Kisah reinkarnasi dari seorang putri mafia yang meninggal akibat di bunuh musuh ayahnya membawanya ke jaman dinasti Hong dan menjadikannya pengantin wanita untuk seorang pangeran tampan.
Putri Liu Lie Han adalah pemilik asli tubuh yang di pakai Lisa di kehidupan barunya,kematian tragis yang menimpa putri Lie mengharuskan Lisa membalas dendam pada orang yang menindas pemilik tubuh dan akan di teruskan dengan senang hati oleh Lisa sang putri mafia.
Keahlian dan kecantikannya banyak menjadi sorotan di semua kalangan hingga menyebabkan pangeran Ji Jun Xiao gelisah di buatnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lijun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33
Sepanjang pejalanan Putri Lie terus tersenyum saat mengingat bagaimana hasil dari aksinya yang baru pertama kali ia lakukan dengan tangannya lansung setelah reinkarnasinya. Putri Lie merasa masih belum puas walau sudah melakukan hal tersebut, namun itu sudah jauh lebih baik dari pada ia tidak melakukan apa pun ketika banyak rampok yang menghadang.
Pangeran Jun yang sedari tadi melihat istrinya terus tersenyum jadi penasaran apa kiranya yang membuat istri cantiknya itu banyak senyum selama perjalanan ini.
"Ada apa sweetyy, kenapa kamu terus tersenyum?" tanya Pangeran Jun
"Tidak ada, aku hanya merasa senang karena ternyata suamiku ini sangat melindungiku" jawab Putri Lie, tidak mungkin ia mengatakan hal yang sebenarnya hingga membuat ia terus tersenyum.
"Itu sudah tugasku untuk melindungimu sweetyy, kamu adalah istriku dan aku tidak akan membiarkan siapapun melukaimu" Pangeran Jun membelai pipi Putri Lie dengan lembut seraya tersenyum manis.
Putri Lie semakin mengembangkan senyumannya dan langsung mengecup mesra pipi sang suami, lalu ia menyembunyikan wajah meronanya di pelukan suaminya.
Meskipun sempat terkejut dengan kelakuan manis istrinya tetapi Pangeran Jun tetap menikmatinya dan membalasnya dengan lebih mesra lagi.
"Kamu mulai berani ya sweetyy" Pangeran Jun mengecup kening istrinya lalu memeluknya dengan hati yang sangat senang.
Hari sudah gelap namun Pangeran Jun dan Putri Lie belum juga tiba di kediaman Jendral Han dan hal itu membuat perasaan Jendral Han di landa kecemasan karena menantu dan putrinya yang belum juga tiba. Min yang melihat kecemasan sang ayah ingin pergi untuk menyusul mereka, namun jika ia pergi tidak ada yang akan menenangkan ayahnya.
"Tenanglah ayah mereka pasti akan tiba sebentar lagi, mungkin di jalan ada sedikit masalah hingga mereka datang terlambat" kata Min menenangkan ayahnya
"Semoga mereka baik-baik saja" doa Jedral Han untuk anak-anaknya yang sedang di perjalanan.
Hati ayah mana yang tidak cemas jika anak yang sedang di tunggu-tunggu kepulangannya tidak juga menampakkan diri, apa lagi ia sudah mendapat kabar dari Nam yang mengatakan jika mereka akan berangkat pagi hari.
Menurut perkiraan Jendral Han sendiri seharusnya rombongan anaknya sudah tiba sore tadi tapi hingga gelap mereka belum juga tiba. Jendral Han berusaha sebisa mungkin menetralkan rasa cemasnya yang berlebihan meski kakinya sudah sangat ingin pergi menyusul anaknya.
Beberapa saat kemudian terdengarlah suara pintu gerbang yang terbuka, lalu masuklah serombongan yang jumlahnya tidak sedikit itu. Namun hal itu tidak menjadi masalah bagi Jendral Han yang terpenting baginya adalah keselamatan mereka semua.
Pangeran Jun turun lebih dulu dari kerta kuda dan kemudian Putri Lie juga turun dengan di bantu oleh sang suami yang selalu setia di dekatnya. Jendral Han dan Min yang menyaksikan keromantisan mereka yang sederhana itu jadi merasa sangat senang karena kesayangan mereka mendapatkan orang yang tepat.
"Ayah, kakak" teriak Putri Lie segera berlari menghampiri mereka yang sudah siap di peluk olehnya.
Jendral Han tersenyum haru ketika putrinya datang dan memeluknya tanpa terluka sedikitpun, sama halnya dengan Min yang juga merasa haru dan lega karena adiknya baik-baik saja.
"Ayah sangat merindukan Lae kecil ayah ini" ucap Jendral Han memegang wajah putrinya
"Lae juga sangat merindukan ayah dan kakak" Putri Lie memeluk ayahnya kembali dan tidak ingat dengan sang suami yang terabaikan. Untung ayah mertua dan ipar batin Pangeran Jun.
"Salam Yang Mulia Pangeran" kata Min hormat
"Ayolah kakak ipar aku ini suami adikmu jangan terlalu formal begitu" bantah Pangeran Jun
"Baiklah, selamat datang adik ipar" Min dan Pangeran Jun berjabat tangan.
Jendral Han yang baru menyadari keberadan menantunya akhirnya ikut menyapa setelah melepaskan pelukan putrinya.
"Selamat datang menantu" sapa Jendral Han
"Terima kasih ayah" jawab Pangeran Jun
"Ayo masuk kalian pasti lelah, ayah sudah menyiapkan makanan untuk kalian" Jendral Han membawa anak dan menantunya ke ruang makan yang sudah terdapat Putri Eun di sana.
Melihat kedatangan Pangeran Jun yang nampak sangat gagah dan tampan, Putri Eun langsung salah tingkah di buatnya. Apa lagi Pangeran Jun yang berjalan ke arahnya semakin membuatnya merasa gugup.
Putri Lie yang menyadari hal itu segera mengambil tindakan dengan melepas tangannya dari sang ayah dan beralih merangkul tangan Pangeran Jun mesra yang di sambut hangat oleh si empunya tangan.
Putri Lie membawa suaminya duduk jauh dari Putri Eun yang sedang menatap suaminya penuh minat. Ia jadi merasa kesal sendiri dengan hal tersebut dan berencana melakukan sesuatu.
"Honey kamu mau makan ya!" seru Putri Lie dengan nada sangat manja
"Iya, kamu mau makan apa sweetyy!" sahut Pangeran Jun lembut yang justru mengagetkan ketiga orang lainnya
"Aku tidak mau makan" lanjut Putri Lie memeluk lengan suaminya lebih erat
"Kalau tidak makan nanti kamu sakit" nada suara Pangeran Jun terdengar khawatir
"Aku tidak berselera honey" Putri Lie menempelkan wajahnya pada lengan kokoh suaminya.
"Aku suapin ya, perut kamu akan sakit kalau kosong" ucap Pangeran Jun yang di angguki penuh semangat sang istri.
Dengan senang mereka berdua makan bersama dalm satu piring dengan Pangeran Jun yang menyuapi Putri Lie, bahkan sesekali Putri Lie juga menyuapi Pangeran Jun dengan mesra.
Kemesraan keduanya menjadi tontonan gratis yang membahagiakan bagi Jendral Han dan Min sedangkan bagi Putri Eun, hal tersebut sangat menjengkelkan dan ia berencana untuk memisahkan keduanya bagaimana pun juga.
"Kak, kalian tidak akan kenyang jika makan sepiring berdua, ambillah makananmu sendiri jangan manja" ketus Putri Eun, sangat kentara jika ia tidak suka
"Honey aku mau ikan itu" kata Putri Lie pada suaminya dan mengabaikan ucapan Putri Eun
"Sebentar ya aku ambil" Pangeran Jun mengambil yang di maksud istrinya lalu menyuapinya dengan ikan tersebut.
Putri Eun yang di abaikan menjadi semakin tidak suka pada kakaknya sendiri. Ternyata pengaruh wanita gila itu sudah menancap kuat di hatimu Eun batin Min sedih dengan ketidak akuran kedua adiknya.
Selesai makan malam Putri Lie dan Pangeran Jun segera di antarkan ke paviliun Bunga milik Putri Lie ketika masih di kediaman ayahnya. Paviliun itu masih sama seperti ketika ia tinggalkan dulu, bersih dan terawat karena Zu sangat menjaga keadaan paviliun itu tetap seperti semula.
"Silahkan Permaisuri dan Yang Mulia Pangeran beristirahat, saya undur diri" ucap Zu
"Tunggu bibi Zu, kemana perginya Selir Bai dia tidak terlihat tadi saat makan malam?" tanya Putri Lie
"Selir Bai sedang menjalani hukuman di paviliunnya dan tidak boleh keluar sebelum hukumannya selesai Permaisuri" jawab Zu
"Memangnya dia melakukan apa?" Putri Lie penasaran
"Dari yang saya dengar karena Selir Bai sudah salah mendidik Putri Eun dan juga ikut memprovokasi ketika di aula kerajaan, tapi saya tidak tahu siapa yang di provokasi Permaisuri" jelas Zu
"Baiklah kamu bisa istirahat juga bibi Zu, terima kasih ya" Putri Lie tersenyum pada Zu lalu menarik sang suami masuk ke dalam paviliunnya yang sangat nyaman untuknya.
Pangeran Jun sangat kagum dengan keindahan desain kamar tersebut, juga ukiran-ukiran kayu yang indah manjadi daya tarik tersendiri bagi paviliun tersebut. Paviliun Putri Lie tidak besar namun sangat banyak di tumbuhi bunga dan tanaman lainnya yang semakin menambah keasrian tempat tinggal istrinya itu sebelum menikah dengannya.
Kamu memang wanita yang berbeda sweetyy, istriku, pujaan hatiku batin Pangeran Jun seraya menetap Putri Lie yang sudah bergerak kesana kemari.