NovelToon NovelToon
Balas Dendam Celestia. Cahaya Di Kegelapan

Balas Dendam Celestia. Cahaya Di Kegelapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Balas Dendam / Fantasi Wanita
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Neogena Girl

"Pergi dari Kediaman ini. Kau sudah bukan lagi bagian dari Keluarga Viscount Avena!"

"Tuan Viscount, Hubungan Ayah dan Anak di antara Kita benar-benar sudah terputus seperti rambut ini." —Celestia

"Aku membantumu untuk menghilangkan hubungan yang ingin Kau putuskan itu. Sama seperti rambutmu yang sudah terbakar habis, menjadi abu dan diterbangkan oleh angin, begitulah hubungan kita. Benar-benar menghilang." —Viscount Avena

"...Selamat tinggal. Di masa depan, berhati-hatilah dengan bencana yang datang dari dendam yang kau tanam dan Kau pupuk subur di dalam diriku ini, Tuan Viscount." —Celestia

Apa yang terjadi sehingga menciptakan sosok yang menjalani kehidupan dengan kaki yang berpijak pada dendam ? Apakah balas dendam wanita itu berjalan lancar ? Atau terkendala dengan kekuatan yang ada pada dirinya? Saksikan selengkapnya, hanya di Noveltoon dengan judul "Balas Dendam Celestia. Cahaya di Kegelapan."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neogena Girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 25

Charles memeluk Celestia dengan sangat erat, seolah saat dilepaskan sedikit saja Dia akan menghilang seperti sebelumnya.

“Yang Mulia Putra Mahkota ?” Panggil Celestia yang pipi nya dapat merasakan dengan jelas bahwa kemeja yang di pakai oleh Charles lembab.

“Kemana saja Kau ? Tiba-tiba saja menghilang setelah divonis akan berbaring selama satu minggu bahkan lebih ? Kenapa tidak berdiam diri di satu tempat ? Aku mencari Mu seperti orang gila. Bahkan Enzo dan Aurora juga ikutan mencari!”

“Umm.. Boyekah soya menjowo?” (Bolehkah Saya menjawab?) Tutur Celestia yang tengah di peluk erat oleh Charles.

Charles langsung merenggangkan sedikit pelukan dan membiarkan Celestia bersuara dengan normal. “Maaf ini sedikit lancang, tetapi Yang Mulia Putra Mahkota, kenapa Kalian mencari Saya seperti orang gila ?”

“Karena Kau tiba-tiba tidak di temukan di mana pun!” Jawab Charles dengan sangat percaya diri.

“Tapi Anda punya sihir angin kan ? Di hutan monster saja Yang Mulia bisa melihat dengan jelas posisi dari para monster berada. Lalu kenapa tidak memakai kekuatan sihir Anda ?”

“...”

Hening. Charles memeluk Celestia dengan mulut yang seolah di jahit.

“Yang Mulia Putra Mahkota ?”

“...”

Tetap tidak ada jawaban yang Celestia dengarkan. Dia pun menghela nafas panjang dalam rengkuhan Charles karena memberontak pun hanya akan membuat tubuh nya sakit.

“Mau sampai mati pun Aku tidak akan membuka mulut Ku.” Pungkas Charles di dalam batin.

Mereka kembali bergabung dengan rombongan, dan Enzo langsung meluncurkan sebuah jitakkan untuk Charles saat hanya ada Mereka di dalam ruangan.

“Lain kali kalau mau panik, maka telan sendiri saja kepanikan Mu! Jangan ajak-ajak! Kita jadi terlihat tolol.” Pekik dengan wajah memerah.

Setelah seragam kesatria bersih dan stamina pasukan pembasmian pulih, Mereka langsung bergegas pergi dari kediaman Marquis Alodina. Marquis sangat berterimakasih karena akhirnya warga tidak akan di serang monster yang kelaparan dan dapat beraktifitas seperti biasanya.

Celestia yang melihat Marquis Alodina yang berterimakasih kepada Putra Mahkota terlebih diri nya yang telah menyucikan hutan bahkan sampai hampir bersujud di banjiri tanda tanya. Marquis Alodina saja sebaik ini, kenapa Putri nya memiliki sifat seperti Grace ?

Mengesampingkan fakta itu, Pasukan pembasmian kembali ke kediaman Duke Perch. Kedatangan Mereka di sambut dengan haru karena tidak ada korban jiwa kali ini.

Lebih-lebih pihak inter mendapat informasi bahwa pasukan pembasmian sudah mendapat pemilik Kekuatan suci yang bisa menyucikan hutan yang di kontaminasi oleh Monster.

Dua hari berlalu, dan Diana dipanggil Putra Mahkota dan Putra Grand Duke. Yang di panggil langsung masuk ke ruang kerja Mereka dengan pikiran yang sudah tahu arah percakapan akan mengalir kemana.

“Saya menghadap Matahari selanjutnya dari Kerajaan Eames.” Diana memberi salam hormat kemudian berdiri dengan atensi yang tidak jatuh ke lantai. Enzo tengah duduk di sudut meja, sedangkan Charles tentu di kursi kerja yang langsung berhadapan dengan Diana.

“Kau sudah tau kenapa Kami memanggil Mu kan ?”

“Tentu, Yang Mulia. Saya juga sudah mengemasi semua barang-barang pribadi. Saya sudah siap di usir.” Jawab Diana penuh ketenangan, penuh rasa bertanggung jawab.

“Sesuai laporan dari Ricard dan Aurora yang terlihat frustasi rupa nya.” Sambung Enzo dengan sebuah dokumen di tangan.

“Kau benar. Mereka berdua sangat kompak mengeluarkan yang ada di dalam otak.” Charles menarik garis senyum dan mengangguk wajah dengan satu tangan.

“Setelah melihat perubahan sikap Mu secara langsung, Kami setuju untuk mempertahankan Mu di pasukan ini.”

“!!”

“Kau terbelalak ? Padahal Kau sangat menyukai Charles sejak dulu.” Ejek Enzo dengan senyum miring.

“Soal itu, sekarang tidak lagi. Tapi Yang Mulia, sebaik nya tanyakan pada Tia terlebih dahulu. Dia pasti tidak akan setuju—”

“Dia setuju!” Potong Charles, kini memilih untuk bersandar.

“Sungguh ?”

“Dia baru saja di panggil beberapa saat yang lalu sebelum memanggil Mu. Kami juga bertanya pada kesatria yang lain, dan Ricard bersama Aurora membawa jawaban yang cukup mengejutkan. Sebagian besar dari Mereka tidak keberatan jika Kau terus berada di pasukan ini.”

“...” Diana yang sejak tadi terlihat sangat tenang menunjukkan perubahan drastis. Netra nya bergetar. Lingkar mata nya memanas. Kini Dia sudah menunduk, menatap jari-jemari nya yang tengah meremas ujung baju.

“Diana, jangan coba-coba berpikir untuk kembali seperti diri Mu sebelumnya di pertengahan jalan nanti. Kekuatan Mu di butuhkan oleh Kekaisaran Eames.”

“Baik...” Jawab Diana berbisik pelan, berusaha mengatur nafas agar tidak menangis.

“Kau sudah boleh pergi. Kalau tidak salah semua kesatria tengah berpesta di tempat makan bersama pengguna kekuatan suci yang lain. Semua nya tanpa terkecuali.” Tutur Enzo membuat Diana menunduk hormat dan langsung meninggalkan ruangan. Dia berlari dengan langkah lebar ditemani dengan linangan air mata.

Tap tap tap tap tap tap

BRAKH

Bunyi pintu yang di buka dengan kasar membuat sebagian kesatria terkejut. Mereka sempat ciut karena berpikir Grand Duke Perch yang datang sendiri karena Mereka terlalu ribut.

“Astaga Diana, Kami pikir Tuan Grand Duke.”

“Aku sampai menyembunyikan wine yang lain di dalam baju.”

Omelan tentang rasa khawatir Mereka memenuhi ruangan. Tangis Diana makin pecah. Dengan bibir gemetar Dia berteriak.

“Terimakasih!!”

“Kenapa harus teriak sih ?”

“Sangat terharu dengan wajah tampan Kami ya ?”

“Ughh!! Dengarkan Aku! Aku bersungguh-sungguh!! Terimakasih karena telah memaafkan, padahal Aku sudah sangat keterlaluan!”

“Hei hei hei, duduklah disini.” Ajak kesatria wanita yang lain dan mendudukkan Diana di kursi.

“Berikan gelas yang paling besar. Diana belum tercium bau alkohol sama sekali!” Pekik si kesatria Wanita.

Sorakan Kesatria yang lain membumbung tinggi. Tidak ada yang ingin mendengarkan Diana yang kekeh ingin mengatakan ucapan terimakasih. Mereka sudah tahu Dia pasti akan bersikap seperti ini, namun Mereka tidak bisa melewati waktu bersenang-senang... Sebentar lagi Mereka harus turun ke pembasmian selanjutnya, tidak mungkin Mereka membiarkan stok alkohol milik Tuan Duke Perch tidak terjamah.

Srott... Sroot.. “Dengarkan Aku..” Lontar Diana dengan ingus dan wajah yang sudah kebablasan alkohol.

“Huwaa, Aku pulang dengan selamat! Ku kira Aku akan mati!!”

“Aku mencintai Mu, Kesatria Dian. Aku sudah bersumpah di hadapan Dewi akan mengatakan cinta Ku pada Mu setelah pulang dari pembasmian dengan selamat dan raga yang utuh.. Kumohon, terimalah cinta Ku.”

“Aurora, wajah Mu sangat jelek!” Cetus Ricard.

“Wajah Mu seperti monster yang Kita bantai terakhir kali!” Pekik Aurora tidak mau kalah. Mereka berdua berhadap-hadapan dengan wajah yang memerah dan kepala yang sangat pusing. Untuk berbicara saja sudah sangat hebat, lantaran sebagian yang lain sudah tertidur dan mengigau dalam tidur nya.

Semua orang yang masih sadar di ruangan itu berbicara pada udara, tembok, kursi, meja, gelas yang kosong dan masih banyak lagi. Para pelayan yang sejak tadi memasak berbagai macam menu untuk di nikmati juga sudah tepar karena di ajak paksa oleh para kesatria. Semua keadaan Mereka kacau balau, tidak terkecuali Celestia. Dia sudah bersandar lemah di tembok dan menangis haru.

“Aku tidak melihat apapun. Aku akan kembali ke meja kerja.” Lontar Enzo yang benar-benar langsung pergi, meninggalkan Charles seorang diri.

“Yang menyuruh Mu untuk menolong semua orang juga siapa ? Aku hanya akan peduli pada Tia.” Celetuk Putra Mahkota di dalam benak dan mendekati Celestia.

“Aku akan mengantar Mu ke kamar. Kau lebih baik beristirahat di kasur.” Ucap Charles yang sudah duduk jongkok di hadapan Celestia.

“Huwaaa... Ibu...” Celestia menarik kerah baju Charles dan menyeka air mata juga ingus di kemeja nya. Dia berkali-kali menyebut sang Ibu dan setelah beberapa menit tertidur di atas da*da Charles yang bidang dan kokoh.

“Sepertinya Kau sangat suka dengan tubuh Ku,” pungkas Charles berbangga diri, karena tidak sia-sia Dia harus menderita untuk membentuk tubuh.

Dengan satu gerakan, Celestia sudah berada dalam gendongan Putra Mahkota. Tak lupa Charles juga membawa topeng Celestia yang sudah tergeletak di lantai.

“Semoga hanya Aku yang melihat wajah Mu.” Gumam Charles kemudian berbalik dan sedikit terkejut karena Aurora dan Ricard sudah berdiri sempoyongan di belakang Charles dan cengar-cengir dengan wajah memerah, bahkan cegukan.

Mereka mulai mengganggu Charles dan mencurigai ada hubungan rahasia yang terjalin antara diri nya dan Celestia. Sekali tendangan Ricard tersungkur, kemudian Charles hanya memberikan sentuhan ringan pada Aurora dan Dia pun terjatuh di atas tubuh Ricard.

“Orang mabuk lebih baik tidur. Saat bangun nanti pasti Kalian semua akan berhadapan dengan Grand Duke Perch.” Ujar Charles dan pergi dari ruangan penampung para Kesatria yang sudah tepar tak sadarkan diri. Hanya Celestia yang Dia prioritaskan.

...***...

...Jangan lupa like dan komen guys♥️...

...Thank you♥️...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!