Arkan, seorang pria kaya dan berkuasa dengan kepribadian yang dingin dan suka mengontrol orang lain, terjebak dalam permainan cinta dengan Aisyah, seorang wanita muda yang cantik dan berani. Aisyah memiliki tujuan tertentu untuk Arkan, dan ia akan melakukan apa saja untuk mencapai tujuannya.
Arkan memiliki rencana untuk Aisyah, tetapi seiring berjalannya waktu, ia mulai merasakan sesuatu yang berbeda terhadap Aisyah. Ia mulai mempertanyakan perasaan dirinya sendiri dan mencoba untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi di dalam hatinya.
Aisyah sendiri juga memiliki rahasia yang tidak diketahui oleh Arkan. Ia memiliki tujuan untuk membalas dendam kepada orang yang telah menyakiti keluarganya, dan Arkan menjadi bagian dari rencananya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhamad Wirdan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 16
Arkan, Nadya, dan Rachel berdiri bersama, menikmati kemenangan mereka. Mereka telah mengalahkan Maestro, dan sekarang mereka bisa hidup dengan damai.
Tapi, Arkan tahu bahwa pertempuran belum benar-benar berakhir. Dia tahu bahwa ada banyak hal yang harus diperbaiki, dan banyak orang yang masih dalam bahaya.
"Nadya, bagaimana keadaanmu?" Arkan bertanya, memandang Nadya dengan mata yang penuh perhatian.
Nadya tersenyum. "Aku baik-baik saja, Arkan. Terima kasih atas pertolonganmu."
Arkan tersenyum kembali. "Aku senang kamu aman," kata Arkan.
Rachel memotong percakapan mereka. "Tuan, kita harus memikirkan tentang langkah selanjutnya," kata Rachel.
Arkan mengangguk. "Kamu benar, Rachel. Kita harus memikirkan tentang bagaimana cara memperbaiki keadaan di kota ini."
Nadya memandang Arkan dengan mata yang penuh harapan. "Aku punya ide, Arkan," kata Nadya. "Kita bisa bekerja sama untuk membangun kembali kota ini, dan membuat kota ini menjadi tempat yang lebih baik."
Arkan tersenyum. "Aku suka ide itu, Nadya," kata Arkan. "Mari kita lakukan."
Dan dengan itu, Arkan, Nadya, dan Rachel mulai bekerja sama untuk membangun kembali kota, dan membuat kota menjadi tempat yang lebih baik. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka tidak akan mudah, tapi mereka siap untuk menghadapi apa pun yang akan terjadi.
Tiba-tiba, Arkan menerima panggilan dari seseorang yang tidak dikenal. "Halo?" Arkan menjawab.
"Arkan, kamu telah melakukan pekerjaan yang baik dalam mengalahkan Maestro," kata suara di seberang garis. "Tapi, kamu tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kamu tidak tahu apa yang sebenarnya ada di balik semua ini."
Arkan memandang ke depan, mata yang penuh dengan rasa ingin tahu. "Siapa ini?" dia bertanya.
Suara di seberang garis tertawa. "Kamu akan tahu, Arkan. Kamu akan tahu."
Panggilan itu terputus, dan Arkan terpaksa menunggu dengan sabar untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Tapi, dia tahu bahwa dia tidak akan menunggu lama. Dia tahu bahwa ada sesuatu yang besar yang akan terjadi, dan dia siap untuk menghadapinya.
Arkan memandang ke depan, mata yang penuh dengan rasa ingin tahu. Dia tidak tahu siapa yang ada di seberang garis, tapi dia tahu bahwa panggilan itu tidak biasa.
"Nadya, Rachel, kita harus berhati-hati," Arkan berkata, memandang keduanya dengan mata yang serius. "Kita tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi."
Nadya dan Rachel mengangguk, keduanya memahami situasi. Mereka tahu bahwa Arkan tidak akan mengatakan sesuatu tanpa alasan.
Tiba-tiba, pintu ruangan terbuka, dan seorang pria masuk. Dia berpakaian rapi,Mereka mengikuti Adrian melalui koridor yang panjang dan gelap, hingga akhirnya mereka tiba di sebuah ruangan yang luas dan mewah
Arkan memandang Sophia dengan mata yang penuh dengan pertanyaan. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan, tapi dia tahu bahwa ini adalah kesempatan yang tidak bisa dia lewatkan.
"Apa yang akan terjadi jika saya bergabung dengan Anda?" Arkan bertanya, mencoba memahami apa yang ada di balik tawaran Sophia.
Sophia tersenyum. "Jika Anda bergabung dengan kami, Anda akan memiliki akses ke sumber daya dan informasi yang tidak terbatas," kata dia. "Anda akan menjadi bagian dari tim yang kuat dan berpengalaman, dan Anda akan memiliki kesempatan untuk membuat perbedaan besar di dunia."
Arkan memandang Nadya dan Rachel, lalu kembali memandang Sophia. "Dan apa yang akan terjadi jika saya tidak bergabung?" dia bertanya.
Sophia tersenyum lagi. "Jika Anda tidak bergabung dengan kami, maka Anda akan menjadi ancaman bagi kami," kata dia. "Dan kami tidak bisa membiarkan ancaman itu ada."
Arkan memandang Sophia dengan mata yang dingin. Dia tahu bahwa Sophia tidak sedang mengancam, tapi lebih seperti sebuah pernyataan fakta.
"Aku butuh waktu untuk memikirkannya," Arkan berkata, mencoba untuk memahami situasi.
Sophia mengangguk. "Saya mengerti," kata dia. "Anda memiliki waktu 24 jam untuk membuat keputusan. Jika Anda tidak bergabung dengan kami, maka kami akan menganggap Anda sebagai ancaman."
Dengan itu, Sophia memberi isyarat kepada Adrian untuk mengantar Arkan dan teman-temannya keluar. Arkan memandang Nadya dan Rachel, lalu mengikuti Adrian keluar dari ruangan, tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.