Alisha seorang desainer muda yang mengalami perpindahan tubuh , akibat pembunuhan yang dilakukan oleh salah satu musuhnya .
Apa yang sebenarnya terjadi dengan alisha ?
Tubuh siapa yang saat ini ia tempati ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pencarian pedang Phoenix naga
Tok tok tok
Suara ketukan pintu mengalihkan perhatian Feng yin yang sedang asyik menggambar.
" Masuk !" teriak Feng Yin dari dalam.
Masuklah pengawal yang berjaga di depan . Hal itu membuat Feng Yin heran .
" Ada apa Lim ?" tanya Feng Yin .
" Maaf nona . Di depan ada orang yang mengantar shui ."
" Mengantar shui ... memangnya kenapa dia ?"
" Nona bisa melihat langsung melihatnya ke depan ."
Tanpa membuang waktu lagi Feng yin meninggalkan pekerjaannya. Dia keluar dari ruangan itu di ikuti oleh pengawal yang tadi .
Feng Yin berjalan dengan cepat karena rasa penasarannya. Saat di depan dia melihat Shui sedang menangis di pelukan wanita paruh baya.
" Ada apa ini ?" tanya Feng yin penasaran.
Shui yang mendengar suara Feng yin langsung melepas pelukan wanita paruh baya itu . Dia berlari kearah Feng yin dan memeluknya dengan erat .
Shui sudah tidak memperdulikan posisinya yang hanya seorang pelayan . Feng yin menerima pelukan itu dengan senang hati . Dengan lembut ia usap punggung Shui .
Tak lama kemudian Shui menghentikan tangisannya. Dia melepas pelukannya dengan malu.
" Sebaiknya kita masuk kedalam dulu ," ucap Feng Yin dengan lembut .
" Maaf nak , tetapi kami harus melanjutkan perjalanan. Kami takut jika kami kemalaman di jalan ," tolak wanita paruh baya itu dengan lembut .
" Kalau begitu paman dan bibi bisa tidur disini semalam. Besok pagi bisa melanjutkan perjalanan lagi ."
" Tetapi _"
" Tidak perlu khawatir. Disini ada beberapa kamar kosong yang bisa kalian gunakan."
" Baiklah... kami tidak akan menolak lagi ."
Setelah itu mereka berempat masuk kedalam. Feng Yin mengajak mereka keruang tamu terlebih dahulu untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi .
" Silahkan ceritakan apa yang sebenarnya terjadi ?" tanya Feng Yin.
" Tadi saat Shui berangkat ada beberapa orang yang menghadang. Kemudian mereka meminta barang-barang yang Shui bawa. Karena takut , saya memberikan semua koin yang saya bawa."
" Terus ..."
" Ternyata mereka tidak hanya meminta koin-koin itu . Mereka juga meminta tubuh saya . Kemudian datanglah paman dan bibi yang membantu ."
Feng Yin mencerna cerita yang shui ceritakan dengan seksama . Kemudian dia melihat sepasang paruh baya itu dengan dahi mengkerut .
" Berapa banyak orang yang menghadang mu ?"
" Sekitar delapan orang ."
" Delapan orang ?" tanya Feng Yin meminta o kepastian .
" Benar nona ."
" Jadi begitu . Paman ... bibi ... saya selaku majikan Shui berterima kasih atas pertolongannya. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi seandainya tidak ada anda berdua ."
" Sama-sama nona ."
" Kalau begitu silahkan anda berdua istirahat terlebih dahulu . Biar pelayan yang antar kalian ke kamar . "
" Terimakasih nona ."
Feng Yin menatap ketiga orang yang berjalan kedalam itu dengan banyak pertanyaan yang ada di dalam benaknya.
Phoenix yang mengetahui kebingungan Feng Yin datang menghampiri.
" Apa putri curiga dengan mereka ?"
" Entahlah... tetapi saya percaya dengan yang dikatakan oleh Shui ."
" Terus apa yang membuat putri bingung?"
" Saya mencurigai kedua orang itu ."
" Maksud putri ?"
" Sepertinya mereka tidak sesederhana penampilannya."
" Benar putri . Saya melihat mereka memiliki aura hitam disekitarnya."
" Aura hitam ?"
" Aura hitam biasanya akan keluar dari tubuh orang yang mempunyai niat jahat di hati mereka ."
" Kalau begitu , tolong kau pantau mereka dengan seksama."
" Baik putri ."
Phoenix langsung terbang mengikuti sepasang paruh baya yang sudah terlebih dulu masuk kedalam.
Feng Yin kembali ke ruang jahit . Dia ingin melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda .
" Ha ha ha ha... akhirnya kita bisa masuk ke rumah ini ," ucap pria paruh baya tadi saat berada dalam kamar.
" Benar ... kita harus menemukan pedang itu hari ini juga . Jangan sampai usaha kita sia-sia."
" Jangan khawatir, nanti malam kita cari pedang itu . Yang lain juga akan ikut membantu kita."
" Bagaimana dengan wanita tadi ?"
" Gampang... dia hanya putri sampah yang tidak berguna . Sayang sekali jenderal Chou memiliki cucu seperti itu ."
" Sudah , lebih baik kita istirahat dulu . Biar nanti malam kita bisa beraksi ."
Mereka berdua tidak tahu jika pembicaraan mereka telah terdengar oleh Phoenix. Burung kecil itu kembali menghampiri Feng yin begitu keduanya sudah terlelap.
Saat ini Feng yin memilih kain yang akan ia jahit . Designnya sudah selesai . Tinggal menjahitnya .
Phoenix langsung hinggap di bahu Feng yin begitu sampai di ruangan itu . Melihat hal itu Feng yin berhenti sejenak . Dia ingin mendengar apa yang akan di katakan oleh Phoenix.
" Bagaimana?"
" Mereka berniat mengambil pedang Phoenix naga yang ada di tangan putri ."
" Kok mereka bisa tahu jika pedang itu sebelumnya memang ada di rumah ini ?"
" Sepertinya mereka kenal dengan mendiang jendral Chou. "
" Mereka mengenal kakek ?"
" Iya ."
" Kok baru hari mereka kesini ?"
" Kita akan tahu nanti malam ."
" Jadi mereka akan beraksi nanti malam ?"
" Itu yang mereka katakan ."
" Terimakasih atas informasinya. Kalau begitu kita harus bersiap mulai sekarang."
Feng yin tidak jadi memilih kain . Dia pergi ke kamarnya untuk membuat rencana buat nanti malam .
Malam pun tiba . Seperti yang sudah direncanakan oleh sepasang paruh baya tadi . Mereka kini mulai bergerak.
Meraka memberikan bius melalui asap yang mereka sebarkan. Apalagi salah satu dari meraka adalah pemilik elemen angin . Hanya butuh waktu sedikit saja bius itu sudah menyebar .
Semua penghuni rumah mulai tertidur. Tinggal Feng Yin yang tidak terpengaruh sama sekali dengan bius itu .
Delapan orang yang tadi merampok Shui juga datang . Mereka kini berjalan ke arah perpustakaan. Sepertinya mereka tahu betul dimana letak pedang Phoenix naga .
Feng Yin hanya memantau tanpa mau mengganggu kegiatan mereka.
" Brengsek... bagaimana bisa pedang itu tidak ada di tempatnya," umpat pria paruh baya tadi .
" Kamu yakin tempatnya disini ?"
" Tentu saja yakin . Jenderal Chou sendiri yang memperlihatkannya padaku . Tidak ada yang bisa mengambil pedang itu kecuali pemilik Phoenix dan naga ."
" Terus buat apa kesini kalau kita tidak bisa mengambilnya?"
Mendengar ucapan itu membuatnya terdiam . Tetapi dia juga tidak menyangka jika pedang itu telah ada yang mengambilnya.
" Apa mungkin gadis tadi yang mengambilnya?"
" Tidak mungkin . Dia terkenal dengan putri sampah, jadi tidak mungkin jika dia yang mengambil . Mungkin ada orang yang sudah mengambilnya saat rumah ini terbengkalai."
" Siapa lagi yang tahu tentang pedang itu ?"
" Mana aku tahu . "
" Ha ... kalau begitu sia-sia kita sampai kesini ."
" Sekarang bagaimana?"
" Besok kita kembali ."
" Kenapa tidak sekarang saja ?"
" Tidak . Jangan sampai keberadaan kita diketahui. Apalagi kita telah membuat masalah di perbatasan."
Akhirnya semua yang telah mereka rencanakan gatot alias gagal total 🤣🤣🤣.