Mengisahkan tentang seorang gadis muda yang bernama Mutiara Sanjaya atau biasa di sapa Ara, Ara adalah anak pertama dari seorang pengusaha yang cukup ternama bernama Surya Sanjaya
Ara juga mempunyai seorang adik perempuan yang bernama Berliana Sanjaya atau biasa di sapa Nana, Nana terlahir dari pernikahan papanya yang kedua. Hal tersebut bisa terjadi karena mama kandung Ara meninggal dunia saat melahirkan dirinya
Suatu malam Ara di jebak oleh mama Tania dan Nana menyebabkan dia harus kehilangan kehormatan nya dengan laki-laki yang sama sekali tidak dia kenal
Pria tersebut adalah Raditya Mahardika seorang CEO muda yang paling di segani di kota tersebut
Hasil hubungan satu malam tersebut membuat Ara mengandung seorang anak yang menjadi kekuatan bagi dirinya, di awal kehamilannya Ara pun merasa sangat terpuruk tetapi orang di sekitarnya membuat dia bangkit kembali
Apakah takdir akan mempertemukan kembali dirinya dengan sang pria pada malam itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triana mutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perempuan Baik
Adit mendudukkan dirinya di bangku kebesarannya sambil terus membayangkan wajah Ara
"Aku ga sangka ternyata kamu ya perempuan malam itu, seandainya aja aku bisa tau lebih awal"
Adit meraih telepon di atas meja kerjanya dan menghubungi Arman
"Ya pak"
"Kamu bilang Ara sudah punya anak kan"
"Benar pak"
"Saya mau foto anak itu secepatnya ada di meja saya"
"Baik pak"
"Kalau memang Ara perempuan malam itu sudah pasti anak itu anak aku juga, tapi apa anak itu bisa terima aku yang tiba-tiba aja datang di antara mereka"
Tok..Tok..Tok..
"Masuk"
Arman menyerahkan sebuah foto di mana Ara sedang membawa Daffa ke sebuah pantai, di sana ada foto mereka berdua dan Ara menggendong Daffa sambil mencium pipi Daffa. Dan saat itu Daffa sedang mengarahkan wajahnya ke arah ke arah kamera, sehingga wajah anak itu dapat terlihat dengan jelas
"Anak ini kan anak yang waktu itu, astaga kenapa aku bisa bodoh banget sih? semua tanda sudah ada di depan mata aku, tapi aku ga bisa sedikit pun peka terhadap mereka. Seharusnya dari awal aku sudah curiga anak itu benar-benar seperti duplikat saat aku kecil"
"Siapa nama anak ini?"
"Daffa Sanjaya pak"
"Seharusnya nama dia Daffa Mahardika, maafin papa ya sayang. Papa janji papa akan menebus semua kesalahan papa selama ini sama kamu dan mama kamu sayang"
"Apa ada yang bapak perlukan lagi?"
Adit memberikan tanda bahwa Arman sudah bisa keluar dari ruangannya, seharian penuh Adit hanya memandangi foto Ara dan Daffa sambil terus membayangkan bila dirinya berada di antara mereka berdua. Hati itu Adit berusaha menahan diri agar tak menghubungi Ara, dia ingin memberikan Ara kesempatan untuk memilih jalan yang akan dia tempuh
Hingga jam kerja usai Adit pun kembali ke apartemennya, setelah membersihkan diri Adit pun memeriksa ponselnya dan ada panggilan tak terjawab dari Dion
"Mau ngapain lagi sih dia telpon gw? mau pamer lu bisa ketemu mantan tunangan lu? karena gw anggap lu teman gw, jadi gw ganggu kalian pertemuan kalian. Kalau dia pilih lu gw akan mundur tapi kalau dia ga pilih lu, gw ga akan pernah kasih kesempatan lagi lu untuk dekat sama dia"
Adit yang sedang merasa kesal pun melemparkan ponselnya ke atas tempat tidur, dan tiba-tiba saja ponsel Adit kembali berdering dan sudah pasti panggilan tersebut berasal dari Dion
"Halo"
"Sebelumnya gw mau bilang terima kasih sama lu Dit"
"Dia bilang terima kasih, tapi kenapa nada suara anak ini kayak lagi sedih?"
"Kenapa suara lu begitu? harusnya lu lagi bahagia dong"
"Ga tau lah Dit, sekarang gw malah ngerasa ga pantas untuk dia"
"Kenapa lagi?"
Sesungguhnya Adit hanya berusaha mencari tau tentang apa yang telah terjadi antara Dion dan Ara
"Tadi kami sudah sepakat kalau mulai sekarang kami akan jadi teman, dan gw minta dia cerita tentang kejadian malam itu Dit"
"Jadi sebenarnya malam itu dia kenapa?" dengan serius
Tanpa menyadari nada suara Adit yang sudah berubah menjadi serius, Dion pun menceritakan semua kejadian pada malam itu yang telah dia dengar dari Ara. Adit hanya mendengarkan semua cerita Dion dengan seksama sambil terus mengeraskan rahangnya
"Dia juga bilang kalau sekarang dia sudah punya seorang anak Dit"
"Gw tau dan anak itu anak gw"
"Dia minta gw mulai belajar lupain dia Dit, dia juga minta gw bertanggung jawab dengan apa yang sudah gw perbuat dengan adiknya"
"Bagus dong" Adit menjawab dengan cepat tanpa berpikir terlebih dahulu
"Maksud lu Dit?"
Adit pun langsung mendapatkan kembali kesadarannya
"Ya maksud gw memang itu yang paling baik untuk kalian berdua, coba lu bayangin aja sendiri deh. Tunangan lu sekarang kan adik dia, pasti dia semakin kecewa sama sikap lu kalau lu sampai sia-siain adiknya"
"Ya gw ngerti Dit, boleh gw minta tolong sama lu sekali lagi Dit?"
"Kalau lu mau minta gw buat satuin kalian berdua gw akan menolak"
"Tolong bantu gw cari tau siapa yang tega jebak dia malam itu"
"Lo tenang aja gw pasti akan cari tau"
"Makasih ya Dit, lu memang teman terbaik gw"
"Lu salah gw lakuin ini untuk dia bukan untuk lu, karena gw akan balas berkali-kali lipat orang yang sudah lakuin hal itu ke dia"
"Hem"
"Sory tadi gw ga antar dia balik ke kantor lu, dia bilang mau balik ke kantor sendiri aja"
"Jadi dia tadi bilang sama Dion mau balik ke kantor, tapi dia minta izin untuk ga balik ke kantor. Apa jangan-jangan dia lagi sedih?"
"Gw udah janjian mau kumpul nih sama yang lain, lu ikut gabung ga?"
"Malam ini gw ga bisa ikut kumpul, gw lagi ada urusan"
"Ya udah kalau gitu, gw titip Ara ya"
"Lu tenang aja gw pasti jaga dia" dengan yakin
Setelah sambungan teleponnya terputus Adit pun segera menghubungi Ara karena merasa cemas, dan berkali-kali panggilan telpon dari Adit di abaikan oleh Ara. Adit yang semakin cemas langsung menghubungi Arman untuk melacak keberadaan Ara
Tak butuh waktu lama Arman pun mengirimkan posisi Ara saat itu, kedua bola mata Adit pun membulat dengan sempurna karena dia tau dengan pasti di mana Ara berada saat ini
"Sial!! ngapain dia di sana? gimana kalau dia sampai ketemu sama Dion?"
Adit pun segera menyambar jaket dan kunci mobilnya lalu pergi ke tempat di mana Ara berada, yaitu tempat di mana Dion dan yang lainnya sering berkumpul. Adit mengendarai mobilnya secepat mungkin karena dia tak ingin Dion bertemu dengan Ara di tempat seperti itu
"Apartemen Dion lebih dekat ke sana, gimana kalau sampe Dion lihat Ara sebelum aku datang? ga boleh, aku ga bisa biarin itu. Lagian ngapain sih dia di sana? dia kan ga bisa minum minuman yang beralkohol"
Dan benar saja di sana Ara sudah mulai mabuk dan tertidur dengan beralaskan tangannya di atas meja bar, Ara hanya mengingat saat dia meminum minuman beralkohol dia dapat melupakan semuanya. Tiba-tiba saja ada beberapa orang yang membawa Ara ke sebuah ruangan vvip di tempat itu, dan Ara pun tertidur dengan pulas di sana
Tak selang berapa lama ada seorang pria mendudukkan dirinya tepat di samping Ara, lalu pria tersebut merapikan rambut Ara yang sedikit berantakan menutupi wajahnya. Pria tersebut dapat melihat bekas air mata yang masih tersisa di ujung mata Ara
"Kenapa kamu bisa jadi begini? kamu perempuan baik jadi kamu ga pantas terlihat seperti ini"
smgt trs
tapi jgn terlalu baik.sb klau lemah dgn mudah nya kamu di tindas. jadi lah wanita yg kuat di mata mereka. aku sbgai wanita ibu tunggal akan mendukung mu. smgt thor
1 malam bersama dan berdekatan wajah pun gk tau. waktu berciuman psti kan ttp wajah nya. dunia novel mmg nyleneh. smgt ae thor