Kau adalah wanita simpananku, selamanya akan tetap seperti itu. Jangan harap ada cinta di antara kita, atau hubungan kita berakhir detik ini juga! Alfredo Hanscout Smith
Aku mencintaimu, Alfred. Tak bisakah kau membuka hatimu sedikit untukku? Davina Oliver
Mampukah Davina menaklukkan sosok Alfred yang begitu dingin dan alergi dengan seorang wanita? Ataukah cintanya akan kandas dan memilih pergi untuk merahasiakan suatu hal dari Alfred.
Yang penasaran dengan ceritanya langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua Garis Merah
Sudah satu Minggu Davina merasakan perubahan pada tubuhnya. Saat ini badannya sering capek dan lemas, begitu juga dengan kepalanya yang sering terasa pusing.
"Kenapa aku ini? Padahal sudah sering minum obat sakit kepala, tapi kenapa rasa pusingnya masih sering terasa. Apalagi jika pagi dan malam hari," gumam Davina sembari memijit pelipisnya yang masih terasa pening.
Seketika manik mata Davina tertuju pada kalender yang menempel pada dinding kamarnya. Dia ingat betul bahwa dirinya selalu menandakan pada kalender ketika dirinya haid hari pertama. Namun, sesaat Davina sadar bahwa bulan ini dia tidak ada menandai kapan datang bulan dan ternyata hari ini telah berada di penghujung bulan.
Dengan tubuh gemetar Davina segera beranjak dari duduknya kemudian pergi untuk membeli sesuatu agar bisa menjawab teka-teki yang terjadi pada perubahan tubuhnya. Meskipun tak yakin dengan apa yang terjadi, tetap saja dia harus memeriksakan kondisi tubuhnya.
Tiba-tiba ucapan Alfred terngiang di kepala Davina, bak seperti slide film yang terus berputar. Dimana Alfred yang mengatakan ketika memulai semua hubungan ini. Sebuah hubungan yang tak mungkin ada ujungnya karena Alfred tak menginginkan keterikatan dengan seseorang.
Davina tahu betul siapa sosok Alfred yang selalu memegang teguh pendiriannya. Sekali dia bilang A maka jawabannya akan tetap sama, tak ada seorang pun yang mampu merubahnya termasuk Davina. Dan sejak awal Alfred telah mengatakan dengan gamblang perihal hubungannya tersebut.
Sebuah hubungan yang tidak ada cinta, juga tidak ada pernikahan. Hal itulah yang selalu Alfred tekankan pada Davina ketika wanita itu menyetujui untuk menjadi simpanannya. Kini Davina telah melanggar syarat pertama yang Alfred lontarkan, tanpa Davina sadari dia telah jatuh cinta pada sosok Alfred. Namun, sayangnya lelaki itu tak mengindahkan perasaannya yang kian hari terus membara. Dan jika dia kembali melanggar sebuah syarat yang Alfred ajukan, maka kemungkinan besar Davina akan di tendang dari hidup Alfred.
"Ya Tuhan apa yang harus aku lakukan jika aku benar mengandung benihnya? Perasaan aku telah berhati-hati meminum pil KB. Tapi kenapa jadi seperti ini?" gumam Davina sepanjang perjalanan menuju apotek.
Setelah Davina mendapatkan benda yang di inginkannya, dia pun langsung kembali ke mansion milik Alfred. Dia duduk termenung sembari menatap benda pipih yang ada di tangannya. Sebuah benda yang akan menjadi ketentuan dari hidupnya. Selama ini Davina sudah terlalu cukup sabar menghadapi Alfred yang begitu tempramen juga egois karena dia tak memiliki tumpuan hidup. Baginya, Alfred adalah segalanya bahkan dia rela melakukan apapun demi lelaki yang dia cintai. Tak peduli Alfred yang selalu menolak ungkapan cintanya.
Lama termenung sebelum akhirnya dia berjalan masuk ke dalam kamar mandi. Detik itu juga jantung Davina berdegup kencang seolah ingin keluar dari sarangnya. Rasa gugup dan takut menjalar ke dalam hatinya, takut jika hasilnya positif.
Di angkatnya benda pipih itu dan Davina hampir tidak percaya melihat hasilnya. Seketika tubuhnya langsung luruh ke lantai melihat hasil benda pipih yang memperlihatkan dua garis merah.
"Ya Tuhan ... apa yang harus aku lakukan? Kenapa aku bisa hamil?" ucap Davina dengan buliran bening yang meluruh membasahi pipinya.
Tiba-tiba ucapan Alfred kembali terngiang yang mengancam dirinya akan mengakhiri hubungan ini jika dia melibatkan perasaan cinta di dalamnya. Namun, disisi lain Davina berpikir jika Alfred bisa saja berubah pikiran setelah tahu perihal kehamilannya. Davina sangat berharap Alfred mau membuka hatinya untuk dirinya. Sungguh wanita itu menaruh harapan besar pada Alfred sosok lelaki yang begitu dingin dan tak berperasaan.
"Apa aku harus memberitahu Alfred jika aku mengandung anaknya? Tapi aku takut jika dia segera mengakhiri hubungan ini. Sungguh aku tak bisa jauh darinya, aku sangat mencintainya," gumam Davina dengan segala pikiran yang berkecamuk di dalam hatinya.
Ya, tanpa sadar Davina telah menaruh hati pada Alfred. Meskipun Alfred selalu bersikap dingin, namun tak sekalipun membuat Davina kesal. Justru dia sangat mengerti tentang Alfred yang tak mungkin memberikan cinta padanya. Davina tahu betul bagaimana sifat lelaki itu, keputusannya tak bisa di ganggu gugat oleh siapapun.
Davina cukup sadar diri dengan posisinya yang tak sebanding dengan keluarga Alfred. Dia merasa tak pantas bila bersanding dengan Alfred yang merupakan dari keluarga terpandang. Lelaki itu membutuhkan sosok wanita yang selevel dengannya, bukan seperti dia yang hanya bekerja sebagai seorang sekretaris.
Sekilas bayangan pertemuannya dengan Oma Andini muncul begitu saja, yang tidak menyukai kehadirannya di sisi Alfred. Sudah berulang kali wanita paruh baya itu mencoba mengusik Davina hingga akhirnya Alfred turun tangan mengatasi hal itu.
'Andai saja aku terlahir dari kalangan atas. Tidak mungkin aku mengalami kesulitan seperti ini.'
"Kamu tenang sayang, Mommy akan memperjuangkan kamu. Tak ada seorang pun yang akan menindas kita. Semoga saja dengan kehadiranmu membuat Daddy bisa membuka hatinya untuk Mommy," gumam Davina sembari mengelus lembut perutnya yang masih rata.
🌷🌷🌷
Sudah berulang kali Davina menggulirkan ponselnya, namun tetap saja tak ada satu pesan ataupun panggilan dari Alfred yang masuk. Dia pun mencoba menghubungi lelaki itu yang sudah 2 Minggu ini menghilang tanpa jejak. Sama sekali tak ada kabar dari Alfred, bak di telan bumi hingga jatuh ke dasarnya yang paling dalam.
Biasanya lelaki itu menanyakan kabarnya, minimal menghubunginya sekali dalam sehari. Namun, untuk saat ini sikap Alfred berubah 180 derajat ketika dia mengatakan cinta. Dan semenjak itu pula, Alfred sudah tak lagi datang ke mansionnya membuat Davina merasa cemas akan perubahan sikap Alfred padanya.
Tak ada kabar sama sekali semenjak terakhir kali mereka bertemu. Dan saat itu juga Davina tak menyadari bila ungkapan cintanya itu telah membuat Alfred berubah. Setelah ini akan kah dirinya masih tetap menjadi wanita simpanan Alfred sedangkan lelaki itu tak menginginkan sebuah ikatan pada hubungannya tersebut.
🌷🌷🌷
"Eh tahu tidak, sekian purnama akhirnya Tuan Alfred setuju bertunangan dengan Nona Asmirandah. Aku sudah melihat di akun sosial media Nona Asmirandah, tampak mereka yang begitu serasi dan menghabiskan waktu berdua," ucap Lola salah satu teman kantor Davina.
"Tentu saja mereka sangat serasi, terlebih mereka berdua berasal dari kalangan atas yang begitu sepadan.Tak ada alasan bagi keduanya untuk menolak pertunangan tersebut. Apalagi Tuan Alfred tak mungkin menolak permintaan Oma Andini bukan?" timpal salah satu teman kantor Davina lainnya.
"Davina, kau pasti tahu hal itu bukan? Secara kau kan orang terdekat dengan Tuan Alfred. Bahkan Tuan Alfred sampai rela membatalkan schedulenya Minggu lalu hanya untuk pergi berlibur bersama Nona Asmirandah. Mereka sangat romantis sekali ya?" ucap Lola yang sedari tadi kepo dengan urusan bos nya itu perihal pembatalan kegiatan Minggu lalu.
Saat ini mereka tengah berada di kantin karena jam makan siang pun telah tiba.
.
.
.
🌷Bersambung🌷
masa dinsuruh pakai baju keramat mau tempur
Heh kamfreeet kamu bener bener yah DAM STUPID BIN IDIOT yg bikin Davina kabur tuh siapa bukanya intropeksi diri malah balagak jadi korban dasar manusia songong,,ajirrrroooo deh lo