Tahap revisi ...
Marsya yang kecewa dengan ucapan kakeknya berlari sambil menangis. Tanpa melihat kiri kanan dia terus berlari ke tengah jalan raya. Dia tidak menyadari ada mobil yang melaju dengan kecepatan maksimal. Akhirnya tabrakan tidak bisa di hindari.
Saat bangun dia harus menerima bahwa dia telah hidup kembali di dalam tubuh seorang permaisuri terbuang yang terlempar ke dasar tebing yang curam. Dia juga harus menerima bahwa didalam tubuhnya ada dua sosok janin yang sedang tumbuh. Entah kekuatan apa yang membuat dua janin itu tumbuh menjadi sosok tampan dan imut . Padahal ibunya telah jatuh ke dasar tebing yang curam. sungguh tak masuk akal.
Marsha yang dalam kehidupan sebelumnya masih duduk di bangku SMA harus menerima takdirnya membesarkan kedua anak yang terlahir dari tubuh yang ia tempati.
" Sayang akhirnya aku menemukanmu"
" Siapa kamu?"
Apakah pertemuannya dengan sang suami bisa merubah kehidupannya?
Apakah anak-anaknya menerima kehadiran ayahnya?
Bac
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Tuan Yue dan sang istri
Yuan Lee menatap mayat-mayat tersebut dengan mengeluarkan aura yang menyeramkan. Tanpa banyak kata dia langsung pergi ke arena pertempuran.
Yuan Lee menghabisi para musuh dengan sekali tebas. Dengan kekuatan yang ia miliki banyak musuh yang tumbang.
Jendral muda Tien Feng berhadapan dengan jendral dari kerajaan timur. Kekuatannya sungguh luar biasa.
Tien Feng nampak sudah terluka parah. Inilah yang membuat Yuan Lee ngotot pergi sendiri ke arena peperangan. Karena dia sudah mengetahui kekuatan musuh.
Yuan Lee mencari keberadaan Tien Feng diantara prajurit yang sedang bertarung. Dia menebas prajurit musuh yang menghadangnya. Gerakan Yuan Lee sangat lincah dan cepat.
Tien Feng sudah pasrah dengan nasibnya. Saat pedang milik jenderal diarahkan kepadanya dia memejamkan matanya.
" Mati kau!"
Bruk!!
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Tuan Yue dan juga istrinya tiba di desa Tesla bersama dengan Lim Hyung Joon. Mereka membawa banyak barang. Ada berbagai macam obat , bibit tanaman dan juga bahan makanan.
Ini adalah pertama kalinya orang tua angkat Marsha tersebut mengunjunginya di kediaman yang telah dipersiapkan oleh kepala desa .
Saat turun dari kereta mereka sempat tidak percaya bahwa Marsha tinggal disitu . Bagaimana tidak rumah itu adalah rumah terbesar dan termewah di desa teslah. Bahkan rumah kepala desa tidak sebesar rumah tersebut.
" Apa kamu yakin Marsha pindah ke sini, Lim?" tanya tuan Yue sambil menatap rumah di depannya.
" Yakin paman, bukankah ini seperti yang dikatakan oleh orang-orang tadi," jawab Lim Hyung Joon sambil memperhatikan area sekitar.
" Kok Marsha bisa pindah ketempat ini. Apakah karena suaminya?"
" Bisa jadi paman. Nanti kita bisa langsung tanya pada Marsha. Bahkan dua penjaga yang biasa menjaga kediaman Marsha juga ada, " ucapnya sambil menunjuk dua penjaga yang sudah ia kenal.
" Baiklah kita tanya mereka saja."
" Permisi _"
" Tuan... nyonya silakan masuk."
" Apakah Marsha ada di dalam?" tanya nyonya Yue.
" Beliau masih di hutan nyonya."
" Ngapain?"
" Hari ini para warga mulai mengalirkan air dari sumber mata air di hutan ke waduk yang telah dibuat."
" Bagaimana dengan si kembar?"
" Tuan muda dan nona muda sedang bermain di dalam taman."
" Baiklah... tolong bawa barang-barang yang ada di dalam kereta ke dalam. Dan dimanakah arah tamannya?" tanya Lim Hyung Joon.
" Ada di sebelah sana tuan, " kata penjaga itu dengan menunjuk ke arah taman.
" Terimakasih."
" Sama-sama tuan ."
Penjaga yang mereka ajak bicara , mengajak temannya untuk memindahkan barang yang ada dalam kereta. Sedangkan tiga orang tadi melangkah sesuai arahan penjaga.
Saat tiba di depan taman , mereka melihat Xiao de dan Ying Jun yang sedang bermain ayunan. Melihat yang dilakukan keduanya membuat tiga orang itu mengernyitkan dahi.
" Cucu-cucu nenek..., " sapa nyonya Yue sambil tersenyum.
" Nenek... kakek kami kangen!" teriak si kembar sambil berlari kearah mereka.
Xiao de langsung merentangkan tangannya kearah tuan Yue. Sedangkan Ying Jun memeluk neneknya . Lim Hyung Joon menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
" Kok nggak ada yang menyambut paman?" tanya Lim Hyung Joon sambil merentangkan kedua tangannya.
" Gantian dong paman. Kita kan cuma dua orang ,"kata Ying Jun sambil memeluk pamannya.
" Kalian berdua lagi ngapain?"
" Bermain ayunan , kek."
" Siapa yang membuatkan?"
" Mama menyuruh para pengawal untuk membuatnya."
" Mama..?"
" Iya kek."
" Bukan ayah kalian?"
" Ayah mah... mana bisa buat mainan kek. "
" Terus ayah dan mama kalian kemana?" tanya tuan Yue.
" Mama sedang pergi ke waduk. Sedangkan ayah sedang pergi membantu paman Tien Feng dari penjahat," jawab Xiao de dengan polosnya.
" Apa ?" tanya tuan Yue dengan terkejut. Lim Hyung Joon mengelus dadanya.
" Jangan keras-keras nek. Kami tidak tuli tau."
" Maaf sayang... nenek hanya terkejut."
" Maaf diterima, sekarang lebih baik kita makan. Perut adik sudah minta di isi."
" Cucu nenek lapar?"
" Iya nek dari tadi berbunyi. Oh yah hampir lupa ... oleh-olehnya mana kek?"
" Ada.... ini! " kata kakek sambil mengambil sesuatu dari dalam tasnya.
" Ini apa kek?" tanya Xiao de melihat bentuk aneh dari makanan yang di ulurkan oleh kakeknya."
" Kakek beli ini di desa sebelah. Katanya sih namanya permen karamel berbentuk binatang."
" Enak kek... hem ," kata Xiao de saat mencoba merasakannya.
" Makanlah sayang kakek bawa banyak. Sekarang kita masuk dulu ke dalam katanya lapar."
" Ayo kek," ajak Xiao de sambil menarik tangan kakeknya.
" Memangnya mama sudah masak?" tanya Lim Hyung Joon yang sedari tadi hanya diam.
" Tenang paman ... Mama sudah menyiapkannya sebelum berangkat. Kalau masih kurang ada pelayan yang bisa memasak lagi," kata Ying Jun menjawab pertanyaan pamannya.
Mereka pun bersama-sama meninggalkan taman itu melangkah ke ruang makan. Ketiga orang yang mengikuti si kembar, dibuat takjub dengan pemandangan di taman itu.
" Bagus sekali taman ini?"
" Bagus dong nek. Ada kolam ikannya juga."
" Kalian betah dong tinggal disini?"
" Amat sangat betah sekali."
" Kalian tidak ingin pulang?"
" Yah pengen dong nek. Kan mama masih banyak pekerjaannya."
Mereka pun sampai keruang makan. Ying Jun memanggil pelayan untuk mempersiapkan makanan . Tanpa disuruh dua kali mereka mempersiapkannya.
Bermacam-macam makanan yang pelayan itu persiapkan . Rupanya jatah makanan yang dipersiapkan untuk para pengawal dan juga pelayan dihidangkan semua.
" Perut kakek langsung meronta-ronta ,"ucap kakek saat melihat makanan di atas meja.
"Silahkan dinikmati tuan.... nyonya. Jika masih ada yang diperlukan bisa menyuruh hamba."
" Ini semua semua sudah cukup. Kalian tidak makan sekalian?"
" Kami makan sebentar lagi nyonya."
" oke! ayo anak-anak kita makan !"
Mereka berlima makan dengan lahap. Tidak ada percakapan saat makan. Setelah makan mereka tidur siang.
Si kembar tidur bersama nenek mereka. Sebelum tidur mereka diajak membersihkan tubuh mereka dahulu. Dengan patuh mereka membersihkan diri mereka.
Marsha tiba di rumah sore hari. Air sudah berhasil mengalir ke waduk. Warga sangat senang sekali. Setelah air berhasil mengalir, Marsha juga membantu warga membuat saluran agar bisa mengalirkan air ke ladang-ladang mereka.
Para warga sangat bersyukur akan kedatangan Marsha sekeluarga. Apalagi dengan bantuan yang kaisar beri kepada mereka.
Mereka tidak akan melupakan kebaikan mereka seumur hidup. Mereka juga akan menceritakan kepada anak cucu mereka dimasa mendatang.
