Terpikat Pada Pria Gila

Tak lama kemudian Kyra sampai di tempat kerjanya. Dia melihat ruangan masih banyak yang kosong.

“Mungkin sebentar lagi mereka akan datang.”gumam Kyra berhenti di ruangan kerja dan hanya ada tas kerja Seryn di meja, namun juga tak kelihatan batang hidungnya.

Ia pun kemudian duduk di kursinya dan menaruh satu tas berisikan fried potato.

“tap... tap... tap...”lima menit setelah dia duduk terdengar suara langkah kaki masuk ke ruangan.

“ooh... bau lezat apa ini ?”ucap Seryn yang tiba-tiba masuk sambil mengendus-ngendus dan berhenti di depan meja Kyra.

Gadis itu melihat ada bungkusan makanan di meja Kyra dan langsung mengambilnya.

“Kau bawa fried potato banyak sekali ? Aku ambil tiga ya.”celetuk Kyra segera mengambil tiga fried potato tanpa mendengar persetujuan dari Kyra.

“Hey.... satu saja sisanya kembalikan !”ucap Kyra mengambil dua fried potato dari tangan Seryn.

Seryn kemudian duduk dan memakan fried potatonya.

“Hmm... enak sekali, rasanya benar-benar beda meskipun hanya fried potato tapi rasanya berkelas. Dimana kau membelinya ?”ucap Seryn setelah merasakannya.

Gadis itu tidak menjawab dengan ucapan namun menunjuk dirinya sendiri dengan tangannya.

“Kau yang membuatnya ?”tanya Seryn tak percaya dan Kyra menggeleng.

“Lalu... ?”ucap Seryn lagi dengan penasaran.

“Ya itu buatan adik ku... jika kau suka maka kau bisa memesannya lewat aku.”ucap Kyra menjelaskan sekaligus berpromosi.

“Ya mungkin besok aku akan pesan. Jika begitu aku tambah lagi satu.”ucap Seryn yang ketagihan dan merasa kurang hanya makan satu bungkus saja.

Kyra mengambil satu dan memberikannya pada Seryn.

“Yang satu ini kamu harus membayarnya.”balas Kyra sambil mengulurkan tangannya meminta pembayaran.

“Kyra... kita kan bestie... satu saja tak masalah kan ?”jawab Seryn.

“Tidak bisa. Teman ya teman tapi kalau bisnis ya bisnis tidak bisa dicampur adukkan. Jika aku memberimu gratis lagi maka adikku akan merugi. Sini cepat bayar.”ucap Kyra dengan tegas dan memaksa temannya untuk membayar.

Seryn pun akhirnya mengeluarkan dompetnya dan membayarnya.

“Sejak kapan Kyra punya adik, bukankah dia tinggal sendiri di sini ?”batin Seryn sambil menghabiskan fried potato di tangannya.

Beberapa saat kemudian pekerjaan lainnya masuk ke ruangan dan duduk di tempatnya masing-masing.

“Senior Amy... Brandon....aku membawakan fried potato untuk kalian.”ucap Kyra memberikan dua bungkus pada dua temannya itu. Dia juga membagikan tiga bungkus fried potato lainnya untuk tiga teman lainnya

Kyra mendapatkan Respon yang sama dari ke lima temannya itu yang ingin mau makan lagi satu bungkus.

“Ini satu bungkus lagi untuk kalian tapi yang ini bayar. Dan jika mau pesan, besok aku bawakan.”ucap Kyra menjelaskan tanpa malu-malu.

Gadis itu juga memberikan fried potato yang tersisa pada editor dan bosnya.

Beberapa jam berlalu. Di saat senggang Kyra mencoba memasarkan produk Alden secara online.

“Sudah...tinggal lihat hasilnya dalam beberapa hari ke depan.”batin Kyra setelah selesai memasarkannya secara online.

Sore harinya Kyra tak langsung pulang ke rumah, dia menuju ke sebuah pertokoan tepatnya di jasa percetakan desain.

“Tuan aku mau ambil pesanan ku.”ucap Kyra menunjukkan nota dan nomor pada pemilik toko.

“Ini nona.”ucap pemilik toko setelah berjalan dari belakang lalu menyerahkan pesanan Kyra.

“Terima kasih...”balas Kyra saat menerima gulungan pesanannya.

Gadis itu s kemudian keluar dari pertokoan dan kembali naik taksi menuju ke rumah.

Di rumah tiga jam yang lalu, terlihat Alden yang sering mendengar dan membuang nafas berat.

“Baru tujuh pembeli yang datang. Untunglah aku mengurangi lagi bahannya, jadi tidak sia-sia.”ucap Alden yang sedari tadi menatap jalanan di depannya dan merasa lelah sampai-sampai dia membalik badannya menatap tembok.

Alden tetap sabar dan menunggu mungkin saja ada pembeli lagi yang datang setelah ini.

Satu jam berlalu, meski jalanan ramai namun Alden matanya merah dan berair.

“dug...!”Alden tertidur Saat menunggu dan kepalanya terbentur rombong jualannya.

“Aduuh... !”Alden segera bangun dan membuka matanya karena merasakan kepalanya sakit.

Sore harinya, Kyra terlihat turun dari taksi. Dia berjalan dengan cepat menghampiri Alden.

“Bagaimana penjualan hari ini, ramai ?”tanya Kyra tak sabar.

“Kakak lihat saja. Jumlah pembeli memang lebih meningkat daripada kemarin tapi sampai sore ini hanya ada sepuluh pembeli saja.”jawab Alden dengan lemas tak bersemangat.

“sraak...”Kyra membuka spanduk dan banner yang dipesannya tadi lalu menunjukkan pada Alden. Dia meminta Alden untuk segera memasangnya di sekitar gerobak jualannya.

“Ini... aku juga membikinkan ini. Kita pasang ini di tempat mu biasa jualan.”ucap Kyra menunjukkan banner yang berisi pemberitahuan jika tempatnya pindah lokasi.

“Satu lagi... besok teman ku kantor pesan tiga puluh bungkus.”ucap Kyra menambahkan.

Alden yang senang secara refleks memeluk Kyra karena saking senangnya.

“Kakak... terima kasih.”ucap Alden dan secara refleks akan mencium pipi Kyra semakin nggak pernah senangnya juga rasa terima kasihnya.

“Uuh.... lepaskan.”ucap Kyra menutup bibir Alden dengan tangannya juga mendorong tubuhnya.

“Ooh... maaf... aku tak sadar melakukannya.”balas Alden segera melepaskan pelukannya dan mundur.

Mereka berdua kemudian pergi menuju ke tempat biasanya Alden jualan, dan memasang banner di sana. Mereka juga memasang banner kecil di pohon yang mereka lewati ataupun dinding-dinding bangunan yang ada di sepanjang jalan.

Keesokan harinya terlihat Andien kembali berjualan dan kali ini dia terlihat bersemangat.

Dua jam setelah buka, ada lima belas pembeli yang datang. Sampai siang hari terus ada pembeli yang datang meskipun jumlahnya tidak sebanyak di tempat awalnya dia berjualan.

“Usaha kakak mulai membuahkan hasil.”gumam Alden melihat bahan hari ini tinggal separuh.

Keesokan harinya jumlah penjual bertambah dan ada pelanggan lamanya yang juga datang membelinya.

“Aku sudah lama mencari karena beberapa hari tidak jualan ternyata pindah ke sini.”ucap seorang wanita yang merupakan pelanggan di tempat jualan yang lama.

“Iya nona. Besok datang lagi ya.”jawab Alden dengan tersenyum lebar dan memberikan satu bonus untuk pelanggannya itu.

Semakin hari jumlah pembeli yang datang meningkat hingga pada hari ke tujuh, jumlah pembeli yang datang menembus angka tujuh ratus bungkus, di mana Di tempat jualan sebelumnya maksimal jumlah pembelinya mencapai lima ratus per harinya.

“huft.... aku lelah sekali.”batin Alden melihat masih ada beberapa pembeli yang mengantri.

“Tolong di tunggu sebentar, saus nya habis. Aku akan mengambilnya sebentar.”ucap Alden pada pembeli yang masih mengantri.

Ia masuk ke dalam rumah dan segera meminum dua gelas besar air mineral lalu mengambil saus dan kembali ke depan.

“Tolong tiga puluh bungkus fried potato.”ucap seorang lelaki turun dari mobil membelikan teman dan saudaranya.

Hingga Kyra pulang, terlihat pembeli masih banyak hingga Kyra sampai membantunya.

“Kak... ini luar biasa ramai sekali. Tapi ada beberapa pembeli yang minta diantarkan ke rumahnya. Lalu bagaimana bisa aku mengantarnya sedangkan di sini saja rasanya aku tak sanggup.”balas Alden setelah tutup dan mengobrol dengan Kyra di dalam.

“Satu masalah selesai dan muncul masalah lainnya.”jawab Kyra.

Gadis itu kemudian berpikir untuk mencari solusinya.

BERSAMBUNG....