NovelToon NovelToon
Aku (Tak) Mau Menikah Ummah

Aku (Tak) Mau Menikah Ummah

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Cintapertama / Konflik etika / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: rahma qolayuby

Kehidupan yang di alami orang sekitarnya, terutama kakak nya sendiri membuat Harfa tak mau menjalani yang namanya pernikahan.
Apalagi, setelah Biru, membatalkan pernikahan mereka. Membuat hati Harfa begitu dingin akan yang namanya cinta. Mengunci hati hingga sulit di tembus.
Perubahan Harfa membuat kedua orang tuanya merasa sedih. Apalagi usia Harfa tak lagi mudah.

"Nak, menikahlah. Usia kamu sudah matang?"

"Tidak. Aku gak mau menikah, Ummah."

Jawab tegas Harfa membuat hati umma Sinta teriris.

yuk ikuti kisah nya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rahma qolayuby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14 Sakit tak berdarah

..."Maafkan aku mas, sekali lagi aku menyakiti hati kamu."...

...*Harfa*...

----------------

Dokter Harfa senang jika hubungan Sky dan neneknya telah kembali. Walau semuanya tak mudah dokter Harfa hadapi.

Namun, bukan berarti dokter Harfa lepas atas tanggung jawab nya. Dokter Harfa tetap memantau perkembangan sang nenek karena sewaktu-waktu sang nenek bisa histeris kembali.

Itu lebih baik dari sebelumnya. Kehidupan sang nenek pun mulai kembali.

Dokter Harfa ikut bahagia akan hal itu. Bahkan hubungan dokter Harfa pun semakin dekat dengan sang nenek. Dokter Harfa sudah menganggap nenek Sky nenek nya juga.

Satu tugas selesai tapi tidak dengan masalah hati dokter Harfa.

Sejak kemarin dokter Harfa ingin berbicara dengan Bumi karena dokter Harfa tak ingin membuat Zahira terus bertemu dengan nya.

Dokter Harfa ingin tenang tak mau di usik oleh bayangan Bumi.

Itu sama saja membuat dokter Harfa akan sangat sulit melupakan Bumi.

Kali ini, dokter Harfa memberanikan diri mendatangi Bumi secara langsung. Mencoba bicara agar Zahira tidak terus-menerus mencoba menemuinya. Dokter Harfa tak ingin membuat kegaduhan dan spekulasi orang-orang terhadap dirinya.

Ini sudah keterlaluan dan dokter Harfa tak ingin namanya terus menerus menjadi penghalang langkah Bumi juga.

Sudah cukup bagi dokter Harfa menyakiti Bumi dokter Harfa tak ingin menambah rasa sakit orang lain lagi akibat dirinya. Walau dokter Harfa sendiri tak pernah mengusik kehidupan Bumi.

Dokter Harfa berdiri menatap bangunan tinggi di hadapannya.

Dulu, dokter Harfa melakukan hal yang sama. Melambaikan tangan ketika Bumi keluar dari pintu itu.

Kini, dokter Harfa hanya bisa berdiri menguatkan hati agar hatinya baik-baik saja.

Dokter Harfa tak bisa masuk kedalam gedung itu, dokter Harfa hanya bisa menunggu di cafe dekat dengan gedung tempat Bumi bekerja.

Dokter Harfa tak ingin ada orang lain yang melihat pertemuan mereka yang tentu pasti akan menimbulkan fitnah.

"Assalamualaikum."

Ucap Bumi terengah-engah, berdiri di hadapan dokter Harfa yang duduk santai.

"Waalaikumsalam, duduk."

Dada Bumi berdegup kencang mendengar suara wanita yang selalu mengusik langkahnya.

Beberapa bulan mereka tak bertemu, tak saling berhadapan ataupun bicara. Kini, mereka kembali duduk di satu meja yang sama. Saling tatap mengisyaratkan sebuah kerinduan. Tatapan rindu itu masih jelas di keduanya. Tidak bisa bohong jika dokter Harfa merindukan Bumi.

Tidak ada banyak yang berubah dari Bumi. Hanya saja rambut Bumi sedikit lebih panjang.

Mereka berdua cukup lama terdiam, tidak ada satupun yang inisiatif memulai percakapan. Rasanya tenggorokan mereka tercekat. Sulit sekali bicara. Hanya pandangan mereka yang memahami itu semua.

"Bagaimana kabar kamu, mas?"

Tanya dokter Harfa rendah, sambil menundukkan pandangan.

"Baik, kamu?"

"Alhamdulillah, aku baik."

Tangan dokter Harfa terasa dingin, mencengkram lututnya sendiri. Pertemuan ini begitu menegangkan dan berdebar.

"Saya senang kamu mengajak saya ..,"

"Kenapa mas ingkar janji."

Potong Dokter Harfa cepat membuat Bumi terdiam dengan kening mengerut.

"Bukankah kita sepakat untuk berjalan di jalan masing-masing. Tapi, kenapa mas ingkar janji. Bukankah mas tidak akan menyakiti hati Zahira."

"Ma-maksud kamu apa?"

Tanya Bumi ber-bata, merasa tak mengerti dengan apa yang dokter Harfa bicarakan.

Dokter Harfa menghela nafas berat, mulai mengerti. Seperti nya Zahira tidak bilang apapun tentang pertemuan mereka.

Dokter Harfa pun menceritakan semuanya. Semua yang Zahira keluarkan tanpa di kurangi ataupun di tambah. Dokter Harfa pikir Bumi harus tahu dan mengerti.

Bumi hanya bisa diam dengan apa yang dokter Harfa katakan. Bumi tak menyangka jika Zahira akan senekat ini bertemu dengan dokter Harfa. Bumi pikir, Zahira hanya bercanda meminta izin bertemu dengan dokter Harfa nyatanya serius.

"Aku mohon mas, jangan sakiti hati Zahira dengan perasaan kamu itu. Aku sudah bukan siapa-siapa kamu lagi begitupun sebaliknya. Bukankah kita sudah sepakat atas itu."

"Maafkan saya, saya sudah mencoba dan berusaha tapi itu terlalu sulit Harfa."

Terlihat Bumi pun tampak frustasi atas dirinya. Bumi tak kuasa atas hatinya sendiri. Selama ini Bumi sudah berusaha.

"Aku yakin mas bisa. Tolong jangan jadikan aku perantara rasa sakit hati Zahira. Aku tak mau Zahira terus mengusik ketenangan ku. Aku sudah berusaha melupakan mas. Mas pun harus begitu. Jalan kita sudah tak sama lagi."

"Aku akan membenci kamu mas, jika kamu sama seperti mereka."

Sudah mengatakan hal itu Dokter Harfa pergi. Dokter Harfa tak ingin terlalu lama menatap Bumi yang nampak tak baik-baik saja. Itu sama saja menyakiti hati dokter Harfa sendiri.

Dokter Harfa memang egois, ia hanya bisa menyakiti hati Bumi. Dan sekarang memaksa Bumi untuk menerima Zahira.

Tapi itu harus dokter Harfa lakukan. Setidaknya Bumi harus bahagia walau bukan dokter Harfa yang menjadi alasan Bumi bahagia.

"Maafkan aku mas, sekali lagi aku menyakiti hati kamu."

Gumam dokter Harfa terisak dalam mobil. Hatinya sangat sakit tapi apalah daya. Semua sudah terjadi.

....

Setelah kepergian dokter Harfa, Bumi pun pergi. Hati Bumi sangat sakit sekali. Bagaimana bisa Harfa setega itu akan dirinya.

Memaksa dirinya untuk mencintai Zahira sedang Bumi sendiri masih berperang dengan perasaan nya. Kenapa Harfa berubah kejam. Dan bodohnya lagi Bumi tak bisa membenci Harfa.

Terlalu dalam perasaan Bumi terhadap Harfa hingga sulit melupakan Harfa walau ada Zahira.

Bumi jadi merasa bersalah pada Zahira. Dan itu sangat menyiksa Bumi. Bumi tak marah akan segala keluh kesah Zahira, namun Bumi hanya malu. Bagaimana bisa Bumi terlalu lemah atas perasaan nya sendiri.

Zahira memang berhak atas hatinya. Tapi Bumi sulit untuk memberikannya. Bumi sudah mencoba tapi tak bisa.

"Jika itu mau kamu. Baiklah."

Gumam Bumi, entah apa maksud Bumi. Seperti nya Bumi sudah memutuskan sesuatu akan dirinya sendiri.

Kring!

Bumi abai akan suara ponselnya. Sampai berkali-kali ponsel Bumi terus bersuara.

Bumi hanya bisa menangis dengan kelemahannya. Membenci Harfa tak bisa begitu pun tak kuasa untuk mencintai Zahira. Rasanya Bumi ingin terlepas dari beban besar ini.

Sudah cukup lama Bumi menenangkan diri. Bumi memilih pulang.

Saat Bumi membuka pintu rumah di sana sudah ada Zahira yang menangis. Hati Bumi terenyuh, entah kenapa merasa tak nyaman akan hal itu.

Zahira berlari ke arah Bumi, lalu memeluk erat Bumi membuat Bumi terpaku.

"Mama, ayah hiks..,,"

Tangis Zahira benar-benar pecah dalam pelukan Bumi. Bumi masih saja diam karena merasa shok dengan apa yang Zahira lakukan. Ini kali pertama Zahira memeluk Bumi.

"Mama mas, mama ayah .,,"

Bumi baru sadar langsung melerai pelukan Zahira dan bertanya apa yang terjadi.

"Mama dan ayah mengalami kecelakaan. Seorang polisi tadi menelpon aku. Bagaimana ini, mas."

Dada Bumi seolah di hantam batu besar. Sesak itulah yang Bumi rasakan. Kenapa rasa sakit itu harus Bumi rasakan.

Belum selesai dengan rasa sakit bertemu Harfa kini harus mendengar kabar yang sangat mengerikan.

"Kamu tenang ya, kita kerumah sakit."

Dalam keadaan terguncang, Bumi masih sempat-sempatnya menenangkan Zahira. Harusnya Zahira yang menenangkan Bumi. Bagaimana bisa Bumi terlihat lemah sedang hanya dia satu-satunya sandaran Zahira. Ini kah yang di namakan sakit tak berdarah.

Bersambung ...

Jangan lupa Like, Hadiah, komen dan Vote Terimakasih ....

1
Psbu Paus biru
sangat bagus
Psbu Paus biru
🥰🥰🥰🥰
Psbu Paus biru
😍😍😍
Drezzlle
mampir kak
Rahma Qolayuby: terimakasih banyak kak🥰
total 1 replies
Drezzlle
/Cry/ baru mulai udah sedih
Tien
kenapa diulang ceritanya kak
Rahma Qolayuby: bukan di ulang kk, cuma ini di daftarin buat kompetisi nulis periode 2
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!