempat belajar bukan tempat pacaran" dengan senyuman meledek. Sedangkan Vanila diam dan berpikir keras ketika sudah mengingat dia langsung panik.
"Jangan mikir aneh-aneh kita ga ngapa-ngapain rambut gue nyangkut di kancing baju seragam dia" Omel Vanila.
Ketika mereka sedang berbincang tiba-tiba Xabiru membuka kaca mobil dan langsung memberikan instruksi untuk jalan.
"Bi ayo jalan" Ucap nya pada Arbian.
"Iya duluan Xa" Balasnya sambil melambaikan tangan. "Ayo masuk" Ucapnya pada Vanila.
Setelahnya mereka meninggalkan parkiran itu satu persatu, di mulai dari Xabiru dan di susul oleh Arbian yang berada di belakangnya. Hampir 30 menit berlalu akhirnya sampai di kediaman Vanila.
"Gue turun di sini" Ucap Arbian.
"Iya makasih Bi, bilangin juga ke Lavanya makasih" Ujar Vanila.
"Iya santai" Balas Arbian sambil melepaskan seatbelt nya lalu keluar dari mobil Vanila. Setelahnya dia berjalan ke arah mobilnya yang saat ini di Kendari oleh Xabiru.
"Tidur dia?" Tanya Arbian.
"Iyah, mungkin cape" Balas Xabiru.
Melihat itu Arbian kasihan pada sepupunya dan berniat memindahkannya ke bangku belakang.
"Pindah, dia di belakang aja biar nyaman tidurnya" Ucap Arbian sambil melepaskan seatbelt nya lalu menggendong Lavanya ke bangku belakang.
"Bantu gue buka pintu Xa"
"Gue juga di belakang aja deh jagain dia" Ujar Xabiru yang lebih dulu masuk ke dalam mobil Arbian yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala.
"Sini bi senderin kepalanya ke paha gue" lanjutnya sambil menepuk-nepuk pahanya.
"Alamat gue jadi supir inimah" Keluh Arbian.
"Sorry" Balas Xabiru dengan singkat.
Tak ada lagi obrolan dari keduanya, Arbian sudah duduk di bangku kemudi dan langsung menjalankan mobilnya hanya butuh waktu 20 menit mereka sampai di depan rumah Xabiru.
"Udah 01.00 malem" Jelas Arbian.
"Ga mungkin kita gedor rumah Tante Amara jam segini" Celoteh Xabiru.
"Gue bawa pulang aja ke rumah gue, lu urus noh tambang yang ada di balkon Lavanya" Celetuk Arbian.
"Yaudah emang itu paling bener, gue udah minta mang Udin buat beresin sebelum berangkat" Ucap Xabiru.
"Pakein dulu seatbelt nya Lavinka Xa sebelum turun" Titah Arbian dan Xabiru langsung melakukan hal tersebut.
"Iya ati-ati" setelahnya Xabiru turun, dan Arbian langsung melajukan mobil nya kembali tak butuh waktu lama mereka sampai di kediaman Arbian.