Cinta Tak Harus Bersatu ( KHE 2)

Pagi baru saja menyapa dengan cahaya lembut yg menyelinap melalui tirai jendela jam dinding menunjukkan pukul 7 pagi, ruangan rawat ku masih sunyi , mommy masih terpejam rapat di samping ku,nafasnya terdengar pelan dan teratur.

" Bagaimana keadaan nya mom?" daddy muncul dari arah pintu membawa tas ransel berisi pakaian bersih , seketika mommy langsung membuka mata dengan perlahan jejak air mata itu masih membekas.

Daddy pun menatap monitor di sisi ranjang, menunjukkan detak jantung ku yg stabil namun lambat.

" Belum ada perubahan, dokter bilang kondisi nya masih sama, kita hanya perlu menunggu saja" Mommy menghela nafas berat, ketika air mata nya jatuh lagi saat mengingat semua itu.

" Ethel pasti akan sadar kok sayang,menanamkan semangat untuk nya itu bagus karna mempercepat agar dia sadar dan melewati semua ini" Daddy menarik kursi lalu menaruh tas itu di pinggir nakas.

Ruangan ku hening sejenak hanya ada suara monitor yg terdengar pembicaraan itu tak lagi terdengar.

Mommy menggenggam tangan ku yg dingin dan lemah, tatapan nya tertuju pada wajahku yg pucat dan sebagian tertutup alat bantu pernafasan.

" Sayang, mommy , daddy dan keluarga besar kita semua nya ada di sini termasuk Gito dan Ano yg baru sampai setelah pulang kuliah, mommy ada di sini nggak akan pernah pergi , jadi mommy mohon kamu harus kembali, bangun lah, mommy nggak sanggup kalau terus seperti ini..." Mommy mengecup punggung tangan ku .air mata mommy menggenang di sudut matanya.

" Tan kami mohon izin ya, mau keluar beli makanan" Luciano dan Gito bersamaan menepuk pundak mommy.

Mommy mengangguk saja pandangan nya tak lepas dari wajahku. Mereka pun melangkah ke kantin.Tiba- tiba tubuhku kejang hebat membuat mommy , daddy dan lain nya panik . Mommy dengan cepat menekan tombol panic button yg terhubung pada dokter.

" Sayang bertahan ya, mommy yakin kamu bisa melewati ini, jangan pernah meninggalkan mommy" mommy mengecup keningku bibir nya bergetar di susul air mata nya jatuh dan tumpah.

Dokter pun datang dengan cepat di temani suster .mommy , daddy dan yg lainnya pun keluar , mommy histeris memeluk erat daddy. Yg lain nya hanya diam sambil duduk di kursi tunggu wajah mereka juga di penuhi rasa takut.

" Sayang sabar ya, kita doakan aja yg terbaik" daddy mengeratkan pelukan nya pada mommy, walau bibirnya bergetar dan hatinya di penuhi ketakutan yg sama tetapi daddy tetap tegar.

" Mommy takut, tadi Ethel kejang - kejang takut dia kenapa- kenapa, dia belum bahagia tapi kejadian itu membuat nya kek gini , semua karna gadis itu, mommy nggak akan membiarkan dia menemui Ethel lagi!!" Teriak mommy membuat daddy semakin sedih dan marah menyatu .

" Sssttt udah ya , jangan nangis terus, Ethel butuh doa kita bukan tangisan kita" Daddy menempelkan telunjuk nya di bibir mommy.

Mommy hanya diam , tangisan nya masih terdengar , sampai suara nya serak.

Di dalam, dokter segera mendekati brankar ku, mereka bekerjasama dalam keheningan, prosedur berlangsung cukup lama, hingga akhirnya kejang ku mereda, dokter dan suster bernafas lega dokter pun memeriksa ulang tanda - tanda vital ku.

" Stabilkan dulu , baru kita lihat responsnya" dokter memberikan instruksi.

Suster pun melaksanakan nya, beberapa menit kemudian ketegangan pun mereda.

Setelah di pastikan membaik, dokter pun melangkah keluar.

" Dok gimana keadaan adik saya?" Abang yg menunggu jawaban dokter sambil duduk di kursi roda.

" Sudah membaik, walau belum sadar, tunggu aja sampai masa kritis nya lewat dan sadar dari koma nya" Dokter sambil menarik nafas lega.

" Alhamdulillah, boleh kami masuk?" daddy menghela nafas lega sambil tersenyum tipis walau sisa air mata nya masih terlihat.

" Boleh, berikan ketenangan, jangan ada keributan seperti kemarin malam"Dokter melangkah , suster pun melangkah juga.

" Terimakasih dok" Daddy memberikan senyum manisnya lalu mereka masuk ke dalam ruangan ku lagi.

" Kenapa kamu bikin mommy takut?semua orang takut setelah kamu kejang - kejang kek tadi, mommy takut kamu kek gitu, kamu nggak boleh pergi dari dunia ini sebelum kebahagiaan hidup mu terpenuhi,buka lah mata mu Thel, mommy mau liat senyum mu juga, tolong thel bangun lah, jangan lama - lama bikin mommy dan mereka takut" Mommy menunduk histeris , air mata nya tumpah ke selimut ku.

" Tan makan dulu ya!" Luciano memberikan mommy makanan yg baru saja dia beli bersama Gito.tetapi mommy menolak nya.

" Nggak mau, ini untuk kalian aja, tante mau nunggu Ethel sadar, jangan maksa, tante nggak bisa makan kalo dia kek gini hiks...hiks" mommy semakin histeris sambil menolak.

" Mom, jangan kek gini, kasian Ethel, dia butuh mommy, kalo mommy sakit nanti dia makin sedih, sekarang mommy makan ya, aku suapin" Abang mengambil alih makanan itu lalu mendekati mommy yg duduk di kursi samping brankar ku.

Mommy pun membuka mulut nya sambil menangis, air mata itu membasahi wajah nya.

Daddy memilih keluar, karna tidak sanggup melihat air mata mommy yg jatuh dengan deras nya setiap hari.

Daddy menyandar ke tembok sambil memeluk lutut, pandangan nya tertuju pada orang- orang yg sedang berlalu lalang dengan kesibukan nya masing - masing.

" Om , jangan terlalu sedih, meski aku tau rasanya, tetapi om dan tante sangat di butuhkan oleh Ethel , aku paham kok, tapi kita harus bisa membuat nya kembali sadar dan kuat" Gito menyandar ke tembok samping daddy.

" Om nggak sanggup To,Ethel masih belum sadar, sementara Vyan adik nya gadis itu dia udah melewati masa kritisnya , meski belum sadar, tapi Ethel masa kritisnya belum lewat dan tadi dia kejang- kejang,om nggak mau kehilangan dia, semua ini terjadi karna orang yg masih ada kaitan nya sama orang yg udah nyakitin om di masa lalu, om nggak bisa ngebayangin kalo sampe Ethel bener- bener meninggal To, kemarin aja waktu jantung nya berhenti rasanya dunia om dan tante hancur, tapi sebuah keajaiban datang,dia kembali bernafas dan jantung nya berdetak" daddy menyeka air mata nya yg tumpah seketika.

" Aku tau om, tapi kita nggak boleh lemah, Ethel masih butuh banyak doa dan semangat,kekuatan kedua orang tua dan keluarga itu sangat di butuhkan, aku tau om aku cuma sahabat nya, tapi aku menyayangi sekali Ethel, aku selalu berdoa untuk nya , bahkan saat aku kuliah pikiran ku berfokus pada Ethel seorang ,sampe pak dosen ngamuk, beliau kesal karna capek sendiri, pada akhir nya aku sadar kalau aku ada di kampus" Gito mengingat itu, sambil nyengir berbalut kesedihan.

" Makasih ya, om akan berusaha buat tegar meski sulit, kamu dan Ano itu betul - betul sahabat yg baik, kalian adalah penyemangat Ethel" Daddy memeluk Gito sambil menangis haru.

" Ma sama om, sekarang kita masuk lagi yuk!" Gito merangkul daddy lalu mereka masuk , mommy sudah selesai makan, daddy mendudukan bokong nya di kursi samping mommy.

Tidak ada pembicaraan di dalam nya hanya suara isak tangis dan monitor yg memantau kondisi ku.