Kisah seorang gadis desa yang merantau ke ibukota, dikhianati oleh sang tunangan yang selingkuh dengan sahabatnya sendiri.
Nasib tragis kembali menimpa, dia di pecat dari perusahaan tempatnya bekerja dengan tidak hormat.
Hingga takdir kemudian mempertemukannya dengan seorang pengusaha muda yang juga memiliki masa lalu kelam, melalui putra kecil pengusaha tersebut yang sangat menyayangi Nabila.
Akankah kebahagiaan berpihak pada Nabila?
Yuk, ikuti perjalanan cinta Nabila dan sang pengusaha, yang mengharukan, romantis, sekaligus kocak 🥰
____
Dalam tahap revisi PUEBI ☺🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Merpati_Manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jatuh Cinta
"Ish,,, abang nih ngelantur aja kalau bicara," sahut Nabila tersenyum malu-malu.
"Bagian dari usaha Bill,,," gumam Rehan lirih yang hanya bisa di dengar oleh dirinya sendiri, sambil berjalan untuk membukakan pintu buat Nabila.
Setelah Nabila duduk di bangku depan dengan nyaman, Rehan menutupkan pintu dengan perlahan dan segera berlari kecil memutari mobilnya untuk duduk di belakang kemudi.
Rehan segera menghidupkan mesin mobilnya, sejenak suasana hening,,, "boleh kan Bill kalau aku pengin lebih kenal dekat denganmu?" tanya Rehan tiba-tiba sambil menatap kearah Nabila. "Aku pria singgel, begitupun dengan kamu bukan?" lanjut Rehan meminta persetujuan dan menatap intens manik mata Nabila.
Mendengar ucapan Rehan membuat Nabila tergagap, "bang maaf, saat ini Billa..." sejenak menghentikan ucapannya dan seperti ragu untuk melanjutkannya.
"Iya Bill,,, abang ngerti kok," sahut Rehan sambil tersenyum seolah mengerti yang hendak disampaikan Nabila, "dan saat ini pastinya kamu juga butuh waktu untuk sendiri, abang hanya gak mau kamu trauma untuk menjalani sebuah hubungan kembali," lanjutnya dengan bijak.
"Makasih ya bang udah ngertiin Billa," ucap Nabila tersenyum tulus.
Rehan mengangguk dan tersenyum hangat, "kita jalani dulu aja ya... dan tolong jangan pernah jauhi abang dan juga Kevin," pintanya sungguh-sungguh.
"Iya bang, Billa sayang kok sama anak itu,,, dia itu lucu dan menggemaskan," ucapnya dengan mata yang berbinar, "dia juga ngangenin,,," lanjutnya lirih.
"Kalau deddy nya?" sahut Rehan cepat.
"Maksud abang,,," Nabila mengernyitkan kedua alisnya dan bertanya bingung.
"Deddy nya Kevin ngangenin enggak?" Sambil tersenyum jahil menggoda Nabila.
Nabila dibuat tersipu malu dengan tingkah Rehan yang terang-terangan menggodanya, "bang, ini kita jadi jalan gak sih? atau hanya mau ngobrol disini aja sampai malam?" tegur Nabila pura-pura kesal sambil mengerucutkan bibir tipisnya.
"Eh iya, jadi kok,,," sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Rehan kemudian segera melajukan mobilnya meninggalkan tempat kos Nabila. Rehan mengemudi dengan kecepatan rata-rata, terlihat dia sangat menikmati momen perjalannya kali ini.
Setelah beberapa saat mereka menelusuri jalanan ibukota, "Bill, kita cari masjid dulu ya... kayaknya udah mau masuk waktu sholat maghrib," tanpa menunggu persetujuan Nabila, Rehan segera mengarahkan laju mobilnya menuju masjid yang sudah terlihat dari kejauhan.
Nabila hanya mengangguk, dalam hati berbisik, "bang Rehan benar-benar laki-laki yang baik, taat dalam beribadah dan sayang sama keluarga nya, bahkan dia bisa menyayangi dan memperlakukan keponakan layaknya putra kandungnya," sebuah senyuman terbit disudut bibir Nabila.
Tanpa sepengetahuan Nabila, Rehan memperhatikan ekspresi gadis itu dari pantulan kaca spion sesaat setelah berhasil memarkir mobilnya. Rehan pun ikut tersenyum, "Semoga kamu sedang melamun kan aku Bill,,," gumamnya dalam hati. "Hei,,, mikirin apa?" lirih Rehan menegur Nabila, tapi tak urung hal itu mampu membuat Nabila terlonjak kaget.
Kedapatan kalau sedang melamun membuat wajah Nabila merah merona, buru-buru dia membuang pandangannya kearah luar jendela untuk menyembunyikan warna pipinya yang pasti sudah seperti kepiting rebus itu dan berkata, "gak ada kok bang," Nabila mencoba untuk mengelak.
"Yuk ah, kita turun,,, sudah adzan tuh," ucap Rehan mencairkan suasana.
Mereka pun turun dan berjalan bersama menuju masjid, untuk melaksanakan ibadah sholat maghrib.
*****
"Mau makan apa Bill?" tanya Rehan setelah mereka sampai dan duduk di ruang VVIP di sebuah restoran yang cukup mewah dengan panorama pantai yang sangat indah, ya... Rehan membawa Nabila ke daerah Jakarta Utara. Sepertinya Rehan ingin memberikan kesan istimewa di kencan pertama versinya saat ini, "ngarep banget sih gue," gumamnya dalam hati sambil senyum-senyum sendiri.
"Apa aja deh bang, Billa ngikut,,," jawab Nabila menatap heran kepada Rehan yang terus tersenyum itu. "Abang kenapa, kayak orang lagi jatuh cinta?" selidik Nabila keceplosan,,, tersadar dengan ucapannya tadi sontak Nabila menutup kedua mulutnya.
"Kamu bener Bill, abang emang lagi jatuh cinta..." sejenak Rehan menghentikan ucapannya dan mengatur nafasnya, menatap tajam manik mata gadis yang duduk di depannya itu. "Abang jatuh cinta sama kamu," ucap Rehan dengan suara bergetar.
Suasana sesaat hening, Nabila nampak salah tingkah...
"Kamu gak perlu menjawabnya sekarang Bill, abang akan menunggu sampai kamu siap," lanjutnya dengan cepat agar Nabila tidak merasa sungkan ataupun tak enak hati terhadapnya.
"Kita pesan makan dulu aja ya,,," tanpa menunggu persetujuan Nabila, Rehan segera memanggil pelayan restoran yang berdiri tidak jauh dari tempat duduknya.
"Mau pesan apa tuan?" tanya pelayan restoran dengan sangat sopan.
"Saya minta menu yang paling istimewa yang ada di restoran ini," ucap Rehan tegas.
"Baik tuan, akan segera kami sajikan secepatnya," jawab pelayan wanita itu sambil membungkuk hormat dan segera berlalu meninggalkan meja tamu VVIP tersebut.
Tak berapa lama dua pelayan wanita datang sambil membawa makanan spesial yang tadi telah dipesan Rehan, dengan hati-hati kedua pelayan wanita tersebut menghidangkan semua makanan yang mereka bawa keatas meja.
"Silahkan menikmati tuan dan nona," ucap salah seorang pelayan sambil membungkuk hormat dan tersenyum sopan, keduanya kemudian pergi menjauh dari meja tamu restoran tersebut.
"Bang,,, makanan sebanyak ini siapa yang mau menghabiskan?" tanya Nabila sambil mengerutkan kening sesaat setelah melihat begitu banyak makanan aneka olahan seafood yang telah terhidang di atas meja di hadapan mereka berdua.
"Ya kamulah, biar cepet gede,,," jawab Rehan asal dan kemudian tergelak.
"Abang,,, Nabila nanya serius nih? Kenapa abang malah becanda sih?" Nabila merajuk dengan bibir mengerucut, semakin membuat wajah manisnya menggemaskan di mata Rehan.
"Maaf,,, maaf,,," ucap Rehan dengan menangkup kedua tangan di depan dadanya, abang becanda sayang... kita nikmati aja semua, kalau emang gak habis kan bisa kita bungkus dan dikasih ke orang," lanjut Rehan kemudian.
Nabila nampak mengangguk-angguk sambil menautkan kedua alisnya, sesekali mencuri pandang kearah Rehan, "ish,,, tadi bang Rehan kok bilang sayang ya... apa maksudnya?" bisik nya dalam hati, "ah, kenapa aku jadi kepo sih,,," rutuk nya pada diri sendiri. "Eh tunggu, tapi dia baik sekali sih hatinya, mau bagiin makanan ini sama orang-orang yang membutuhkan," puji Nabila kepada laki-laki di hadapannya itu dalam hati, senyum tipis terbit di sudut bibirnya.
"Kenapa senyum-senyum?" tanya Rehan dengan tatapan yang sulit diartikan, "mau dipanggil sayang lagi ya?" lanjutnya dengan mode menggoda.
"Apaan sih bang,,," tukas Nabila malu-malu, "kita jadi makan gak bang, Billa sudah lapar nih,,," lanjutnya mengalihkan pembicaraan.
"Oke,,, Kita berdoa dulu ya, agar makanan yang kita nikmati ini menjadi berkah," Rehan kemudian memimpin membaca do'a nya.
Selesai berdo'a, "mau yang lauk apa Bill?" tanya Rehan dengan memegang piring yang sudah dia isi dengan nasi sambil menatap kearah Nabila.
"Nanti Billa bisa ambil sendiri kok, abang gak perlu repot," jawab Nabila sungkan.
"Tidak Bill," sanggah Rehan cepat, "please,,, ijinkan aku melayani mu kali ini," pintanya sungguh-sungguh, menatap dalam manik mata Nabila.
trus Selly kebagian ulet bulunya donk kasiannn