Azka Mahespatih (28th) bersembunyi di rumah Nandita (20th) saat ia tengah di kejar oleh beberapa orang preman yang hendak mencelakainya.
Dita yang kaget saat mendapati lelaki asing yang memasuki rumahnya sontak ingin berteriak,tapi sebelum itu terjadi Azka dengan cepat berlari menuju Dita tetapi kakinya tersandung oleh kaki kursi hingga ia kehilangan keseimbangan dan terjatuh di atas tubuh mungil Dita,di saat bersamaan para warga sekitar menggrebek mereka dan menikahkan mereka. mau tidak mau mereka menikah juga. bukan tanpa sebab Azka tidak menolak menikahi Dita,karena Azka pernah di tolong oleh Dita maka dari itu ia ingin membalas kebaikan Dita dengan menikahi gadis itu.
bagaimana kelanjutan ceritanya apakah pernikahan mereka akan langgeng atau sebaliknya?
jangan lupa dukung author dengan cara klik love,komen dan subcreb ya...🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yadah elek, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pove Irina
sungguh aku tak menyangka jika suamiku sendirilah orang yang telah bertanggung jawab penuh atas apa yang telah aku alami 28tahun silam.
dan bahkan karena kejadian itu aku sempat menjadi gila,berjalan di pinggir jalan tak tentu arah dengan perutku yang membuncit.
entah dari mana datangnya Andreas menghampiri dan membawaku ke rumah sakit dan merawatku sampai sembuh. setelah sembuh dia menginginkan aku agar mau menikah denganya dan anak yang ada di kandunganku dia juga mau mengakuinya sebagai anaknya dengan menyantumkan namanya pada nama anakku.
awalnya aku ragu dengan ucapanya ingin menikahi wanita yang sudah tidak suci,bahkan mau mengakui anak yang ada dalam kandunganku sebagai anaknya sendiri. tetapi berbagai macam cara ia meyakinkanku supaya aku percaya dengannya. butuh waktu lama mas Andreas untuk meluluhkan hatiku dan meyakinkan ku untuk percaya ucapanya.
Dengan melihat semua usahanya akhirnya aku menyetujui untuk menikah denganya. saat pertama menikah denganya aku memang belum mencintainya,tetapi rasa itu lama-kelamaan hadir tanpa aku sadari.
ya,aku memang mencintainya tetapi mendengar kebenaran itu sungguh aku tak tahu keputusan apa yang harus aku ambil.
"dan saat aku mengetahui kamu mengandung anakku maka aku semakin yakin untuk menikahimu,walaupun aku tidak mencintaimu tetapi setidaknya aku bisa bertahan demi anak yang kamu kandung waktu itu." ucapnya menjelaskan,meski ia mengakui akhirnya ia mencintaiku tetapi hatiku rasanya sudah beku,dan tak ingin bertemu denganya.
"pergilah mas,beri aku ruang untuk aku berfikir dan menenangkan hatiku. kamu tidak perlu kawatir soal Azka,aku akan merawatnya dengan baik."
"tapi..."
"pergi...." aku membentaknya bersamaan dengan tangisku yang pecah.
sungguh untuk saat ini aku tak sanggup jika bertemu dengannya akan lebih baik jika dia pergi untuk sementara hingga hatiku benar-benar siap untuk bertemu denganya.
"keluarga pasien?" ucapan dokter membuyarkan lamunanku. dulu aku memang tak mau menerima kehadiran Azka anakku,tetapi aku juga seorang ibu bagaimanapun aku juga mengkhawatirkan anakku. apalagi Azka selalu memenuhi keinginanku walau tak semua,tetapi aku sangat tau bagaimana Azka sangat menyayangiku akupun juga.
"saya ibunya dokter."
"begini nyonya keadaan tuan Azka tidak terlalu parah hanya lenganya patah,dan perlu perawatan secara bertahap agar bisa sembuh total dan untuk kakinya hanya terkilir saja. jadi tidak perlu ada yang di khawatirkan." terang sang dokter.
"baik dokter terima kasih." ucap Irina merasa lega karena anaknya Tak mendapat luka yang serius.
setelah dokter itu pergi Irina memasuk kamar Azka,dia melihat putranya yang terbaring lemah,seandainya ia tak meminta Azka untuk membalas rasa sakit hatinya pada Dita mungkin ini tidak akan terjadi.
walaupun dia tak tahu pasti apa yang di lakukan Azka pada Dita semalam,tetapi dia bisa merasakan apa yang tengah di lakukan Azka begitu kejam dan tak berperasaan. ia hanya bisa berdoa hubungan anaknya dan menantunya bisa membaik.
Irina mendekati Azka yang tengah berbaring lemah,ia duduk di samping ranjang Azka.
"ma, bagaimana keadaan Dita ma?" tanya Azka saat Irina sudah duduk di sampingnya.
"mama juga belum tahu sayang,lebih baik kamu fokus dengan kesehatanmu dulu sayang."
"tapi ma Azka gak bisa tenang sebelum mendapat kabar tentang Dita ma. seandainya waktu bisa di putar maka aku akan memilih untuk mengikuti saran istriku maka ini semua takkan pernah terjadi. ini semua kesalahanku ma,bantu aku untuk menemui Dita ma." ucap Azka sambil terisak,sungguh Azka seperti anak kecil yang baru saja kehilangan mainan yang ia sangat sukai.
aku tak pernah melihat Azka serapuh ini,dia menangis tersedu karena penyesalan yang ia alami. ini juga terjadi karena kesalahanku. aku membawanya dalam pelukanku,dulu aku tak peduli dengan kesulitan anakku tetapi kali ini aku ikut menyesali dengan apa yang tengah terjadi. seandainya aku bisa membuang egoku,mungkin anakku tidak akan semenderita Sekarang.
dulu memang Azka sempat bersedih karena sang kekasih meninggalkannya hingga membuatnya berubah menjadi pria dingin tak tersentuh dan dia bisa dengan sangat rapi menyimpan kesedihannya berbeda dengan sekarang,dia kehilangan Dita karena kesalahannya sendiri sehingga ia tak mampu menyembunyikan kesedihannya.
"papa akan membantumu mencari tahu tentang ke adaan istri dan anakmu Azka,kamu jangan khawatir." tiba-tiba mas Andreas berucap demikian sontak kami melepas pelukan kami.
aku hanya diam tak menanggapi ucapan mas Andreas,dan aku juga enggan untuk menatapnya. melihatnya sama saja membuka luka lama.
"aku tidak perlu bantuan anda,saya bisa mencari informasi tentang istri saya sendiri." ucap Azka tegas tanpa mau menatap wajah ayahnya.
"papa mohon,beri papa kesempatan untuk memperbaiki semuanya." ucap Andreas memohon.
"jika papa bisa mengembalikan Dita,maka kami akan memaafkan kesalahan papa." sahutku sembari menatap keluar jendela tanpa berniat untuk menatap wajahnya.
"baiklah...papa akan berusaha untuk membuat Dita kembali ke sisi kita. dan papa berharap kalian mau memaafkan kesalahan yang telah papa perbuat." ucapnya sendu
"aku berharap bisa memaafkan semua kesalahanmu mas,tetapi aku juga butuh waktu untuk menata hatiku yang sudah hancur berantakan oleh kebohongan yang kamu buat."
ucapku dalam hati.
🥀🥀🥀🥀
sementara itu di ruangan yang cukup luas seorang wanita tengah histeris ketakutan saat beberapa perawat mendekatinya dan mencoba menenangkannya.
"lepaskan aku,tolong jangan pukul aku lagi..." ucapnya histeris.
"hiks...hiks...hiks...kenapa kamu begitu tega kepadaku,padahal aku tidak salah sama sekali."ucapnya sambil terisak.
"dek... Dita,sayang...ini kakak,kamu kenapa?"ucap Abi langsung memeluk Dita yang tengah histeris karena ketakutan.
Dita mendongak menatap Abi beberapa saat,
"kak...tolongin Dita,mas Azka datang lagi ingin memukuli Dita kak,dia takkan puas jika Dita tidak menderita." ucapnya sambil memeluk Abi dengan erat.
"Kaka juga kenapa ninggalin Dita,padahal tadi Kaka janji tidak akan ninggalin Dita. jika Kaka ingin pergi bawa Dita bersamamu kak,jangan tinggalin Dita sendirian kak,Dita mohon." ucap Dita frustasi.
Dita benar-benar ketakutan saat ia terbangun tak mendapati sang kakak atau kakeknya berada disampingnya,dia benar-benar panik dan beranjak dari kasurnya berlari keluar sambil berteriak nama kakaknya.
entah kenapa saat melihat laki-laki yang postur tubuhnya mirip Azka ia langsung histeris menganggap Azka itu akan datang menghampirinya dan akan menyiksanya lagi.
"sssttt....tenang ya Dek,kakak janji tidak akan kemana-mana. nanti kalau kamu sudah benar-benar sembuh,kita akan pergi jauh dari sini. dan kakak akan membawamu melihat konser boyband yang sangat kamu sukai dan sangat kamu inginkan selama ini." ucap Abi menenangkan adiknya dengan menyebutkan boyband yang sangat di sukai oleh adiknya.
dan itu berhasil membuat sang adik langsung diam dan menatapnya berbinar senang. sungguh Abi merasa iba melihat sang adik harus bernasib malang seperti ini.
"Kaka janji akan berusaha memberi kebahagiaan untukmu dek." ucap Abi dalam hati.
Dan benar2 bkn orang tuanya yg melakukan
padahal pelakunya bkn ibunya dita.
hanya saksi hidup sdh tdk ada