NovelToon NovelToon
Langit Bumi

Langit Bumi

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat / Perubahan Hidup / Identitas Tersembunyi
Popularitas:360k
Nilai: 4.8
Nama Author: Abil Rahma

Hafidz tak pernah menyangka jika dirinya ternyata tak terlahir dari rahim ibu yang selama ini mengasuhnya. Dia hanya bayi yang ditemukan di semak dan di selamatkan oleh sepasang suami istri yang dia kira orang tua kandungnya, membuatnya syok dengan kenyataan itu.

Sebenarnya dia tak ingin mengetahui siapa orang tua kandungnya, karena dia merasa sudah bahagia hidup bersama orang tua angkatnya saat ini, tapi desakan sang Ibu membuatnya mencari keberadaan keluarga kandungnya.

Mampukah dia menemukan keluarganya?
Bagaimana saat dia tahu jika ternyata keluarganya adalah orang terkaya di ibu kota? Apakah dia berbangga hati atau justru menghindari keluarga tersebut?


"Perbedaan kita terlalu jauh bagikan langit dan bumi," Muhammad Hafidz.


"Maafin gue, gue sebenarnya juga sakit mengatakan itu. Tapi enggak ada pilihan lain, supaya Lo jauhin gue dan enggak peduli sama gue lagi," Sagita Atmawijaya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abil Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 33

"Bagaimana Mbak?" tanya Gita karena dua resepsionis tersebut masih saling pandang seakan mereka berbicara lewat gerakan bola mata.

"Emm, kami akan kasin informasi tapi jangan sampai ada yang tahu jika kami yang memberikan info. Bagaimana?" tawar seorang resepsionis dan diangguki oleh salah satunya.

"Pasti Mbak," jawab Hafidz dan Gita hampir bersamaan.

"Yang tadi itu Dokter Adrian, beliau baru membeli unit di sini sekitar tiga hari yang lalu, dan letak unitnya ada di lantai sepuluh nomor 402. Hanya itu yang bisa kami informasikan, karena selebihnya bukan hak dan wewenang kami," ucap resepsionis tersebut.

Gita mencatat nomor unit kamar itu, lalu nama pemilik kamar tersebut yang ternyata seorang dokter, persis seperti dugaan mereka berdua. Setelah itu mereka berdua pun ke luar dari gedung apartemen tersebut, sebelumnya telah mengucapkan banyak terimakasih pada kedua resepsionis itu.

Kali ini Hafidz yang berada di belakang kemudi, mengikuti petunjuk Gita kemana arah mereka akan berjalan. Ternyata cukup jauh dari apartemen tadi menuju rumah sakit.

Setelah sampai di rumah sakit, mereka berdua menuju ruangan dokter yang melakukan tes DNA waktu itu. Mengetuk pintu dan setelah dipersilakan mereka berdua pun masuk.

"Maaf kami terlambat Dok," ucap Hafidz sungkan.

"Tidak masalah, saya juga tidak terburu-buru." Dokter paruh baya itu menyerahkan dua amplop hasil tes DNA Hafidz dengan Papa dan Mama.

"Hasilnya identik semua," terang dokter tersebut.

"Pastinya Dok, ini cuma sebagai bukti aja, kalau Bang Hafidz beneran anak Mama dan Papa kalau nanti ada yang menggugat," ucap Gita sejujurnya.

Dokter paruh baya itu mengernyitkan dahi tak mengerti, "Kok bisa?" tanyanya merasa terkejut dengan pertanyaan sendiri karena merasa ingin tahu urusan pasien.

"Maaf, bukannya ingin kepo. Kalau kalian tidak mau menjawab, juga tidak apa-apa," ucap dokter itu lagi.

Hafidz dan Gita tersenyum melihat dokter tersebut seakan menyesali pertanyaannya sendiri.

"Saya itu hilang sejak masih bayi Dok, alhamdulillah sekarang udah ketemu sama Mama dan Papa," ucap Hafidz menerangkan secara ringkas.

"Ya Allah, takdir Allah memang luar biasa buat kamu, Nak. Masih dipersatukan dengan mereka," dokter tersebut terkejut sekaligus bersyukur dengan apa yang dialami oleh Hafidz.

"Iya Dok, saya juga bersyukur sekali," sambung Hafidz.

Setelah berbincang cukup lama, mereka berdua pun berpamitan pada dokter itu. Tapi mereka berdua bukannya langsung pulang justru menuju ke bagian resepsionis rumah sakit itu.

"Selamat siang Mbak, Mas, ada yang bisa kami bantu?" tanya seorang resepsionis yang berhijab saat melihat mereka berdua mendekat.

"Saya mau tanya dokter Adrian Mbak, apa beliau masih praktik?" tanya Gita.

"Dokter Adrian yang spesialis kandungan atau Dokter Adrian spesialis penyakit dalam Mbak? Di sini ada dua nama dokter Adrian," jelas resepsionis itu.

"Spesialis kandungan," ucap Hafidz dan Gita bersamaan membuat keduanya tersenyum, bahkan resepsionis itu juga ikut tersenyum melihat tingkah dua orang dihadapannya.

"Oh, kalau beliau sudah pulang Mbak, jam kerja di sini hanya sampai jam satu siang. Kalau mau menemui beliau, datang saja ke kliniknya," jelas resepsionis itu.

"Boleh minta alamatnya?" tanya Gita.

"Sebentar saya catatkan." Resepsionis itu menulis sebuah alamat dari layar laptop yang menyala, setelah itu memberikan pada Gita.

"Coba datang dulu aja kalau mau periksa Mbak," ucap resepsionis tersebut setelah memberikan secarik kertas pada Gita.

"Makasih Mbak, tapi bukan saya yang mau periksa, dan kami juga bukan sepasang kekasih. Kami saudara kembar," jelas Gita dengan tersenyum, karena tadi dia sempat melihat teman dari resepsionis itu seperti memandang negatif dirinya dan Hafidz, apalagi mereka berdua bertanya tentang dokter kandungan, pasti mereka mengira yang tidak-tidak, pikir Gita.

"Kenapa harus jelasin kalau kita saudara kembar, takutnya mereka ngadu sama dokter Adrian, Dek," Hafidz khawatir mereka mengadu ke dokter tersebut tentang dua anak kembar yang mencarinya.

"Abisnya aku kesel Bang, teman Mbaknya tadi natap kita penuh rasa curiga, kayaknya mereka berfikir kalau aku hamil di luar nikah," jawab Gita dengan wajah kesal.

"Astaghfirullah, enggak boleh su'udzon gitu dek, kita kan tidak tahu apa yang mereka pikirkan. Kecuali mereka bilang langsung ke kita," tutur Hafidz.

"Yaudah, maaf deh. Enggak kaya gitu lagi," Gita mengerucutkan bibirnya, menyesali ucapannya tadi.

Melihat itu Hafidz tersenyum lalu menggelengkan kepala. "Kita itu seumuran, tapi sikap kamu kaya Ziva. Jadi kangen sama dia," celetuk Hafidz, membayangkan wajah cemberut Ziva saat merajuk.

"Siapa Ziva?" tanya Gita penuh selidik. "Pacar Abang?" tanyanya lagi.

"Bukan, dia anak yang les privat sama aku. Umurnya baru sekitar sepuluh sampai sebelas tahun," jawab Hafidz.

"Aku disamain sama anak kecil dong?" Gita kembali mengerucutkan bibirnya, lalu memukul lengan abangnya yang sedang fokus nyetir.

"Jangan gitu Dek, nanti kalau nabrak gimana?" Hafidz panik, karena dia memang masih sedikit tegang saat mengemudikan kendaraan roda empat tersebut.

"Iya maaf," ucap Gita.

Setelah itu mereka larut dalam kegiatan masing-masing, hingga mereka berdua sampai di pesantren tempat Mama tinggal.

Seperti biasa mereka bertiga akan saling memeluk satu sama lain saat bertemu, tak lupa Mama mengecup kening dan pipi kedua anak kembarnya, seakan keduanya anak kecil yang masih suka di cium. Tapi mereka berdua tak protes dengan perbuatan sang Mama.

"Alhamdulillah, sudah Mama duga. Kamu memang anak Mama," ucap Mama setelah membaca hasil tes DNA tersebut.

"Iya Ma,"

"Ada kabar lebih penting lagi Ma," Gita terlihat lebih antusias saat menceritakan saat mereka berdua mengikuti Tante Sita. Bahkan melupakan masalah tes DNA, karena dia sudah yakin sejak dulu kalau Hafidz itu saudaranya meskipun sempat menyangkal.

"Apa dokter yang dulu nolongin Mama melahirkan namanya dokter Adrian Ma? Bentar aku lihatin wajah orang itu." Gita membuka ponselnya memperlihatkan wajah dokter Adrian yang tadi dikirim oleh Hafidz.

Waktu Indra dulu, foto laki-laki yang bersama Tante Sita tidak begitu jelas, tapi kali ini wajahnya sangat jelas sekali.

Mama melihat foto dokter tersebut, dia terkejut saat mengetahui wajah yang serasa tidak asing baginya.

"Iya, Mama baru ingat dia itu dulu dekat sama Tante kalian, tapi Mama enggak tahu mereka punya hubungan apa. Berarti Adrian benar-benar membantu kejahatan Sita, Mama tidak habis pikir. Apa sampai sekarang dia belum menikah? Kok bisa sama Sita?" Mama menggelengkan kepala tak percaya dengan apa yang dia lihat, dan apa yang diceritakan Gita saat Sita masuk ke apartemen lelaki itu.

"Entahlah Ma, kami punya alamat kliniknya tapi kami tidak tahu info lainnya tentang dokter itu. Menurut Mama, apa kita lanjutkan penyelidikan tentang Tante Sita atau kita sudahi, dan lapor polisi aja. Kita sudah punya cukup bukti Ma," ucap Gita minta pendapat sang Mama.

"Sudahi saja penyelidikan tentang Tante kalian, biar itu urusan Papa mu. Tapi untuk melaporkan Tante kalian, Mama belum siap bertemu mereka," ucap Mama, membuat si kembar saling pandang lalu memeluk sang Mama secara bersamaan.

Bersambung ....

🍁🍁🍁

1
YuWie
yahhh baguss..walo gak puasss krn disini semua perannya jadi protahonis semua. antagonisnya di maafken malah tambah bahagia..begitulah
YuWie
waguuu
YuWie
anehhh..knpa adrian bebas. bukankah dokter ini kerjasama dg sita membohongi pasien.
YuWie
pastiii sukses kamu fidz
Santi Rizal
keren banget ceritanya
Santi Rizal
pengkhianatan membuat banyak orang yang terluka
Santi Rizal
sita bener bener jahat banget wong edan
Santi Rizal
bagus ceritanya Thor
LENY
ZUVA SAMA REVAN AJA ATAU SAMA RICKY. KL SAMA HAFIZD KETUAAN DAN SDH DIANGGAP ADIK SAMA HAFIZD.
LENY
YA WAJARLAH GITA KECEWA KRN PERBUATAN TANTE NYA SDH KELEWAT BATAS KEJAM NYA 😥
LENY
MAAF THOR KOK AKU GAK ADA TERHARU NYA YA LIHAT SINTA MINTA MAAF SETELAH PERBUATAN JAHAT SITA DIASINGKAN 10 THN DI TMH SAKIT JIWA ANAK DIBUANG DUH BLM BISA DAN GAK RELA SITA SEMUDAH ITU DIMAAFKAN. BAGUSLAH GITA JGN CABUT LAPORAN PERCOBAAN PEMBUNUHAN BIAR SITA RASAKAN DULU AKIBAT PERBUATAN JAHAT NYA🙏
LENY: MALAH SINTA YG DIJAHATIN MINTA MAAF DULU ADUH 🙈🙈
total 1 replies
LENY
YA BENER AKU GAK SETUJU KL DICABUT TUNTUTANNYA BIARKAN SITA DIPENJARA DULU AGAR JERA KRN PERBUATANNYA SDH KELEWAT BATAS. ENAK BENER KL SMPE DILEPAS DARI PENJARA. LAGIAN SINTA KOK MERASA BERSALAH JG ANEH. SITA AJA YG HATI NYA JAHAT IRI DENGKI.
LENY
KRN IRI SAMA SAUDARA SENDIRI TEGA BERBUAT JAHAT DAN KEJAM MELEBIHI BINATANG😡 PADAHAL SINTA BAIK ORANGNYA GAK PANTAS DISAKITIN DGN KEJAM
LENY
PAPA REY INI TERLALU LEMAH MSH AJA GAK MAU CERAIKAN SITA KRN KASIHAN REVAN. PADAHAL PERBUATAN SITA SDH KELEWAT BATAS KEJAMNYA. GAK MIKIR ANAK KANDUNG DIBUANG DAN ISTRI DISAKITIN. JD GREGETAN LIHATNYA.
Santi Rizal
semoga kedepannya LBH bahagia hafizd ..mm dan Gita
Santi Rizal
saudara kembar tapi jahat banget
Santi Rizal
hubungan batin ibu dan anak emang kuat
LENY
LANJUT THOR
LENY
DASAR SAKIT JIWA IRI HATI DENGKI 😡
LENY
CERAI AJA BODOH BENER MSH MAU BERTAHAN SAMA WANITA IBLIS ITU SDH SELINGKUH PEMBUNUH JAHAT LBH DARI BINATANG. PASTI REVAN MENGERTI.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!