Satu malam naas mengubah hidup Kinara Zhao Ying, dokter muda sekaligus pewaris keluarga taipan Hongkong. Rahasia kehamilan memaksanya meninggalkan Jakarta dan membesarkan anaknya seorang diri.
Enam tahun kemudian, takdir mempertemukannya kembali dengan Arvino Prasetya, CEO muda terkaya yang ternyata adalah pria dari malam itu. Rahasia lama terkuak, cinta diuji, dan pengkhianatan sahabat mengancam segalanya.
Akankah, Arvino mengetahui jika Kinara adalah wanita yang dia cari selama ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Ethan Hilang?
Langkah Dokter Zhao, terhenti di depan pintu kamar rawat anaknya yang terbuka lebar. Pandangannya langsung menyapu ke seluruh ruangan. Tempat tidur kosong, selimutnya terlipat rapi, dan botol infus yang tadi masih tergantung kini dilepas. Tidak ada tanda-tanda keberadaan Ethan.
“Suster?!” serunya panik, langkahnya cepat menuju koridor. Napasnya memburu, jantungnya berdetak keras di dada.
“Ethan! Ethan!” panggilnya dengan suara bergetar. Beberapa perawat yang lewat menatap heran, salah satunya segera menghampiri.
“Dokter Zhao, tenang, kami melihat anak Anda … Ethan, ya? Dia berjalan bersama Tuan Arvino, pemilik rumah sakit ini.”
Mata Kinara membesar. “Tuan A—Arvino?” suaranya hampir tak keluar. Sebuah rasa campur aduk menyeruak, lega karena anaknya baik-baik saja, tapi juga gugup dan waspada.
Tanpa menunggu penjelasan lebih lanjut, ia langsung berlari ke arah taman rumah sakit. Langkahnya cepat, hampir tergesa, sepatu putihnya menapaki lantai marmer koridor yang bergema di antara hiruk pikuk rumah sakit pagi itu.
Udara luar menyambutnya dengan aroma daun dan wangi bunga yang baru disiram. Dari kejauhan, matanya menangkap sosok Ethan sedang duduk di bangku taman, tertawa kecil sambil memegang sebatang permen kapas yang dipegangkan oleh Arvino.
Pemandangan itu membuat napas Kinara tertahan sesaat. Ada sesuatu yang aneh hangat, tapi juga menyesakkan di dada. Anak kecil itu tampak begitu akrab di sisi pria yang selama ini hanya ia dengar namanya, tanpa pernah tahu siapa sebenarnya Tuan Arvino Prasetya.
Arvino berjongkok di depan Ethan, menatap anak itu dengan senyum tipis di wajahnya. Dari jauh, Kinara memperhatikan bagaimana pria itu mengusap lembut kepala anaknya, seolah - seolah ada ikatan yang tak kasat mata di antara keduanya. Namun, detik berikutnya, Kinara melangkah cepat menghampiri.
“Ethan!” suaranya terdengar tegas namun bergetar.
Ethan menoleh, wajahnya langsung berbinar.
“Mommy! Lihat, Daddy membelikan ini untuk Ethan! Dia beliin aku permen kapas!” katanya ceria sambil menunjuk Arvino.
Arvino berdiri pelan, menatap Kinara dengan ekspresi tenang namun sorot matanya berubah tajam saat melihat kekhawatiran di wajah wanita itu.
“Maaf, Dokter Zhao,” ucapnya pelan. “Saya hanya menemani Ethan berjalan sebentar. Dia bilang ingin melihat taman.”
Kinara menatap Ethan, kemudian kembali ke Arvino. “Anda tidak seharusnya membawanya tanpa izin saya. Anak saya baru saja sembuh dari reaksi alergi berat.”
Nada suaranya berusaha tegas, namun getarannya tidak bisa ia sembunyikan. Ada sesuatu di tatapan pria itu, sesuatu yang terasa familiar, membuat jantungnya berdebar aneh.
Arvino hanya menunduk sedikit. “Saya mengerti, maafkan saya. Saya tak bermaksud menakut-nakuti Anda.”
Kinara menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya. Dia menggenggam tangan Ethan erat-erat. Tapi ketika ia menatap wajah Arvino lagi, ada kilasan samar di benaknya, malam itu, enam tahun lalu, bayangan samar seorang pria di kamar hotel, aroma parfum yang sama, tatapan mata yang serupa. Dan kini, pria itu berdiri tepat di hadapannya. Ketika Kinara menggenggam tangan Ethan dan hendak membawanya pergi dari taman, suara berat Arvino menghentikan langkahnya.
“Dokter Zhao…” panggilnya pelan namun cukup tajam hingga membuat langkah Kinara terhenti di antara gemerisik dedaunan. Kinara menoleh perlahan, menatap pria itu dengan alis terangkat tipis.
“Ada apa lagi, Tuan Arvino?” tanyanya tenang, meski jantungnya berdetak cepat.
Arvino mendekat dua langkah, pandangannya terarah pada sesuatu di leher kecil Ethan. Cahaya matahari pagi memantulkan sinar halus dari kalung perak yang tergantung di sana, sebuah kalung yang begitu ia kenali, dengan liontin kecil berukir lambang keluarga Prasetya.
Tatapan Arvino mengeras.
“Kalung itu…” suaranya merendah, seolah sedang menahan gejolak di dada.
“Dari mana Anda mendapatkannya?”
Kinara spontan menatap Ethan, lalu kembali pada Arvino.
“Kalung ini?” Ia berusaha terdengar datar. “Kenapa Anda bertanya soal itu?”
“Karena saya tahu betul kalung itu bukan benda sembarangan,” ucap Arvino, suaranya kini lebih dalam, penuh tekanan. “Jadi, saya ingin tahu, siapa yang memberikannya kepada anak Anda?”
Suasana taman seketika terasa sunyi. Hanya suara burung pagi dan hembusan angin yang terdengar. Kinara menatap mata pria itu tatapan yang seolah menembus dinding waktu. Ethan yang berada di tengah mereka hanya memandangi dua orang dewasa itu dengan wajah polos, tanpa tahu bahwa satu pertanyaan baru saja mengguncang masa lalu yang mereka berdua sembunyikan selama enam tahun.
Kinara membuka mulutnya, namun sebelum satu kata pun keluar,
“Mommy,” panggil Ethan lembut sambil menarik ujung jas putihnya. Kinara menatap anaknya sejenak, lalu kembali menatap Arvino. Ada sesuatu di matanya, campuran antara gugup, takut, dan rahasia yang terlalu dalam untuk diungkapkan di tempat itu.
“Maaf, Tuan Arvino,” ujarnya akhirnya, suaranya nyaris berbisik. “Kalung itu … bukan hal yang bisa saya jelaskan sekarang.”
Dia lalu menunduk, menggenggam tangan Ethan lebih erat, dan melangkah pergi meninggalkan taman. Arvino hanya berdiri mematung di tempat, pandangannya masih tertuju pada punggung Kinara dan kilau kalung di leher Ethan yang semakin menjauh. Lalu bibirnya bergetar menahan gejolak yang mulai meletup di dadanya.
“Tidak mungkin … dia tidak ingat siapa yang memberi kalung itu bukan? Kinara cepat atau lambat aku pasti akan mengatakannya padamu. Kamu dan anak itu ... lebih tepatnya adalah anak kita,” gumamnya pelan, seolah bicara pada dirinya sendiri.
tp lbih bgus skr lgsg d pecat
udah salah belaga playing victim lagi
Zaki.... segera urus semua berkas pernikahan Arvino dan Kinara .
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
dan Arvino harus pantau terus Kinara dan Ethan di manapun mereka berada . karena Savira dan Andrian selalu mengikuti mereka dan mencari celah untuk menghasut Kinara .
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
up LG Thor 😍