Diora, seorang wanita yang hidup mandiri. Kehidupannya cukup senang, tentram, nyaman, dan damai dengan cinta serta kasih sayang yang diberikan oleh kekasih dan sahabatnya.
Namun, ketentraman itu musnah seketika setelah Davis, pria kaya yang arogan masuk ke dalam kehidupan Diora. Hanya karena kebaikan Diora menolong pria itu ketika badai salju membuat Davis begitu menginginkan Diora menjadi miliknya.
Berbagai cara Davis lakukan untuk mendapatkan wanita itu, hingga akhirnya Diora terpaksa harus menikah dengan Davis atas jebakan yang dibuat oleh pria itu.
Kehidupan pernikahan yang mereka jalani tanpa cinta, karena Davis hanya terobsesi dengan Diora. Akankah pernikahan itu membawa kebahagiaan untuk Diora? Atau sebaliknya?
Follow instagram Author yuk : heynukha
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NuKha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 9
“Sudahlah ... lagipula aku juga memiliki uang untuk dipinjamkan, menolong orang yang sedang membutuhkan tidak akan membuat kita jatuh miskin. Lagi pula kita juga tidak tahu kan jika suatu saat kita akan membutuhkan bantuan dia juga, tidak ada salahnya kita saling membantu,” tutur Diora yang sudah mendudukkan dirinya di kursi kemudi dan siap untuk tancap gas meninggalkan University of Helsinki.
“Aku tahu kau ini tidak terlalu miskin dan juga tidak kaya, tapi kau mencari uang dengan jerih payahmu sendiri dan dia dengan entengnya meminjam uang sebanyak itu, aku hanya kesal jika dia membohongimu,” terang Gabby di kursi samping kemudi.
“Jangan berfikiran negatif, jika tuduhanmu tidak benar akan menjadi fitnah, dan itu bisa menjadi pencemaran nama baik,” tegur Diora tanpa memalingkan wajahnya dari jalan.
Gabby menghela nafasnya. “Terserah kau sajalah, yang jelas aku sudah memberitahumu, Eliana itu bukan teman yang baik.”
...........
Sementara itu di Triple D Corp.
“Kau sudah mendapatkan informasi tentang Diora?” tanya Davis tanpa memalingkan pandangan matanya dari tumpukan berkas.
“Sudah, kau mau aku bacakan atau kau mau membacanya sendiri?” tanya George. Ia sudah siap dengan iPadnya yang berisi informasi tentang Diora.
“Kau tidak lihat! Tanganku sedang sibuk membubuhi tanda tangan ke tumpukan berkas,” seru Davis.
“Santai, tidak perlu kau keluarkan tandukmu itu,” sahut George.
“Kau mengataiku seperti rusa!” kesal Davis. Ia meletakkan pulpen yang ia pegang, melipat tangannya di dada dan menatap tajam George.
“Astaga ... dia lebih galak dari wanita hamil, hanya ditinggal Gwen saja dia menjadi pria arogan,” gerutu George dengan nada pelan.
“Kau bicara apa!”
“Aku tidak ada berbicara, sudahlah aku akan bacakan tentang Diora, kau dengarkan baik-baik.”
“Diora Doris Dawson,” ujar George membacakan nama lengkap Diora. Sebelum ia melanjutkan membaca, Davis sudah menyelanya.
“Nama kami saja berinisial sama, triple D. Bukankah aku dan dia memang sudah berjodoh.” Davis nampak senang hanya memiliki nama dengan inisial sama. “Drake Davis Dominique dan Diora Doris Dawson, bukankah cocok sekali.”
“Janganlah kau sela! Biarkan aku menyelesaikan dulu apa yang akan aku sampaikan,” sungut George.
“Oke ... maafkan aku, aku hanya terlalu senang, lanjutkanlah!”
“Umur dua puluh tahun. Emigrasi dari Melbourne, Australia sudah sepuluh tahun, dibawa oleh neneknya yang kini telah tiada. Tinggal sendiri di salah satu ruko elite Ala Mere De Famille, lantai bawah dia jadikan sebagai kantor dan lantai atasnya ia jadikan tempat tinggal. Memiliki usaha yang bergerak dibidang arsitektur. Masih menempuh pendidikan di University of Helsinki program studi arsitektur. Masih memiliki orang tua, berada di Melbourne. Keluarganya di Melbourne cukup kaya, namun ada rubah betina yang menghancurkan keharmonisan keluarga mereka. Ibu kandungnya berada di isolasi rumah sakit jiwa. Diora sengaja dibawa ke Finlandia oleh neneknya atas permintaan ibu Diora. Memiliki sahabat serta rekan usahanya bernama Gabby Gabriella,” ungkap George.
Davis semakin ingin memiliki Diora untuk berada disisinya, kehidupannya ternyata tak jauh beda dari dirinya. Apa lagi mendengar bahwa Diora hidup mandiri. Sama seperti dirinya ketika di perguruan tinggi, hidup mandiri dan berusaha untuk membangun usaha.
“Namun ada kabar buruk,” celetuk George.
Davis mendongakkan kepalanya menatap wajah George. “Apa?”
“Dia sudah memiliki kekasih.”
Davis tersenyum sinis. “Baru kekasih, selagi nama mereka belum tercatat di kantor catatan sipil sebagai pasangan suami istri, aku masih bisa merebutnya dan memaksanya untuk berada di sisiku.”
my love cocoknya panggilan itu buat Doria bukan sebaliknya ya Thor ....he....
Dannes
baru emak bapak nya 😁
tapi kesemuanya bagus2 thor
lgsg like, subscribe,vite dan d tutup ☕