Katherine mencintai Ethan. Melakukan semuanya dengan nama cinta. Sementara Ethan hanya menjeratnya dalam hubungan tanpa nama.
Saat Katherine berusaha lari tali di lehernya semakin mengencang dan mengerat. Ketidak relaan Ethan semakin menjeratnya semakin dalam.
"Kamu hanya milikku, Kath!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melepasmu
"Apa itu yang kamu sebut cinta? Tidak kah kamu merasa itu lebih seperti sebuah obsesi? Kamu menahanku dan mengekangku?"
"Lalu aku harus membiarkan kamu lari lagi?"
"Karena kamu memaksaku. Kamu hanya mementingkan perasaan kamu sendiri. Bahkan tidak peduli meski aku tidak mau bersamamu."
"Kamu tidak mau?" Kath memalingkan wajahnya, sementara Ethan menatap penuh harap. "Jawab aku, kamu tidak mau bersamaku? Kamu ingin aku melepaskanmu?"
"Kath," panggil Ethan dengan lirih. Suaranya penuh keputus asaan.
Kath benar-benar tak ingin bersamanya?
Apa yang harus dia lakukan sekarang?
Apa dia benar-benar salah karena menahan Kath?
Dia hanya ingin Kath terus bersamanya.
Salahkah?
Ethan memejamkan matanya lelah. Entah harus bagaimana di berjuang jika Kath tak menginginkannya.
"Baiklah, kamu boleh pergi," ucap Ethan akhirnya.
Meski berat bahkan perasaan sakit begitu menikamnya. Tapi melihat Kath menderita bersamanya juga begitu menyakitkan.
Sementara itu Kath tertegun. Matanya menatap Ethan yang masih menunduk di depannya, tangan Ethan mulai terlepas darinya menyisakan dingin di telapak tangannya. Dengan tubuh yang sedikit bergetar pria itu bangkit berdiri, lalu meninggalkan Kath dalam kekosongan.
Kath menatap punggung Ethan, melihat pria itu semakin menjauh dan tertelan pintu yang tertutup.
Kath meremas tangannya lalu menunduk.
.....
Kath melihat sekali lagi ke belakang lalu pada Nathan yang berada di gendongannya.
Setelah semalam Ethan mengizinkannya pergi semua penjaga juga telah pergi. Ethan bahkan tak menampakkan diri lagi.
Ethan benar-benar membiarkannya pergi begitu saja.
Kath menggeleng pelan. Bukankah ini keinginannya pergi dari Ethan lalu hidup tenang bersama Nathan, tapi kenapa dia sedikit tidak senang.
Kath menghela nafasnya lalu beranjak untuk segera pergi. Untuk sementara dia akan tinggal di rumah Luise, kemudian mencari kerja. Setelah memiliki uang dia akan menyewa rumah untuknya dan Nathan. Tidak mungkin dia terus merepotkan Luise, bukan?
Kath pergi tanpa membawa apapun kecuali pakaian yang dia pakai saat dia datang. Bahkan semua perhiasan dan pakaian yang dia beli dengan uang Ethan, dia tinggalkan begitu saja.
"Sudah siap Nona?" Pengasuh Nathan membuyarkan lamunannya.
"Ya, ayo." Kath dan Nathan segera keluar dari Penthouse Ethan.
Tiba di lobi, Kath menemukan Luise menunggunya. "Maaf merepotkanmu lagi." Kath menatap penuh rasa bersalah, dia sudah banyak merepotkan Luise.
"Tidak. Jangan bicara begitu. Lagi pula uang yang kemarin masih ada, anggap itu uang sewa," ucap Luise dengan bercanda.
Kath mendenguskan senyuman. "Dasar mata duitan."
Luise tertawa dan mendorong Kath agar segera masuk ke dalam mobilnya.
"Apa rencanamu, sekarang?" Kath yang sejak tadi menunduk memperhatikan Nathan menoleh pada Luise yang mengemudikan mobilnya.
"Aku akan mencari kerja. Aku janji akan pindah secepatnya, nanti."
"Kamu tahu bukan itu maksudku, Kath. Kamu boleh tinggal selama kamu mau."
"Aku tahu. Terimakasih," ucap Kath tulus.
"Kamu tidak berniat kembali ke desa? Kamu tidak takut Ethan mengganggumu lagi?"
Ya harusnya Kath kembali kesana. Hidup tenang di pedesaan. Tapi entah kenapa Kath sama sekali tak terpikirkan untuk kembali kesana.
Kenapa dalam hati Kath justru berharap bisa terus melihat Ethan bahkan meski hanya dari kejauhan. Apa dia terlalu jual mahal? Haruskah dia menerima tawaran Ethan kemarin untuk tetap bersamanya?
Tapi apa gunanya jika Ethan tak mengerti arti mencintai dan obsesi. Kath tak mau selamanya hidup dalam kekangan.
Kath mendengus dalam hati kenapa dia merasa menyesal sekarang.
"Aku hanya ingin mencari peruntunganku disini." Itu alasan yang bagus, bukan?
Luise hanya tersenyum. Dia tahu Kath menyembunyikan perasaannya. Saat Kath menghubunginya dan meminta untuk menjemput dan bilang Ethan membiarkannya pergi Luise tahu ada sedikit nada kecewa dari ucapan Kath.
Mungkin sebenarnya Kath masih mencintai Ethan, namun dia telalu takut jika perasaan Ethan hanya akan mempermainkannya.
"Dia bilang mencintaiku, Luise. Tapi dia melepaskan aku."
"Mungkin karena tidak mau kamu tertekan?"
"Hm..."
"Atau kamu yang kukuh ingin pergi?"
Kath tertegun. "Itu berarti dia memikirkan perasaanmu." Kath masih terdiam hingga mereka tiba di pelataran rumah Luise.
"Ayo masuk." Kath mengangguk dan mengikuti Luise.
....
Di sisi lain Ethan hanya mampu termenung. Tatapannya kosong, di depannya ada beberapa botol minuman yang berserakan.
Sejak semalam pria itu belum tidur dan hanya diam menikmati minumannya. Ini lebih parah dari saat kepergian Kath yang pertama. Kali ini Ethan nampak lebih kacau dari sebelumnya.
"Anda benar-benar melepaskan Kath hanya untuk menjadi seperti ini?" Davin menjadi kesal. Pasalnya dia juga belum tidur dan hanya menunggu Ethan yang minum semalaman.
Seolah tak berpengaruh Ethan bahkan masih duduk tegak. Tidak seperti orang yang mabuk pada umumnya padahal sudah banyak yang dia minum.
"Bagaimana lagi. Dia yang ingin pergi."
"Seharusnya anda berjuang." Sudah bagus Ethan kembali normal saat Kath kembali bahkan terlihat lebih baik dari sebelumnya.
"Apa yang bisa aku perjuangkan saat Kath sendiri menolak?"
"Kau lupa memiliki anak, Tuan?" Ethan menatap Davin dengan tajam saat Davin sudah mulai tak sopan. Mengganti kata 'anda' dengan 'kau'.
"Kau juga akan membiarkannya? Dia keturunanmu. Lahir karena sperma darimu," ucap Davin semakin kesal. Sepertinya dia lupa pria di depannya adalah bosnya.
"Lalu aku harus bagaimana kalau Kath sendiri yang tidak mau."
"Memang selama ini kau memikirkan keinginan Kath?"
"Pantas saja Kath marah, tapi bukan berarti marahnya tidak bisa di bujuk, kan?"
....
Kath mulai mendatangi beberapa perusahaan untuk melamar pekerjaan. Kath sengaja memilih perusahaan yang tidak berhubungan dengan perusahaan Ethan. Meski sedikit sulit sebab banyak perusahaan besar yang memang sudah bekerja sama dengan Ethan.
Kath mengetuk pintu sebuah ruangan dimana dia tengah melamar pekerjaan. Setelah berhadapan dengan HRD yang kemudian mengarahkannya langsung untuk menemui direktur mereka, dan mulai bekerja.
Keberuntungan untuk Kath saat melamar dan langsung di terima. Meski ini perusahaan kecil, tapi tidak masalah. Untuk sekarang Kath hanya memikirkan bagaimana cara bertahan hidup di kota bersama Nathan.
Kath mendorong pintu saat mendengar seruan masuk, namun saat pintu terbuka Kath justru tertegun saat melihat pria di dalamnya.
"Kau?"
ndk sopan