NovelToon NovelToon
Suamiku Pria Tulen

Suamiku Pria Tulen

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis
Popularitas:19.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Sept

Nur Azizah gadis biasa yang telah dijual oleh tantenya sendiri untuk menebus rumah yang akan disita. Nur tidak menyangka, nasibnya akan tragis. Saat orang yang membeli tubuhnya berusaha menodai gadis itu, dengan susah payah Nur berusaha kabur dan lari jauh.
Dalam aksi pelariannya, Nur justru dipertemukan dengan seorang pria kaya raya. Seorang pria tajir yang katanya tidak menyukai wanita.
Begitu banyak yang mengatakan bahwa Arya menyukai pria, apa benar begitu?

Rama & Irna

Masih seputar pria-pria menyimpang yang menuju jalan lurus. Kisah Rama, si pria dingin psiko dan keras. Bagaimana kisah Irna hidup di sisi pria yang mulanya menyukai pria?


Jangan lupa baca novel Sept yang lain, sudah Tamat.
Rahim Bayaran
Istri Gelap Presdir
Dea I Love You
Menikahi Majikan

Instagram Sept_September2020

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Buaya Dikadalin

Suamiku Pria Tajir #33

Oleh Sept

Rate 18+

Tidak ada hidup tanpa masalah, seperti itulah jalan hidup Nur. Baru mencicipi madu dan sepertinya ia harus juga merasakan pahitnya empedu.

"Mana bajuku, Nur?" Arya keluar dari kamar mandi sambil mengosok rambutnya dengan handuk.

"Di atas ranjang," ucap Nur setengah berteriak karena ia sedang merapikan kamar mereka.

Arya meraih pakaiannya, sambil memakai baju ia mulai melarang Nur melakukan ini dan itu.

"Udah, taruh aja di sana. Nanti Bibi yang beresin."

"Nggak apa-apa, cuma ini aja." Nur tetap melakukan aktifitasnya.

"Kamu nggak boleh capek-capek, ingat itu Nur."

Nur hanya tersenyum, nyatanya lebih capek kalau sedang berduaan dengan suaminya itu. Butuh tenaga ekstra untuk menghadapi cacing pitanya.

Setelah berpakaian rapi, Arya kemudian mendekati Nur.

"Ayo ke sana!" Arya menarik lembut tangan Nur ke balkon. Mereka pun meneruskan ngobrol santai di sana.

"Bagaiman dengan mual muntahnya? Apa masih parah?" Arya menyentuh tangan Nur dan meremasnya dengan gemas. Jari-jarinya begitu kecil, ia baru menyadari, segala sesuatu yang ada pada Nur memang minimalist.

"Sudah mendingan, setelah minum obat dari dokter, sudah nggak parah kayak kemarin."

"Syukurlah kalau begitu."

Mata Arya lalu tertuju ke area pagar yang terbuka, ia melihat mobil papanya datang.

"Tumben papa sudah pulang?" gumam Arya sambil menatap ke bawah. Membuat Nur penasaran dan ikut melihat ke bawah.

"Biasanya agak sorean," sela Nur.

"Makanya ... Eh, siapa yang bersama papa?" Arya merasa aneh, karena sopir keluar dari mobil kemudian membopong seorang wanita paruh baya.

"Siapa, Mas?" Nur ikut mengamati.

Dari atas mungkin tidak begitu kentara. Tapi Nur tahu persis, meski dilihat dari belakang pun, ia sudah hafal tantenya. Tante yang selama ini tinggal bersamanya lalu menjualnya gara-gara rumah akan disita.

"Mungkin orang yang ditolong papa," ucap Arya kemudian karena tidak mengenal sosok tersebut.

"Mas Arya ... Nur takut."

"Hah?" Arya baru mengalihkan perhatian. Ia sekarang mengamati wajah istrinya yang pucat.

"Kamu sakit, Nur?"

Nur menggeleng keras, kemudian memegang tangan pria itu.

"Sembunyikan Nur, Mas. Tante pasti mau jemput Nur dan menjual Nur lagi."

"Bicara apa kamu, Nur. Jangan ngaco."

Nur yang ketakutan, buru-buru lari ke arah pintu. Ia mengunci pintu kamar rapat-rapat.

"Nur! Kamu ini kenapa?" Arya semakin heran dengan kepanikan Nur Azizah.

"Tante akan jual Nur, Mas ... dia mau jual Nur!"

Arya langsung menarik kesimpulan, jangan-jangan wanita satu mobil dengan papanya adalah orang yang dimaksud sang istri.

"Dia tantemu?"

Nur mengangguk pelan.

"Dia yang mau menjualmu?"

Nur mengangguk lagi.

Arya meghela napas dengan kesal, tangannya mencengkram pundak Nur.

"Jangan keluar! Sampai aku yang buka pintunya!" ucap Arya dengan wajah serius.

KLEK

Arya mengunci pintu kamar dari luar, pria itu lalu bergegas turun ke bawah.

Tap tap tap

"Ma ... Ma!" Arya berteriak memanggil mamanya.

Di ruang tamu kosong, Arya langsung ke kamar sang mama. Di sana hanya ada papanya.

"Pa ... mama mana? Terus wanita sama papa tadi mana?"

Pak Brotoseno mengeryitkan dahi, datang-datang sudah memburu dengan banyak pertanyaan.

"Ada ... mamamu sepertinya di kamar asisten."

Buru-buru Arya berjalan cepat menuju kamar pembantu. Saat sudah di depan salah satu pintu yang terbuka sedikit, Arya menguping. Ia bisa mendengar pembicaraan antara sang mama dan tantenya Nur.

"Tolong saya, Nyonya. Saya butuh pekerjaan. Saya bisa sapa saja."

Mama menatap iba. Namun pembantunya sudah banyak di rumahnya.

"Maaf Bu, tapi kami sudah tidak membutuhkan asisten lagi."

Tante Susi memasang wajah rubahnya. Ia berpura-pura butuh uang. Tapi, memang butuh sih. Dan Sengaja ia ingin bekerja di sana, sekalian menyelidiki apa benar Nur tinggal di sana. Ia kan masih kepo bin penasaran di mana rimbanya sang keponakan.

"Maaf, Bu!"

"Saya bisa melakukan apa saja, Nyonya. Tolong pertimbangkan lagi. Saya hidup sebatang kara. Tidak tahu lagi mau mencari pekerjaan di mana?" ratap tante Susi dengan tangisan buaya. Matanya pun sudah berkaca-kaca. Membuat mama jadi tidak tega.

Mendengar pembicaraan mereka, Arya menahan geram. Sudah pasti tentenya Nur itu sedang mengincar istrinya. Arya berpikir keras, kemudian mendapati ide untuk menjauhkan wanita itu dari Nur.

"Ma ... Mama?" Arya pura-pura sedang mencari mamanya.

Mama dan tante Susi langsung menoleh ke sumber suara. Keduanya menatap ke arah yang sama.

"Eh ... Arya, ada apa?"

"Nggak apa-apa, ada siapa, Ma?" Arya mengamati tante Susi. Wajahnya nampak biasa, tapi hatinya penuh benci.

"Ini ... papa tadi hampir nabrak ibu ini. Katanya juga butuh pekerjaan."

"Kebetulan ... kantor cabang yang baru diresmikan kemarin sepertinya butuh banyak cleaning service, Ma."

"Yang di Depok?"

Arya mengangguk.

"Nah, Bu. Ini rejeki buat Ibu."

Mama langsung menatap putranya kembali, "Kamu bantu ibu ini, ya Arya."

"Pasti, Ma!" ucap Arya mantap. Ia pasti membuat wanita itu jauh-jauh dari Nur.

"Sialan!" maki tante Susi dalam hati. Ia menahan kesal. Bisa-bisanya ia dibuang ke Depok. Bersambung.

1
Arida Susida
Luar biasa
Meri
Oalah,antek ny Rama🤦🤦🤦
Nurmiati Aruan
hajar terus Irna....sampe dapat 😂😂😂
Nurmiati Aruan
1 orang Rama belum bisa diringkus.... meresahkan...
Nurmiati Aruan
goda terus kak Irna ..sampe meleleh
Nini Tuti
Luar biasa
Dessy Lisberita
fisual aku suka yg timur Tengah sekedar beri sran
Meyke Joyce Rantung
waduh...bakal ketemu Rama dgn Arya...
Meyke Joyce Rantung
Nur jago bahasa Inggris ya...langsung ngerti tulisan di kertas😅
Meyke Joyce Rantung
Nur koq tidak lapor sekuriti...
Wati indah
Luar biasa
Gagas Permadi
Kevin ngidam brabe dah🤣🤣🤣
Gagas Permadi
papa Arya kenapa Thor 😭😭🤣
Gagas Permadi
Lea bar bar/Facepalm//Facepalm/
Gagas Permadi
Arya sama Rama jadi besanan donk🤭
Gagas Permadi
woooowww
Gagas Permadi
enakan rasanya 🍩
Gagas Permadi
🤣🤣🤣🤣
Gagas Permadi
cieeeee terong udah doyan donat🤣
Gagas Permadi
waaaaah si IRNA. bener² bar bar🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!