Mengisahkan tentang perjuangan seorang gadis kampung yang mencoba mengadu nasib di ibukota, perjalanan hidup membuat dia bertemu dengan seorang pria kaya yang punya sejuta kenangan pahit
Kisah cinta mereka di mulai dengan segudang permasalahan yang hadir, hingga gadis tersebut harus mendapatkan pelecehan di hari pernikahan nya
Apakah gadis tersebut tetap akan menemukan kebahagiaan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triana mutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertaruh
Mobil yang di bawa Rendi kini sudah berada di depan rumah Sekar, tetapi entah Sekar sedang memikirkan apa sehingga dia sendiri pun tak sadar
"Kita udah sampe" memandangi wajah Sekar
"Maaf kak aku ngelamun" tersenyum canggung
"Apa kamu marah?"
"Ga kok kak" menjawab dengan cepat
"Terus kenapa kamu dari tadi begitu?"
"Maaf ya kak kalo aku bikin suasananya jadi kurang nyaman" menundukkan kepalanya
"Apa kamu bisa kasih tau ke aku alasannya kamu begini?"
"Sebenernya aku takut kak" lirih
"Apa yang di takuti? kan ada gw di situ, gw juga ga ikutan minum sama anak-anak supaya bisa jaga dia" takut apa?" menatap dengan serius
"Aku takut liat orang mabuk kak" suara Sekar sudah mulai bergetar dan Rendi sadar bahwa Sekar akan menangis
"Sebenernya kenapa anak ini?" Rendi langsung menggenggam tangan Sekar agar Sekar menjadi sedikit tenang "Kan ada aku kenapa kamu takut?" dengan lembut
"Aku cuma takut waktu liat teman kak Rendi mulai mabuk tadi, aku takut kejadian itu ke ulang lagi" lirih
"Apa kak Nino pernah berbuat sesuatu yang buruk sama kamu?" Sekar langsung menatap ke arah Rendi
"Ga kak pak Nino orang baik kok, kalo waktu itu ga ada pak Nino aku sendiri ga tau apa yang bakal terjadi sama aku"
"Apa anak yang di kampus kemarin?"
Sekar hanya bisa mengunci rapat mulutnya dan menundukkan kembali ke kepalanya melihat wajah Rendi yang biasanya tersenyum memancarkan kemarahan, Rendi seakan tersadarkan melihat Sekar yang sedang takut saat menatap dirinya. Dia pun meletakkan tangannya di ujung kepala Sekar
"Kamu memang harus waspada karena ga semua orang di dunia ini orang baik, tapi kamu juga harus inget ga semua orang di dunia ini orang jahat. Contohnya aku sama kak Nino itu orang baik" Sekar mulai berani untuk menatap wajah Rendi, dan Rendi pun melepaskan senyuman terbaik untuk menenangkan Sekar
"Nah kalo Ervan harus kamu jauhin, dia itu orang jahat" Sekar pun bisa tersenyum kembali mendengar semua ucapan Rendi
"Aku ga akan paksa kamu cerita lebih jauh, aku yakin pasti itu sesuatu yang menyakitkan hati kamu sampe perempuan seperti kamu merasa ketakutan"
Sesaat sebelum Sekar turun dari dalam mobil Rendi kembali memberikan bunga yang tadi sudah dia persiapkan, Sekar pun menerima bunga tersebut dan membawanya ke dalam rumahnya. Tetapi Rendi meminta sebuah imbalan dengan alasan karena sikap Sekar tadi, Rendi meminta Sekar memasang foto bunga tersebut di statusnya dan ucapan terima kasih untuk bunganya
Sekar hanya seorang gadis yang polos tak mengetahui apa sebenarnya tujuan Rendi meminta hal tersebut, karena merasa bersalah Sekar pun melakukan hal tersebut. Dan akhirnya tujuan Rendi pun tercapai, Nino yang melihat status Sekar di buat menjadi tak tenang. Bahkan malam itu Nino sama sekali tak dapat memejamkan matanya untuk beristirahat
Segala macam pikiran yang aneh-aneh terus berputar di dalam kepala Nino, bahkan Nino sampai berpikir bahwa mereka berdua sudah resmi berpacaran. Begitu tiba di rumahnya Rendi melihat status Sekar menjadi tertawa geli bukan main
Tetapi di balik semua rencana besarnya yang telah berhasil dia lakukan adalah sebuah pertanyaan besar yang terputar di benak Rendi, Rendi menjadi penasaran kejadian apa sebenarnya yang telah menimpa Sekar hingga dia bisa seperti itu
Sekar membuka ponselnya karena ada notifikasi sebuah pesan yang masuk, dan ternyata pesan tersebut di kirimkan oleh Rendi
"Hari ini ke kampus ga?"
"Enggak kak"
"Jalan yuk"
"Maaf kak aku mau kerja"
"Apa ini cewek otaknya cuma lurus doang ya? tapi kebetulan deh kalo dia ga datang gw bisa cari cowok itu"
"Oh ya udah kalo gitu, kalo ada waktu kabarin ya"
"Ya kak"
Setelah melakukan semua rutinitas yang selalu dia lakukan Sekar pun di antarkan ke kantor, setibanya di sana ternyata sang bos besar belum tiba. Sekar akhirnya berinisiatif untuk merapikan beberapa barang-barang yang berada di sana sambil menghabiskan waktu, hingga Sekar tak tau lagi harus melakukan apa ternyata sang bos besar tetap tak tiba di kantor
"Kok aneh ya udah mau jam sembilan tapi pak Nino belum datang juga" Sekar sudah mendudukkan dirinya di atas sofa mencoba berpikir keras, walaupun dia sendiri tak menyadari bahwa sesungguhnya dia sangat menantikan kehadiran Nino
Sekar segera bangkit dari duduknya dan menuju ke ruang kerja Ervan, Sekar pun memberanikan diri untuk mengetuk pintu ruangan Ervan
"Masuk"
"Permisi pak"
Ervan menghentikan segala aktivitas dan meminta Sekar untuk duduk di hadapannya, dia ingin tau apa yang sedang di inginkan oleh gadis tersebut
"Pak Ervan ada di kantor berarti pak Nino ga lagi ada pertemuan di luar dong"
"Ada apa?"
"Saya mau tanya pak, apa pak Nino hari ini ga ke kantor?"
"Rasanya pengen banget saya teriak di kuping perempuan ini, Nino begitu semua karena kamu"
"Kenapa kamu tanya?" menatap tajam
"Kenapa aku ngerasa pak Ervan kayak lagi kesel ya sama aku?" kan memang tugas saya pak untuk melayani segala kebutuhan pak Nino" dengan polosnya
"Apa kamu ada hubungan yang spesial dengan Rendi?"
"Maksud pak Ervan apa ya? saya kenal kak Rendi karena kak Rendi tolong saya waktu saya ada sedikit masalah dengan kak Alvin. Apa itu bisa di bilang spesial pak?"
"Kayaknya Sekar cuma anggap Rendi sebagai teman aja, semoga aja Rendi ga melupakan tujuan utamanya"
"Jadi pak Nino di mana ya pak?"
"Istirahat di rumah"
"Apa pak Nino sakit?" tampak khawatir
"Gimana ga sakit kalo semalaman dia ada di luar rumah ternyata, cuma karena liat kamu pasang status bunga itu" iya"
"Apa boleh saya jenguk pak Nino pak?" menundukkan kepalanya, entah apa yang memberikan Sekar keberanian untuk menanyakan hal tersebut
"Datang aja ke rumahnya, dia tinggal sendiri ga ada keluarga yang lain. Jadi kamu bisa sekalian rawat dia"
"Ya pak kalo gitu saya permisi dulu pak" sumringah dan Sekar pun langsung bangkit dari duduknya dan menuju ke arah pintu
"Apa kamu tau rumah Nino ada di mana?" Sekar memutar kembali tubuhnya sambil tersenyum canggung
"Kamu telpon supir yang di sediakan untuk kamu, nanti saya kirim alamatnya ke dia"
"Ya pak, sekali lagi terima kasih" Sekar segera keluar dari ruangan itu, Ervan hanya memandangi pundak Sekar yang menghilang dari balik pintu
"Saya sekarang seperti sedang bertaruh dengan kehidupan Nino melalui kamu, jika saya menang saya yakin Nino akan bahagia dan berhasil keluar dari bayangan masa lalunya. Tapi jika saya gagal saya yakin Nino akan kembali terpuruk seperti dulu"
Mampir juga ke karya aku yang lain kak..
Ada dua karya aku yang udah tamat dan semoga bisa menghibur