NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Bos Muda Lumpuh

Terpaksa Menikah Bos Muda Lumpuh

Status: tamat
Genre:Romantis / Perjodohan / Cintamanis / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Tamat
Popularitas:100.9M
Nilai: 4.6
Nama Author: Rani

Chacha memang anak haram, tapi haruskah dia dikhianati oleh keluarganya dan dijadikan istri pengganti?!

Cukup lama Chacha disiksa, dan kegunaan terakhirnya yaitu menikahi orang cacat untuk saudara tirinya!

Bastian, CEO Hutama Group membeli Chacha atas dasar hutang ayahnya, dan dia harus setuju demi neneknya.
Awalnya dia pikir semuanya akan baik-baik saja setelah menikah. Namun ternyata dirinya bagai masuk ke kandang harimau ke luar ke kandang buaya.

Pria di depannya yang terkenal kejam, tidak menganggapnya sedikit pun sebagai seorang istri.

Dengan penuh kesabaran, Chacha tetap memperlakukan Bastian dengan baik dan tulus.
Akankah benih-benih cinta muncul dalam pernikahan mereka?
Atau akankah saudara tirinya kembali untuk memenangkan hati Bastian?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

*Episode 34

"Tunggu. Apa karena kak Keke mirip Mona yang kata mama adalah cinta pertama Bastian, makanya Bastian suka sama kak Keke?" tanya Chacha pada dirinya sendiri sambil terus melihat bingkai foto tersebut.

"Ya, kamu benar."

"Bastian!" Chacha kaget bukan kepalang. Wajahnya tiba-tiba memerah. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari yang biasanya.

"Turunkan bingkai itu!" kata Bastian pada Danu.

"Baik bos muda."

Danu melakukan apa yang Bastian katakan. Ia menurunkan bingkai foto tersebut dengan hati-hati, lalu menyerahkan pada Bastian.

"Ini, bos muda."

Bastian menerima bingkai foto yang Danu berikan. Ia meletakkan bingkai itu di atas pangkuannya. Lalu, membelai dengan lembut foto tersebut.

"Kamu benar. Aku cinta Keke hanya karena Keke mirip dengan Mona. Hanya saja, pada akhirnya aku sadar, meskipun wajah mereka sangat mirip, tapi tetap saja, mereka adalah dua orang yang berbeda."

Chacha hanya di saja. Ia tak punya kata untuk menanggapi perkataan Bastian. Sedangkan Bastian, ia terus menatap foto dirinya bersama Mona.

Setelah puas menatap foto tersebut, Bastian meminta Danu untuk menyimpan bingkai foto tersebut ke dalam laci. Tanpa banyak bicara, Danu melakukan apa yang Bastian minta.

"Mengapa di simpan? Kenapa tidak di pajang saja?" tanya Chacha.

"Danu, kamu bisa keluar sekarang. Aku mau istirahat," ucap Bastian tidak memperdulikan pertanyaan Chacha.

"Baik bos muda. Permisi."

"Ya."

"Permisi nona bos," kata Danu sambil meninggalkan kamar itu.

"Iya," ucap Chacha sambil memaksakan senyum pada Danu.

Bastian menjalankan kursi rodanya menuju ranjang.

"Bastian, kamu belum jawab pertanyaan ku," kata Chacha mencegah Bastian dengan memegang tangan Bastian.

"Pertanyaan yang mana?'

"Pertanyaan barusan."

"Apa perlu aku jawab pertanyaan kamu itu?"

"Ya ... ya perlulah. Setiap pertanyaan butuh jawaban."

"Apakah kamu tidak punya pertanyaan lain selain pertanyaan itu?"

"Punya. Aku punya banyak pertanyaan selain pertanyaan itu."

"Apa salah satunya?"

"Di mana Mona sekarang? Mengapa kamu dan Mona bisa terpisah? Apa .... "

Chacha menghentikan ucapannya. Ia baru ingat kalau pertanyaannya itu lebih mirip dengan seorang kekasih yang sedang di landa api kecemburuan pada pasangannya.

"𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯 ... 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘳𝘶𝘴𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬𝘢𝘯? 𝘈𝘱𝘢 𝘩𝘢𝘬 𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘰𝘢𝘭 𝘪𝘵𝘶 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘉𝘢𝘴𝘵𝘪𝘢𝘯? 𝘈𝘬𝘶 𝘬𝘰𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘢𝘥𝘢𝘬 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘣𝘦𝘨𝘰 𝘣𝘦𝘨𝘪𝘯𝘪 𝘺𝘢?" tanya Chacha dalam hati.

"Mengapa kamu tidak melanjutkan pertanyaan mu?" tanya Bastian.

"Ternyata benar, kamu punya banyak pertanyaan, ya. Aku minta salah satu saja, kamu malah menghujani aku dengan banyak pertanyaan."

Chacha tidak menjawab. Mendadak ia merasa sangat malu pada Bastian. Tubuhnya kini membatu seperti tidak bisa ia gerakkan.

Tiba-tiba saja, Bastian menarik tangan Chacha sehingga tubuh Chacha yang tidak siap untuk menahan gerakan yang tiba-tiba ini, terjatuh ke atas pangkuan Bastian. Mereka hampir saja berciuman sekarang. Jarak antara bibir Chacha dengan bibir Bastian hanya beberapa senti.

Untuk sesaat, mereka saling tatap. Detak jantung Chacha dan Bastian sama-sama tidak karuan. Berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.

Setelah sadar dengan apa yang terjadi, Chacha segera bagun dari pelukan Bastian. Ia berusaha mengumpulkan kesadarannya yang terpecah akibat tatapan Bastian barusan.

"Kamu ... kamu apa-apaan sih," kata Chacha sambil menahan detak jantung yang masih tidak normal.

"Tidak ada. Hanya mencoba memastikan kalau saat ini wajah kamu sedang merona," kata Bastian mencoba menggoda Chacha.

"A--apa? Mana ... mana ada," ucap Chacha dengan gelagapan.

"Jangan gugup. Aku hanya bercanda."

"He he he ... kamu bisa bercanda juga? Aku pikir, kulkas gak bisa bercanda," ucap Chacha membuat tawa terpaksa, kemudian memasang wajah kesal.

"Aku manusia. Jelas bisa bercanda."

"Oh, kamu manusia? Aku pikir kamu kulkas."

"Dasar."

"Oh ya, aku akan jawab pertanyaan mu satu persatu."

"Tidak perlu."

"Jangan seperti itu, kamu terlihat seperti istri yang sedang cemburu."

"Ma--mana ada." Chacha menjawab dengan gelagapan. Sekuat apapun ia berusaha untuk tetap tenang, tapi, tetap saja, mulutnya pasti akan mengeluarkan kata-kata dengan gelagapan.

"Mona sudah pergi jauh. Sangat jauh sampai tidak bisa aku sentuh. Karena dia pergi meninggalkan aku, makanya kami berpisah."

Chacha terdiam. Dia tidak mengerti apa maksud dari perkataan Bastian barusan. Bastian meninggalkan Chacha yang sedang mematung di tengah-tengah kamar.

Chacha masih terdiam di sana meskipun Bastian sedang kesulitan. Ia berusaha naik ke atas ranjang dengan susah payah. Biasanya, Danu akan membantu Bastian naik terlebih dahulu sebelum meninggalkan Bastian sendirian di kamar. Kali ini, karena ada Chacha, Danu tidak melakukan hal itu.

"Apa kamu tidak berniat membantu aku untuk naik ke ranjang?" tanya Bastian pada akhirnya.

"Oh, iy--iya, maaf."

Setelah selesai membantu Bastian. Chacha memutuskan untuk keluar dari kamar itu. Ia merasa grogi jika harus berada di kamar ini bersama Bastian lebih lama.

"Mau ke mana?"

"Ke luar.

"Ngapain?"

"Cari angin."

"Di kamar ini gak ada angin?"

"Gak," kata Chacha sambil beranjak dari tempatnya.

1
Gafita Almas
Luar biasa
Putri Zayn
wkwkwk
Putri Zayn
Luar biasa
Srimuliana
tokoh Raditya lemah,baru segitu langsung bunuh diri.
nana supriyatna
Luar biasa
Yulia Santoso
Lumayan
Nunung Ainus
Luar biasa
Larry Speed
emang agak laen nih cerita
Ndinlisaa
Luar biasa
Hamida Eca
iya ganti panggilannya jngn pak bos dan bu bos....gk enak....heee..he
⭐️asteri
otor mending sedikit hati2 soal medis. tidak ada orang operasi tulang langsung bisa berdiri :(
Aik Unique
Lumayan
Aik Unique
Luar biasa
Hana Min
Biasa
Hana Min
Buruk
Aditya Maulana
sangat bagus alur ceritanya
Rani: mksih bnyak yah🥰
total 1 replies
Aditya Maulana
kasian tu keke
Queenchaca
Ceritanya bagus cuma bahasanya aja aga kurang pas thor 😁😁
Queenchaca: Gpp thor semangat yaa tetep baca ceritanya ko 🫶🏻🫶🏻
Rani: hehe, maklum masih belajar itu aku kemarin.
total 2 replies
Sabaku No Gaara
huuhh!!!
penderiraan chacha lbih berat dr kmu tegar lah ...biar kmu bisa memperbaikix
Sabaku No Gaara
tgu hancurx keke dan sarah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!