Hasrat Sang Kaka Tiri

Inget Ya gengs gas komen

Alona masuk ke dalam rumah kemudian dia langsung berjalan ke arah dapur untuk mengambil minuman.

"Nona," panggil pelayan hingga Alona menoleh.

“Kenapa, bibi?” tanya Alona ketika pelayan datang.

"Seperti biasa, Nona. Tuan Kalindra tidak mau makan," kata pelayan lagi,.membuta Alona menghela nafas.

"Ya sudah, biar aku saja nanti yang menyuapinya," jawab Alona, "tolong siapkan makanan untukku!" Titahnya. Dia lapar dan dia harus menyiapkan tenaga untuk mengurus Kalindra.

Pelayan itu pun mengangguk. Hingga Setelah beberapa saat berlalu, akhirnya makanan pun tiba di depan Alona.

Setelah selesai makan, Alona langsung bangkit dari duduknya kemudian dia mengambil makanan yang disiapkan untuk Kalindra lalu setelah itu dia pun pergi ke kamar kakaknya untuk memberikan kakaknya makan.

Saat datang ke kamar Kalindra, Alona menghela napas ketika melihat kakaknya sedang bermain air di lantai. Dia menyimpan makanan di atas nakas kemudian mendudukan diri sejenak di sofa, dia membiarkan Kalindra puas bermain, sebab dia tidak berani mengganggu Kalindra karena takut Kalindra mengamuk.

Mata Alona berkaca-kaca ketika melihat kondisi kakaknya yang benar-benar sangat jauh berbeda dengan dulu. Bahkan sekarang kondisi tubuh Kalindra benar-benar hanya tinggal tulang karena Kalindra tidak pernah mau memasukkan makanan ke dalam mulutnya. .

Ya, saat ini lelaki itu mengalami depresi akibat rasa bersalah yang mendalam pada Gueen.

Setelah ditusuk oleh Soraya lima tahun lalu dan ketika pulang dari rumah sakit, Kalindra menjadi lebih pendiam dan menutup dirinya di apartemen. Saat itu, kebetulan Nino yang juga masih berada di Belanda terus meminta Kalindra untuk keluar dari apartemennya tapi Kalindra tidak pernah membukakan pintu, dan entah kenapa saat itu feeling Nino mengatakan bahwa ada yang terjadi dengan Kalindra, hingga dia meminta petugas apartemen untuk membukakan pintu secara paksa, dan saat itu alangkah terkejutnya Nino kala Kalidera sudah terkapar di lantai dengan darah yang mengucur dari nadi.

Rupanya setelah keluar dari rumah sakit, Kalindra terus teringat tentang apa yang dilakukan pada Gueen dan setelah dia pulang dari rumah sakit, dia selalu melukai dirinya sendiri karena selalu teringat ketika dia menyiksa Guee, suara Gueen tangisan Gueen, selalu terngiang di benak lelaki itu .

Dan pada akhirnya, Kalindra tidak sanggup menahan gejolak yang dia rasakan dan dia juga tidak sanggup menahan rasa bersalahnya. Hingga dia memutuskan untuk menyayat nadinya. Namun beruntung, Kalindra diselamatkan oleh Nino, dan ketika sadarkan diri, Kalindra mulai kehilangan kontrolnya. Dia kerap menangis dan tertawa hingga pada akhirnya Kalindra dinyatakan depresi.

Sudah lima tahun ini Kalindra mengalami depresi berat, hingga tubuhnya hanya tinggal tiga puluh lima gram saja. Salsa dan Nino sudah memberikan perawatan yang terbaik untuk Kalindra. Bahkan mereka pernah memasukkan Kalindra ke rumah sakit jiwa, tapi kondisi Kalindra malah lebih parah hingga mereka memutuskan untuk merawat Kalindra di rumah.

Selama lima tahun ini, mereka tidak kembali lagi ke Rusia dan menetap di Belanda. Namun, tentu saja tempat mereka tinggal sangat jauh dari rumah Gueen. Mereka sengaja tidak ingin memberitahukan Gueen tentang kondisi Kalindra karena mereka tidak ingin mengganggu lagi Gueen yang sudah bahagia.

Dokter yang merawat Kalindra benar-benar sudah menyerah, sebab tentu saja Kalindra susah disembuhkan hingga sekarang Salsa dan Nino serta Alona benar-benar mengurus Kalindra secara bersama-sama tanpa ada bantuan medis mana pun. Jika Kalindra sudah mengamuk, Salsa dan Nino terpaksa harus memasung Kalindra dan memborgol tangan putra mereka karena Kalindra selalu mencelakai dirinya sendiri.

Setelah melihat kakanya tidak lagi bermain air, Alona bangkit dari duduknya, kemudian dia langsung berjalan ke arah kakanya.

"Kak, Ayo makan," ucap Alona. Sudah dua hari ini Kalindra tidak mau memakan apapun. Dan kali ini, Alona berharap Kalindra mau memakan makanannya, dia juga tidak ingin membuat ayah ibunya khawatir karena sekarang Salsa dan Nino sedang pergi ke Rusia, mereka sedang mengurus sesuatu di sana dan akan kembali pada esok hari hingga sekarang hanya Alona dan Kalindra saja di rumah tersebut.

"Kak, ayo makan," ucap Alona yang kembali berbicara, tapi lagi-lagi, tidak ada sahutan dari Kalindra hingga tak lama pintu terbuka. Alona pikir yang masuk adalah pelayan, tapi ternyata yang masuk adalah Gueen. Rupanya, pelayan yang bekerja di rumah Kalindra dan Alona adalah pelayan yang dulu bekerja di apartemennya, hingga dia diijinkan untuk masuk.

Saat masuk kedalam kamar, Lutut Gueen terasa lemas saat melihat Kalindra saat ini. Feeling-nya benar bahwa Kalindra masih hidup dan ketika melihat kondisi Kalindra, rasanya amarah, trauma dan juga rasa benci Gueen pada Kalindra hilang begitu saja.

Dan ketika melihat Gueen masuk ke dalam kamarnya, Kalindra langsung bereaksi. lelaki itu pun langsung bangkit dari lantai kemudian bersembunyi di kolong kasur lalu terdengar isakan dari lelaki itu.

Setelah melihat Kalindra bersembunyi Gueen berjalan dengan pelan ke arah Alona. “Kak, kenapa kau membohongiku?" tanya Gueen, kali ini dia berbicara sambil berlinang air mata. Dia tidak bisa membendung tangisnya ketika melihat Kalindra yang tampak memperhatikan.

"Gueen, aku mohon pergi dari sini. Kalindra pasti akan beraksi berlebihan. Aku tidak mau dia mengamuk dan melukai dirinya sendiri lagi," ucap Alona dengan tatapan memohon.

Gueen tidak membalas ucapan Alona. Dia malah berjalan dengan perlahan ke arah ranjang dan ketika dekat dengan ranjang, Gueen menekuk kakinya. "Kakak!” " panggil dengan suara yang bergetar, dan sedetik kemudian, terdengar suara Kalindra yang menangis dengan kencang.

Sepertinya ketulusan Gueen tidak di ragukan lagi, karena sekarang tanpa rasa takut, Gueen mengulurkan tangannya. “Kakak, ayo keluar,” ucap Gueen dengan suara yang gemetar. Mati-matian dia menahan tangisnya Agar tidak pecah.