Bayangkan saja tiba tiba ada seorang wanita cantik lagi mabuk di tengah jalan sendirian, malam - malam dan menghentikan sebuah ojek yg lagi lewat? Lalu melamar mas ojek itu tanpa peduli latar belakangnya? "KAMU HARUS NIKAHI AKU, MAS OJEK!! POKOKNYA NIKAHI AKU ATAU AKU AKAN TERIAK JIKA KAMU AKAN MENCULIKKU!" ujar wanita itu. Apa yang dilakukan Mas Ojek itu ya ketika dilamar oleh wanita cantik yang sedang mabuk? Diterima atau tidak? Dan apakah wanita itu akan menyesal setelah sadar dari mabuknya jika ia sudah melamar Mas Ojek yang tidak ia kenal? Baca dan ikuti novel ini, sampai HAPPY ENDING ya!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Mantan
Adi, Aulia, Bambang, dan Yeni mengobrol hangat di ruang keluarga sambil nonton film. Hari minggu yang damai dan indah di rumah keluarga Bagaskara.
Obrolan ringan tentang kisah Adi dari kecil sampai besar yang diungkap kan orang tuanya dihadapan istrinya. Mereka tertawa bersama penuh kehangatan.
Aulia merasa keluarga Bagaskara sebaik itu. Padahal ia tidak tau jika mereka semua menyembunyikan fakta besar tentang keadaan Adi.
Hingga jam 9 pagi, akhirnya Adi izin untuk membawa sang istri pulang ke apartemen.
Keduanya keluar rumah Bagaskara menggunakan motor mio Pak Beno karena Adi datang dari Bandung kemarin menggunakan taxi online dari bandara.
Aulia tidak keberatan kembali digonceng pake motor mio jadul. Ia mengingatkan betul malam itu ketika bertemu dengan suaminya pertama kali, menolongnya dan menyelamatkannya dari kecerobohan.
Di perjalanan, Aulia memulai obrolan ringan. Kedua tangannya berpegang di samping motor bukan di pinggang Adi karena masih merasa canggung. Padahal ia ingat betul malam itu ia memeluk erat Adi tanpa tau siapa pria yang membawanya.
Maklum setengah mabuk jadi Aulia cuek saja. Tapi sekarang pria itu jadi suaminya. Pria yang menutupi aibnya.
"Mas" panggilnya.
"Hmmm..apa ada yang kamu inginkan?" tanya Adi.
"Aku merasa bersalag kepada ayah dan ibu. Apakah aku pantas untuk menjadi menantunya?" tanya balik Aulia dengan sendu.
"Kenapa mikir kayak gitu? Ayah dan ibu sangat menerimamu, Aulia. Ingat, mereka yang menjodohkan ku denganmu. Mereka pasti tau siapa kamu dan siapa keluargamu" jawab Adi.
"Tapi aku merasa membohongi mereka. Sepertinya aku tidak siap jika bayi ini lahir dan mereka menyadari jika bayi ini bukan cucu kandungnya" sahut Aulia.
Tiba tiba, Adi menepikan motornya lalu memberhentikan mesin. Ia pun menengok kebelakang.
"Dengarkan baik baik ya. Setelah ini, aku tidak ingin kamu menganggap bayi ini bukan anakku. Dia anakku dan lahir setelah pernikahan kita. Sampai kapanpun dia anakku, okay? Jangan pernah menyebutnya dia bukan anakku, bukan darah dagingku karena mulai detik ini aku akan menerima bayi ini sebagai anakku. Cukup? Kamu mengertikan?" ucap Adi dengan tegas dan lugas.
Aulia jadi terharu, matanya berkaca kaca. Apa memang dia sangat beruntung menikah dengan Adi Bagaskara? Apakah ini takdir terbaik dari Tuhan untuknya?
Salah satu tangan Adi terangkat dan menyeka air mata yang hampir jatuh lalu tersenyum menatap istrinya.
"Kamu adalah wanita pilihanku dan orang tuaku. Meskipun diawali tanpa cinta, kita bisa menjalani hidup bersama dengan baik. Yakin saja jika Tuhan sudah memberikan takdir terbaik untuk kita" ucap Adi.
Langsung saja Aulia yang sangat tersentuh dengan ucapan suaminya, memeluk Adi erat diatas sepeda motor di pinggir jalan tanpa malu dilihat banyak orang.
Wanita ini tidak mengeluarkan suara hanya memeluk Adi yang tidak menolak dipeluk.
Hingga beberapa saat, Adi pun menceletuk "Kamu sudah memelukku 2 menit dan terik matahari semakin menyengat. Lebih baik lanjutkan memeluknya saat di apartemen"
Aulia melepaskan peluknya dengan pipi bersemu merah.
"Maafkan a.." belum saja selesai berbicara, Adi memutar tubuhnya kembali dan menjalankan kotor.
"Tidak perlu ada yang dimaafkan. Lagipula kita sudah halal untuk berpelukan" sahut Adi.
Aulia tersenyum tipis mendengarnya dan kembali berpegangan di samping motor.
Sebelum masuk ke gedung apartemen, Adi mengajak Aulia untuk mampir ke supermarket membeli bahan bahan makanan untuk ia masak makan siang.
Adi ingin membuatkan masakan baru untuk istrinya.
"Kita belanja bahan masakan dulu. Aku ingin membuat makanan untuk makan siang kita" celetuk Adi saat baru saja belok ke parkiran swalayan.
Aulia menurut saja. Mereka berdua turun dari motor setelah parkiran dan berjalan masuk bersama di swalayan.
Adi berjalan didepan istrinya sambil membawa trolli, sedangkan Aulia mengikutinya dari belakang.
"Beli lah apa yang kamu mau. Cemilan, bahan makanan, atau kebutuhanmu juga gapapa" ujar Adi.
"Iya mas" sahut Aulia.
Wanita itu melihat Adi mengambil bumbu masakan. Pria ini terlihat sudah hafal bumbu dapur, bahan bahan makanan, serta mahir memilih kualitas.
Aulia sampai membatin "apa yang tidak bisa pria ini lakukan?"
Saat Adi keasyikan memasukkan memilih belanjaan, ia tidak melihat ada anak laki laki yang berlari kearah trollinya dan menabrak hingga terpental ke lantai.
Suara tangis anak laki laki yang mungkin berusia sekitar 2 tahunan itu terdengar nyaring.
Adi langsung berlari kedepan trolli dan menggendong anak itu hingga tangisnya reda.
"Begini dong, laki laki tidak menangis hanya karena jatuh oke. Anak tampan, anak pintar" ucap Adi sebagai afirmasi positif.
Tak lama kemudian, ada seorang wanita menggunakan pakaian babysitter berlari kearah Adi dan anak itu sambil tergopoh2. Babysitternya terlihat sudah berumur alias tidak muda lagi.
Suara nafasnya terdengar dan menandakan bahwa wanita itu panik.
"Ma..maa. Pak...saya tidak tau jika Albert berlari kearah lain saat saya berbelanja" ujar wanita itu.
"Tidak masalah bu, lain kali anak kecil begini digandeng terus saja" sahut Adi.
Aulia hanya menjadi pengamat situasi.
Lalu tiba tiba ada wanita bergaun hitam selutut dengan rambut di kuncir 1 alias kuncir kuda memperlihatkan lehernya berjalan mendekat dengan tenang.
Mata Adi terpaku pada wanita itu. Hingga mendengar suaranya.
"Hai, apa kabar Adi?" sapa wanita itu.
"Hello, Jasmine. Aku baik baik saja" sahut Adi berusaha menahan degub jantungnya.
Mendengar panggilan Jasmine, Aulia seketika membeku ditempat. Ia tau siapa wanita itu dari namanya saja.
"Anakku terlihat nyaman kamu gendong. Terima kasih sudah menenangkannya" ujar wanita yang dipanggil Adi dengan nama Jasmine itu.
"Ya..mungkin dia nyaman digendong pria tampan seperti ku" sahut Adi berusaha bercanda meskipun detak jantungnya sedang tidak bercanda.
Tangan anak laki laki itu meminta beralih gendongan ke ibunya. Jasmine pun peka dan langsung mengambil putranya dari gendongan sang mantan.
"Aku tidak menyangka akan bertemu kamu disini. Aku kira kamu sudah tinggal di Bandung" ujar Adi.
"Ya memang. Tapi rumah utama suamiku masih di Jakarta, so memang beberapa minggu sekali kami pulang kesini" sahut Jasmine.
Adi terlihat mengangguk kan kepala seolah olah paham.
Lalu Ia ingat jika dirinya sudah beristri. Ia pun menoleh kearah Aulia dan berjalan kearah istrinya, menarik tangannya dengan bergandeng tangan lalu kembali berdiri dihadapan Jasmine.
"Perkenalkan ini istriku" ucap Adi.
Jasmine pun tersenyum tipis seolah olah enggan tersenyum namun ia paksakan dengan tetap cantik.
Aulia merasa sangat insecure dengan kecantikan wanita didepannya meskipun dirinya juga cantik. Tapi yang bikin dia insecure adalah nama wanita itu, Jasmine.
Sambil menggendong putranya, Jasmine mengulurkan tangan kanannya terlebih dahulu untuk berkenalan denga istri mantannya.
"Hai, salam kenal. Aku Jasmine, junior Adi saat berkuliah di Australia" ujar wanita bergaun hitam itu.
Mau tidak mau ya Aulia menjabat tangan itu.
"Hai, kak Jasmine. Aku Aulia" sahut istri Adi dengan.
"Panggil saja Jasmine, sepertinya kita tidak terlalu jauh jarak umurnya. Ya anggap saja seumuran lah haha" canda Jasmine membuat Aulia semakin merasa canggung.
Aulia mencoba tersenyum dan mengangguk pelan. Ia pun melepaskan tangannya terlebih dahulu.
Jasmine bisa melihat raut wajah tidak nyaman dari istri mantannya itu dan sepertinya ia tau jika Aulia mengetahui siapa dia sebenarnya bagi Adi.
"Baiklah, aku akan kembali berbelanja. Senang bertemu kalian disini" pamit Jasmine.
"Ya..senang melihatmu lagi" sahut Adi dengan pandangan yang sangat aneh dimata Aulia.
Pria ini sepertinya masih memiliki rasa untuk mantan kekasih.
Jasmine melambaikan tangan melalui tangan mungil putranya lalu berjalan menjauh diikuti sang babysitter.
Kini Adi dan Aulia kembali berdua, saling pandang dengan tatapan sulit diartikan.
"Apa yang kamu inginkan? Ayo kita mencari sesuatu yang kamu inginkan untuk dibawa ke apartemen" celetuk Adi memecah keheningan.
Aulia menggeleng.
"Sepertinya belanjaan yang Mas Beno pilih sudah cukup. Aku tidak menginginkan sesuatu yang lain" sahutnya. Adi membalas dengan senyuman tipis lalu berjalan kearah trolli dan mendorongnya kembali.
Dan sekarang Aulia berjalan didepan Adi menuju kasir.
Mereka tidak melihat Jasmine lagi sampai keluar supermarket. Ada 2 kantong belanja yang Adi bawa dan letakkan di motornya.
Keduanya tidak mengeluarkan suara hingga sampai apartemen.