Disakiti, diselingkuhi, tidak dianggap sebagai istri. Itulah yang dialami oleh Sara selama tiga tahun pernikahannya.
Awalnya dia berniat bertahan karena keluarganya memerlukan kebesaran nama suaminya untuk bertahan dalam bisnis. Tapi dia tak tahan lagi.
Lalu kecelakaan terjadi, membuat suami yang tidak pernah mencintainya berubah.
Apa Sara membatalkan niatnya untuk berpisah? Atau dia tetap dalam pendiriannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elena Prasetyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Apa? Kenapa?
Naya tidak terima mendengar penolakan yang dikatakan sendiri oleh pria itu. Kak Marco, pria yang telah begitu menyayanginya, mengiyakan semua keinginannya, kini menolak memberikan uang padanya?
Memang jumlahnya sedikit besar tapi untuk pria itu dan Nyonya Besar, bukankah jumlah itu tak akan membuat mereka menjadi miskin?
"Nenek, kenapa kak Marco tidak mau memberikan uang itu? Apa kak Marco sudah tidak menyayangi Naya lagi? Tidak mencintai Naya lagi?"
Biasanya, Nyonya Besar akan segera menghiburnya. Lalu menyalahkan cucunya yang tidak tahu diri itu. Menyanjung Naya karena dia terlalu cantik untuk cucunya. Tapi yang dia dapatkan sekarang ...
"Naya, uang itu jumlahnya terlalu besar. Bahkan untuk Marco dan aku"
Naya tidak percaya.
Nyonya Besar yang selalu menuruti keinginannya, menolaknya juga??
"Nenek!!! Naya tidak akan menggunakan uang itu untuk hal sia-sia. Semuanya akan kembali ke keluarga Varamus. Bukankah Naya nanti akan menjadi Nyonya Muda Varamus yang resmi. Harusnya nenek dan kak Marco mendukung keinginan Naya" tuntutnya masih tidak terima dengan penolakan.
Naya melihat dengan penuh harap ke Nyonya Besar namun ... Tidak mendapatkan apa-apa.
"Naya, nenek juga tidak bisa mengeluarkan uang sebesar itu sekarang juga. Bagaimana kalau sedikit-sedikit?"
Sedikit? Nay tidak terima dengan semua penolakan ini. Hal ini merupakan penghinaan untuknya yang selama ini terus menerus memikirkan masa depan keluarga Varamus.
"Tidak mau!!" bentak Naya tidak tahan lagi. Dia yang kesal segera menyusul pria itu.
Hanya karena amnesia, pria itu menolaknya mentah-mentah. Kini dia tidak peduli lagi dengan kondisi pria itu. Dia hanya ingin kak Marco kembali seperti sebelum kecelakaan. Dia ingin pria itu menomor satukan dirinya di atas segalanya. Bahkan perusahaan.
Akhirnya Naya menemukan pria itu. Dia berlari dan ingin mendekat tapi terhenti karena menemukan ada wanita lain dalam dekapan pria itu.
Wanita penggila uang!!!
Pasti wanita itu yang telah mempengaruhi kak Marco. Pasti wanita menjijikkan itu yang telah memanfaatkan amnesia kak Marco dan membuatnya membenci Naya. Pasti wanita itu juga yang membuat kak Marco menolak memberinya uang.
Dan sekarang wanita itu berani sekali bercumbu dengan kak Marco!! Dasar wanita menjijikkan!!
Naya terpaksa pulang dalam keadaan tangan kosong. Ayahnya yang menunggu sejak pagi menyambutnya dengan harapan tinggi.
"Bagaimana?" tanya ayahnya.
"Tidak ada!!" jawabnya ketus.
"Apa? Apa kau bodoh? Bagaimana bisa kau tidak mendapatkan uang itu?!"
Melihat ayahnya yang marah, membuat Naya semakin kesal.
"Kenapa aku yang bodoh?? Ayah yang bodoh karena tidak bisa mengatur keuangan perusahaan dengan baik!! Kenapa menyalahkan ku??!!"
"Aku melakukan semua itu karena permintaanmu!! Kau anak yang tidak tahu diri!!"
"Tidak tahu diri?!! Bukan aku yang mengambil uang perusahaan!! Ayah yang mengambilnya. Sekarang cari sendiri cara untuk menyelesaikannya!!"
Teriakan demi teriakan berlanjut sampai ayah Naya tak tahan lagi lalu menampar pipinya. Kencang sampai Naya tersungkur di lantai.
"Kau memang anak bodoh!!! Harusnya aku tidak menuruti keinginanmu menjadi Nyonya Muda Keluarga Varamus. Kau memang tidak layak!!!"
Tidak layak? Naya tidak layak?!! Dibandingkan wanita penggila uang itu, Naya yang lebih layak menjadi Nyonya muda. Dia berasal dari keturunan yang jelas lebih terhormat. Dia masih muda dan cantik. Dilihat dari sisi manapun, kak Marco harusnya lebih memilihnya daripada wanita miskin itu.
"Masa bodoh!!" teriaknya membalas semua perkataan ayahnya. Dia kembali keluar dari rumah. Kali ini ke sebuah tempat hiburan malam yang ramai.
Naya menikmati malam yang panjang lalu tak sengaja meminum obat yang diberikan oleh ayahnya.
Tubuhnya mendadak terasa seperti terbakar. Dia mulai melepas satu persatu kain yang menutupi badannya. Sehingga semua orang mengira dirinya gila.
Lalu seseorang maju dan memberikannya jas. Untuk menutup tubuhnya yang setengah telanjang.
"Kau!!"
"Nona Naya, sebaiknya Anda pergi sekarang"
Pria itu mengajak Naya keluar tapi desakan gairah tak bisa lagi dia tahan. Naya menarik pria yang sedang memapahnya keluar dan menciumnya.
"Aku tidak tahan lagi. Aku harus melakukannya!!" desaknya.
"Tapi saya tidak!!"
"Aku tidak peduli!! Kau harus membantuku!! Harus membantuku sekarang juga!!" desak Naya.
Akhirnya mereka berdua pergi ke sebuah hotel dan Naya melepaskan dirinya. Dia menjadi sangat liar semalaman. Ketika terbangun keesokan harinya, Naya terkejut melihat wajah pria yang tertidur di sebelahnya.
"Selamat pagi Nona" kata pria itu.
Apa? Kenapa dia bisa bersama asisten miskin itu disini?
"Kau ... Kenapa kau ada disini?" tanyanya.
"Sebaiknya saya pergi sekarang" kata pria itu lalu pergi meninggalkannya sendiri.
Ini tidak mungkin, pikir Naya. Jadi semalaman, dia bercinta dengan asisten miskin kak Marco? Bagaimana bisa? Pasti karena obat yang tak sengaja dia minum itu. Siall!!! Kenapa semua jadi seperti ini?
Sara menatap wajah pria yang berbaring di sebelahnya. Kemarin siang, pria itu mengucapkan kata maaf padanya. Meski tampak tulus, Sara tak bisa menganggap satu kata maaf mampu menghapus semua hal menyakitkan yang dilakukan pria itu padanya.
Apalagi menurut rumor, pria itu baru saja menyetujui pemberian uang pada wanita kecilnya. Yang jumlahnya sangat besar. Bahkan lebih besar dari yang pernah Sara bayangkan.
Dan sesuai perkiraan, pria itu mengabulkan keinginan sang wanita kecil. Sedangkan Sara?
Dia harus berusaha sendiri memikirkan semua hal. Termasuk pelunasan rumah orang tuanya yang terpaksa digadaikan.
Walau akhirnya dia bisa menebus rumah, tapi itu membuatnya bangkrut sekarang. Sara tidak punya uang sama sekali. Tabungannya hampir menyentuh angka nol. Dan pria itu, yang merupakan suaminya. Yang katanya amnesia dan kembali mencintainya seperti tiga tahun lalu. Mengabulkan permintaan wanita lain. Sungguh ironis.
Sara tidak mau lagi merasa kecewa seperti dulu. Dia memilih untuk mengabaikan kata maaf dari pria itu dan bersiap untuk kerja.
Baru saja ingin keluar dari rumah, langkahnya tertahan oleh sebuah panggilan yang langka.
"Sara!!"
Sara berbalik dan melihat Nyonya Besar disana.
Nyonya Besar memanggil namanya? Tanpa berteriak dan tanpa imbuhan lain?
"Anda memanggil saya?" tanyanya ragu.
"Kau pikir aku memanggil siapa?!"
"Maaf, saya pikir salah dengar"
"Kau ... Mau berangkat kerja?"
"Iya Nyonya" jawab Sara lalu merasa asing dengan nada Nyonya Besar yang lembut ketika bicara padanya.
"Jangan terlalu lelah bekerja" kata Nyonya Besar lalu kembali ke kamar.
Dan Sara? Sekarang berada dalam kondisi bimbang. Dia merasa belum terbangun dari mimpi. Karena baginya, Nyonya Besar tak mungkin berkata seperti itu padanya. Mereka terlalu berseberangan. Nyonya Besar selalu membencinya. Selalu. Tapi apa yang sekarang terjadi?
Meski masih merasa bermimpi, Sara tetap berangkat kerja.