Tulisan ini di buat dengan hasil pemikiran othor, jika ada kesamaan dari nama, jalan cerita, atau tempat kejadian, itu tidak ada niat untuk menyamai satu karya.
Plak!! "
Tamparan keras mendarat dengan mulus di pipi seseorang .
" KAMU..!! " tunjuk Kala geram dengan gadis berhijab di depannya.
"Kenapa,, kamu tuh..laki-laki brengs*k !! Seenaknya kamu cium-cium,, dasar gendeng..!! umpat Senja sang gadis berhijab itu
Dari peristiwa di masa SMA membuat seot seorang Senja Utami membenci Kalandra Satya Bahtiar kakak seniornya yang Senja anggap sudah merendahkan harga dirinya.
Bagaimana kisah mereka selanjutnya?
Ikuti kisah nya,, jika tak suka langsung skip saja.Tak perlu tinggalkan kata-kata yang tak berguna di kolom Komentar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Arum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#Rencana Pindah rumah
Terima Kasih bunda Sri jadi readers setia ku.Semoga apa yang author bermanfaat untuk bunda.
Semua bisa dapet hadiah kecil dari Author dengan cara Like setiap episode nya dan vote juga biar bisa naik level dan kalian bisa dapet sedikit hadiah dari Author.
.
.
.
" Masih betah di peluk suami..hemm? " tanya Kala dengan mencium pucuk kepala Senja.
" Kamu mandi dulu mas, sholat.. aku kan lagi libur, biar aku packing baju kita." ucap Senja
" Oke, mau ucapin selamat pagi nggak sama si Naga?" goda Kala menaik turun kan alisnya.
"Dasar mesum..!!" umpat Senja memukul dada bidang suaminya dengan pelan.
" Kan aku hanya nanya, kalau nggak mau.. ya sudah nanti juga bakal ketagihan." kata Kala turun dari tempat tidur dan santai melangkah masuk dalam kamar mandi tanpa sehelai benangpun.
" Maassssss... " teriak Senja melihat tingkah tak tahu malu suaminya.
Senja mengatur detak jantungnya yang tak biasa, jantung nya berlari kencang saat melihat tingkah Kala yang dulu
Tak lama Kala keluar dengan tampilan yang segar dengan rambut terlihat basah terkesan sexy.
"Mas itu bajunya aku mandi dulu." ucap Senja
" Iya." jawab Senja singkat.
Setelah beberapa jam berlalu, Kala dan Senja kembali kerumah utama keluarga Bahtiar, tiga puluh menit mereka sampai di rumah utama Bahtiar.
" Assalamualaikum.." ucap Kala dan Senja saat masuk dalam rumah besar itu.
" Wa'alaikum salam.. " jawab semua anggota keluarga.
" Lho... kalian sudah pulang saja, kirain oma kalian sampe besok di hotel." ucap sang oma.
" Nggak oma, kita mau lihat rumah yang baru Kala renovasi." ucap Kala.
" Rumah, kamu sudah beli rumah?" tanya Mama Diana.
" Kita masuk dulu, baru kita bicara santai.. mereka baru juga sampai." ucap Opa
Akhirnya mereka berkumpul di ruang keluarga sekaligus membahas tentang semua hal tentang keluarga Bahtiar, apalagi sekarang Senja sudah menjadi bagian keluarga Bahtiar.
" Kala, kamu benar sudah membeli rumah untuk kalian tinggali?" tanya Opa memastikan apa yang dia dengar tadi.
" Benar opa, Kala membelinya saat Kala SMA dulu,memang bukan rumah mewah.Tapi,Insyaallah nyaman buat kita berdua." jawab Kala
" Waktu SMA, uang jajan kamu buat beli rumah gitu? " tanya Mama Diana.
" Maa, semuanya.. sebenarnya Kala dan juga sahabat Kala sejak dulu punya bisnis kecil-kecilan,alhamdulillah dulu punya cita-cita punya rumah satu kompleks,akhirnya kita beli rumah sederhana di salah satu perumahan.
" Tapi, mama mau kamu berikan yang terbaik buat istri kamu lho.. mama yakin,rumah kalian itu sederhana.. trus kalau kalian punya anak pasti sempit." ucap Mama Diana
" Mama,anak kita itu baru juga menikah. Kalau menurut papa, nggak masalah kalau mereka punya rumah sederhana,biar mereka akan lebih dekat, kita tahu mereka pun tak pernah ada kata pacaran.Jadi,mereka bisa lebih dekat juga." ucap papa Farhan.
" Kamu yakin Sen, mau langsung pindah kerumah kalian? " tanya Sita menyandarkan kepalanya pada bahu sahabatnya.
" Sita, sekarang aku itu istri.seorang istri tentunya akan pergi kemanapun suami nya akan membawa dia. Siap nggak siap kita akan melakukannya dengan berdua, kamu nanti juga akan ngerasain." ucap Senja memeluk sang sahabat.
" Iya deh, tapi.. abang harus sediakan kamar buat aku ngenep sewaktu-waktu." ucap Sita
" Iya nanti akan ada tiga kamar, kamu bisa nginep.Tapi ,nggak tiap hari kamu nginep.. yang ada kamu ganggu aku sama Senja." ucap Kala
" Tau aja apa yang ada di otakku." ucap Sita melihat sepupunya yang menebak ada di otaknya.
" Sudah-sudah sekarang kita makan siang dulu, mbok sama bibi udah siapin semuanya." ucap Oma Tika.
Akhirnya mereka menuju meja makan, dan makan siang bersama.
Senja dengan luwes melayani Kala, dari Senja mengambilkan menu makan siang,dan interaksi mereka pun tak terlihat canggung lagi. Sita yang melihat tingkah kedua orang yang dia sayang.Terbit senyum tipis menghiasi bibirnya melihat Kala yang terlihat memperlakukan Senja dengan baik.
Setelah sholat dzuhur Kala mengajak Senja untuk ke rumah yang akan mereka tempati.
Selama empat puluh menit mereka sampai di sebuah perumahan yang menengah.
Rumah di kompleks yang sudah mulai ramai,di samping kanan kiri rumah milik Kala pun sudah di tempati.
" Ayo keluar." ucap Kala saat masuk dalam area rumahnya.
" Aku kira perumahannya masih di bilang sepi tapi, ternyata ramai juga." ucap Senja saat mereka melangkah ke teras rumah.
" Awalnya sih masih ada beberapa rumah, ternyata saat aku bilang dengan seseorang yang aku tugasi untuk merenovasi rumah ini, ternyata dia bilang sudah padat. Depan rumah itu milik Marvin, sebelakirinya milik Ray, dan kanan milik Atharva." terang menunjuk tiga rumah di depannya.
" Kalian nggak bisa di pisahin yaa? " ucap Senja.
" Bukan nggak bisa di pisahin, cuma mereka selalu jadi buntut buat ku." ucap Kala membuka pintu rumahnya.
" Masih kosong gini, kamu sama sekali belum ada barang yang di beli?"tanya Senja.
" Belum, aku ingin kamu yang milih dan kamu bisa menatanya sesukamu cuma aku ingin kamu jangan berpikiran buat kita tinggal di kamar yang berbeda." ucap Kala.
" I_iyaa..trus kamar kita dimana?" tanya Senja.
" Ada di lantai dua, dan lantai tiga nanti biar aku yang pikirin mau di bikin apa, kamu bisa membeli furniture sesuka mu untuk lantai dasar dan lantai dua untuk lantai tiga atau rooftop biar aku yang pikirin. palingan buat ruang gym dan juga buat tempat santai kalau ada acara." ungkap Kala
" Kamu yakin, serahin semuanya sama aku. Maksudnya aku pengen kamu kasih masukan buat selera kamu dan nanti biar aku kominasikan dengan kemauanku, biar kita sama-sama nyaman." ucap Senja.
" Aku percaya sama kamu, kamu kan anak design untuk itu.. aku percaya, lagian kenapa kamu nyasar di bagian keuangan, kenapa nggak pindah ke bagian design jadi, kamu bisa nyalurin hobby plus cari cuan lebih, karena seorang arsitek pun butuh anak design interior juga." ucap Kala.
" Habisnya waktu itu, BAHTIAR Group sedang ada sedikit masalah dan opa meminta aku dan Sita buat selidikin semua, akhirnya kita sudah nyaman disana juga sampe sekarang." jelas Senja.
" Trus mau nggak pindah di bagian design? " tawar Kala.
" Nanti lah, masa mau KKN.. " ucap Senja.
" Kadang kita juga perlu adanya orang dalan loh.. " ungkap Kala.
" Sudahlah, kita mau gimana..kapan kita ke toko furniture nya?" tanya Senja.
" Gimana sekarang, kita cicil sedikit-sedikit dulu.. nggak mungkin langsung rampung, untuk bagian kichen sudah di buat seperti rumah utama coba kamu lihat, jika ada yang kurang pas bisa kamu rubah." ucap Kala
Senja melihat dapur yang terlihat sudah sesuai ekspektasinya jadi tak masalah.
Akhirnya mereka memutuskan untuk ke salah satu tempat menjual aneka furniture dan alat rumah tangga lainnya. Mereka mendatangi sebuah tempat yang merupakan salah satu usaha BAHTIAR Group di bidang manufaktur.
Sampai disana pun Kala yang merupakan pewaris utama Bahtiar Group disambut dengan cepat dan ramah, walaupun dia tak ingin di istimewa kan namun, tetap saja para karyawan menjaga kredibilitas kinerja mereka. Senja dengan pasrah harus mulai menempatkan diri menjadi nyonya muda dari keturunan Tuan Bahtiar.
Bersambung.
