NovelToon NovelToon
Secangkir Macchiato

Secangkir Macchiato

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Kehidupan Tentara / Fantasi Wanita / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: Aksara_dee

"Bang Akbar, aku hamil!" ucap Dea di sambungan telepon beberapa Minggu lalu.
Setelah hari pengakuan itu, Akbar menghilang bagai di telan bumi. Hingga Dea harus datang ke kesatuan kekasihnya untuk meminta pertanggungjawaban.
Bukannya mendapatkan perlindungan, Dea malah mendapatkan hal yang kurang menyenangkan.
"Kalau memang kamu perempuan baik-baik, sudah pasti tidak akan hamil di luar nikah, mba Dea," ucap Devan dengan nada mengejek.
Devan adalah Komandan Batalion di mana Akbar berdinas.
Semenjak itu, Kata-kata pedas Devan selalu terngiang di telinga Dea dan menjadi tamparan keras baginya. Kini ia percaya bahwa tidak ada cinta yang benar-benar menjadikannya 'rumah', ia hanyalah sebuah 'produk' yang harus diperbaiki.
Siapa sangka, orang yang pernah melontarkan hinaan dengan kata-kata pedas, kini sangat bergantung padanya. Devan terus mengejar cinta Dealova.
Akankah Dealova menerima cinta Devan dan hidup bahagia?
Ikuti perjalanan Cinta Dealova dan Devan hanya di NovelToon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1 : Prologue

Sinopsis

Dealova Salsabila, gadis cantik yang memiliki segudang bakat. Pandai menari tradisional dan modern, melukis, membuat puisi dan novel, pandai memasak dan membuat kue, membuat handy Craft dan... segalanya. Seakan seluruh anggota tubuhnya memiliki mantra ajaib yang bisa merubah sesuatu yang biasa menjadi luar biasa.

Namun takdir Dealova tidak seindah bentuk tubuhnya dan tidak semulus pipinya yang bercahaya. Dia mengalami banyak hal menyakitkan yang membuatnya harus bertahan dan kuat menjalani kehidupan yang keras.

Perjalanan hidup membawanya mengenal sosok yang ia benci namun akhirnya sangat ia cintai dan juga mencintainya.

Dea merasakan cinta yang sesungguhnya, dilindungi, diratukan dan diperjuangkan.

Devano Anggoro, Lelaki tampan, karier sebagai abdi negara cemerlang dan memiliki segalanya, namun terjebak dalam kehidupan rumah tangga yang toxic bersama Kasandra Wijaya. Wanita manipulatif, manja, otoriter, pendendam dan angkuh.

Masa lalu Devan sangat kelam, ia memiliki ibu kandung yang dibuang oleh keluarga juga suaminya sendiri. Lantas Devan hidup bersama papa kandung yang otoriter dan ibu tiri yang kejam sejak usia remaja.

Devan berharap pernikahannya dengan Kasandra bisa membuka lembaran hidup lebih baik dan bisa membawa ibu kandungnya hidup bersama... Namun pernikahannya dengan Kasandra justru membuatnya semakin jauh dari ibu kandungnya dan Devan seakan terjebak dalam masa lalu.

Hidup bagi Devan hanya pengulangan sejarah masa lalu. Dia nyaris frustasi, karena cita-cita ingin membahagiakan ibu kandungnya terhalang banyak hal.

Kasandra bukan istri yang tepat untuk mewujudkan cita-citanya.

Hingga akhirnya Tuhan mempertemukan Devan dengan sosok perempuan yang sudah 'dihancurkan' oleh takdir.

Perjalanan cinta mereka terhalang oleh kebencian yang tanpa sengaja ia gores sendiri di dada sang pujaan hati dengan begitu dalam. Devan harus berjuang keras untuk mendapatkan kembali pujaan hatinya, meski jabatan dan kasih sayang putrinya harus ia pertaruhkan.

Akbar Mahendra, lelaki tampan yang memiliki keahlian menembak, ia seperti reinkarnasi dari tokoh dunia Simo Häyhä dan dijuluki Malaikat pencabut nyawa di kesatuan tempatnya berdinas.

Ia sangat mencintai Dealova, namun perasaan cintanya tidak mampu menjaga kehormatan sang kekasih hati, ia justru orang yang paling menghancurkan hidup Dealova dan menorehkan luka paling dalam di hati kekasihnya.

Berkali ia bersimpuh meminta maaf pada Dealova, keadaan tidak juga memihak padanya. Akbar, lagi dan lagi meninggalkan Dealova dan sang buah hati demi kehormatan keluarga juga kariernya di masa depan.

Takdir tidak mempertemukan mereka menjadi sebuah keluarga yang harmonis. Kehadiran Akbar dalam hidup Dealova hanya meninggalkan luka yang terbingkai menjadi kenangan buruk, bagai lukisan pemandangan yang salah dalam memberi warna, terpatri dalam kenangan berirama melodi duka.

Akbar adakah luka yang tidak bisa Dea benci.

Tokoh

Protagonis Perempuan

Nama : Dealova Salsabila

Usia : 21Tahun

Karakter : Lembut, baik, tulus, rajin, pemalu, ceroboh, tegas jika ia benar.

Pekerjaan : Penari dan Trainer

Protagonis Pria

Nama. : Devano Anggoro

Usia. : 35 tahun

Karakter : Tegas, teguh pendirian, dominan, bertanggung jawab, keras kepala, pekerja keras dan penyayang.

Pekerjaan : Abdi Negara (Komandan Akbar)

Antagonis Pria

Nama : Akbar Mahendra

Usia. : 27 tahun

Karakter : Baik, setia, pandai merayu.

Pekerjaan : Abdi Negara, pangkat Letnan dua

Antagonis Perempuan

Nama : Kasandra Wijaya

Usia. : 34 tahun

Karakter : Keras kepala, manipulatif, Otoriter, angkuh dan pendendam.

Pekerjaan : Pengusaha

...Awal Pertemuan...

Coffee Corner Cafe, Semarang, Tahun 2018.

Triingg!

Suara bel dari kuningan berbentuk lonceng bergoyang menyentuh bandul besi pertanda pintu cafe dibuka, lalu pintu tertutup kembali dengan kasar.

Dea dan Budi saling bertukar pandang karena pengunjung cafe pertamanya terlihat tidak ramah.

Seorang pria matang berpakaian loreng, baru saja melewati pintu masuk lalu menghempaskan tubuhnya di sofa cafe yang empuk, ia duduk di sudut paling sunyi dengan wajah tegang, kedua alisnya nyaris bertaut dengan lipatan di dahi membentuk tiga garis lurus dengan tegas, seakan menegaskan ketegangan dan ruwetnya isi kepala menggelayut di wajahnya.

Sesekali ia berdengus kesal, mengusap wajahnya dengan kasar dan puncaknya ia menggebrak meja cafe karena kekesalannya sendiri. Untungnya cafe masih dalam kondisi sepi di pagi itu, hanya suara lembut penyayi Andmesh mengalun menyanyikan lagu Hanya Rindu dari audio speaker woofer yang diputar.

Cafe kecil itu tidak memiliki banyak karyawan, meski Dea seorang barista, dia juga bertugas menyambut dan mencatat pesanan pengunjung yang datang.

Dea mendekat dengan langkah ragu. "Selamat pagi... Selamat datang di cafe kami, namun mohon maaf, cafe kami baru saja buka. Beberapa menu belum ready pagi ini, hanya coffe latte brown sugar, Expresso dan Caramel macchiato, menu pastry— " ucap Dea dengan nada rendah

"Macchiato!" jawabnya singkat dengan nada tegas dan suara sedikit meninggi.

"Pastry atau menu lainnya?" tanya Dea lembut. Devan melambaikan tangannya tanpa menatap ke arah Dea.

"Baik, mohon ditunggu pesanannya." Dea segera mempercepat langkah untuk membuat pesanan pria itu.

Selama menunggu mesin penggiling coffee bekerja, Dea memutar otak bagaimana caranya membuat pria itu sedikit rileks dan amarahnya mereda.

Sebuah ide muncul, Dea menuliskan sesuatu di kertas tisu. Setelah itu ia memulai membuat art latte dengan gambar wajah seorang perempuan tua seperti yang ada di wallpaper pria tadi yang sempat ia lihat.

"Terkadang, menikmati kopi tidak se-merdu nyanyian Hanya Rindu yang dibawakan Andmesh. Sesekali kita hanya menyeruput hampa dari kerinduan yang semakin menjauh untuk di gapai.

^^^Jika secangkir kopi ini adalah rindu, sekali menyeruputnya adalah sebuah pertemuan "^^^

Begitulah pesan yang Dea goreskan di atas kertas tissue.

Dea melangkah ke meja pengunjung yang berbaju loreng tadi, pria itu sedang menutupi wajah dengan kedua telapak tangan, sikunya ditekuk sebagai tumpuan.

"Ini kopinya pak, selamat menikmati." Dea segera berlalu setelah meletakkan kopi dan kertas tissue yang sempat ia tuliskan pesan di atas meja.

"Hmm... " jawabnya tanpa menoleh.

Dea kembali ke meja bartender untuk menata pastry dan cake yang sudah diantarkan pemilik cafe.

"Dea, kapan kamu akan ambil cuti?" tanya Budi.

"Minggu depan mas, hanya empat hari aja kok," jawab Dea sambil membersihkan etalase.

"Keren kamu, masih muda tapi sudah bisa tampil di panggung nasional," seru Budi.

"Ya mas kalau bukan karena mba Larasati yang memintaku jadi penari pengganti untuk pembukaan Asean games di Palembang, aku juga nggak tahu apa keterampilan menari ku akan dilirik panitia," ucap Dea merendah.

"Yo nggak toh, karena kamu mampu makanya kamu yang dipilih mba Larasati, dek," ucap Budi.

Dea melebarkan senyuman hingga deretan gigi putihnya terlihat, "doakan acaranya sukses ya mas, semoga aku nggak mengecewakan mba Laras."

Budi menepuk lembut bahu Dea, "aku yakin kamu bisa Dea."

Sementara di sudut cafe, Devan mendengarkan perbincangan dua orang yang beberapa menit lalu menyita perhatiannya. Ia membaca berulangkali tulisan yang tergores di tissue. Ia juga memotret art latte yang bergambar wajah ibunya.

Kemarahannya mereda dengan perhatian kecil Dea.

Satu persatu pengunjung berdatangan mengisi kursi cafe yang hanya tersedia sepuluh table. Dea dan Budi mulai sibuk dengan pesanan pengunjung yang beragam. Di sudut cafe, Devan terus memperhatikan gerak gerik Dea dan Budi dengan tanda tanya yang merayap perlahan di benaknya.

'Apa mereka menulis pesan pada setiap pengunjung?' tanya Devan dalam hatinya.

Setelah memperhatikan gerak gerik kedua karyawan itu, bisa dipastikan sang pembuat art latte adalah Dea.

Devan melambaikan tangan ke arah Dea. Dengan senyuman profesional Dea menghampiri Devan. Pria itu menyandarkan punggungnya di sandaran sofa lalu melipat tangan di atas dada dengan salah satu kakinya di silangkan di atas kaki lainnya, sangat santai dan terkesan menguasai keadaan. Devan menatap Dea dengan intens lalu menarik nafasnya dalam-dalam.

"Sungguh cantik gadis ini," gumam Devan.

"Aku memesan hanya satu gelas kopi, tapi kamu buat gambar wajah ibuku di atasnya, kamu pikir aku tega merusak wajah ibuku dengan cara meminum kopi ini." Devan menunjuk cangkir kopi dengan dagunya.

Dea menepuk keningnya dengan wajah lugu, "maaf pak, saya tidak terpikirkan itu, saya akan ganti kopinya." Tangan Dea mengulur ingin menarik cangkir, tapi tangannya di tepuk Devan dengan gemas.

Dea menaikan pandangannya menatap wajah Devan yang begitu dingin, seketika rasa takut menghampirinya karena tatapan dingin Devan membekukan hatinya.

"Siapa nama kamu?" tanya Devan

"De-dea."

"Nama lengkap." titah Devan nada suaranya menggetarkan dinding di dada Dea.

"Dealova Salsabila." ucapnya dengan wajah menunduk.

"Sebagai gantinya, gambar wajah ibuku di sini, kalau gambarmu menyerupai wajah ibuku, kopi ini akan aku minum," ucap Devan sambil menyodorkan ponsel pintarnya.

Devan meminta Dea menggambar pada sebuah aplikasi di ponselnya.

"Baik, pak. Bolehkah saya melayani dua pembeli dulu, jadi saya mohon waktu." Dea setengah membungkuk di depan Devan. Pria itu hanya mengangguk seperti raja yang sedang memberi titah pada pengawalnya.

Dea segera menyelesaikan semua pesanan, lalu duduk di depan Devan untuk menggambarkan wajah wanita yang diakui Devan adalah ibunya, hanya sekali melihat wajah itu, Dea sudah merekamnya di kepala.

Tangannya lincah menari di atas layar ponsel Devan dengan bantuan stylus pen. Butuh waktu sepuluh menit gambar sudah selesai dengan detail yang sempurna.

Selama Dea menggambar, mata Devan tidak pernah lepas menatap wajah Dea yang teduh dan ia mengagumi keseriusan gadis itu dalam menyelesaikan tugas, sebenarnya Dea bisa saja menolak perintah Devan. Tapi entah mengapa gadis itu menuruti kemauan Devan.

"Selesai!" ucap Dea dengan mengulas senyuman, lalu mendorong ponsel ke arah Devan. Tatapan Devan jatuh ke layar ponsel, hatinya tersentuh. Namun ia menutupi perasaan haru di depan Dea.

Tangannya sedikit bergetar saat mengangkat cangkir macchiato, karena kerinduan pada sang mama menyerbu perasaannya saat itu. Dia menyesapnya hingga tandas tanpa sisa.

Secangkir macchiato buatan Dea membawa perasaan baru di hati Devan.

Ia lalu mengambil dompet di saku celana dorengnya. "Terima kasih untuk coffee, puisi dan yang paling istimewa adalah gambar ini," ucap Devan dengan penuh wibawa.

Devan menyodorkan uang lembaran seratus ribuan sebanyak sepuluh lembar di depan Dea. Belum sempat Dea menolak, Devan sudah melangkah pergi dengan langkah kakinya yang panjang.

1
🌞Oma Yeni💝💞
saat hati terluka,, lanjutkan makan habiskan mienya sampai tuntas tak bersisa /Facepalm/
🌞Oma Yeni💝💞: paling males aku tuh, lagi asyik balas komen, ada tulisan muncul, komen anda terlalu cepat BLA BLA BLA BLA
Aksara_Dee: pedes ya sampe ke hidung
total 2 replies
🌞Oma Yeni💝💞
wadduhh, kamu kurang hati hati nih devan
Aksara_Dee: playboy amatir 😅
total 1 replies
🌞Oma Yeni💝💞
komandan nya udah tahu
Aksara_Dee: istrinya melangkah LBH dulu ka
total 1 replies
🌞Oma Yeni💝💞
cuma sesama wanita yang paham rasa itu, para pria belum tentu
Aksara_Dee: cowo mah bisanya bikin porak poranda hati cewe
total 1 replies
🌞Oma Yeni💝💞
bukan urusanmu nduukk
🌞Oma Yeni💝💞: sotoy banget /Facepalm/
Aksara_Dee: Kasandra sotoy yaa
total 2 replies
🌞Oma Yeni💝💞
bheuh,,, lagakmu cah ayuuu,, mertua di panggil nama
🌞Oma Yeni💝💞: iya, aneh Kasandra itu
Aksara_Dee: sakit hati sama siapa, mertuanya yg dihina
total 2 replies
🌞Oma Yeni💝💞
pencuri bukan di rayu tapi ditangkap pak devan
Aksara_Dee: di tangkap ke hatinya
total 1 replies
🌞Oma Yeni💝💞
dunia terbalik ini mah /Facepalm/
Aksara_Dee: ngerayu jalur ektrim ka
total 1 replies
🌞Oma Yeni💝💞
usir aja pak usir /Chuckle/
Dee
Ca deserve better! Jangan mau jadi second lead di hidup orang.
Kok Kasandra jadi side character di cerita cintanya Devan sama wallpaper 😭
Aksara_Dee: cara dia meminta maaf jg saah sih
total 1 replies
Dee
Delapan tahun bukan waktu yang sebentar, tapi dihancurkan begitu saja oleh kehadiran orang ketiga. Tapi, itu karena salahmu jg kan?!
Aksara_Dee: dia terlalu percaya diri Devan akan selamanya tunduk padanya
total 1 replies
Dee
Cakeepp...
Aksara_Dee: makjleb
total 1 replies
Dee
Ternyata Aca bisa tertarik jg ya, sama 'orang susah'
Aksara_Dee: bagi dia yg penting style
total 1 replies
Dee
GR deh... Akbar...
Aksara_Dee: tanpa rayuan dari Dea, Akbar udah tergoda
total 1 replies
Dee
Tuh kan bener, Akbar aja gemes😄
Aksara_Dee: nanti ada di episode BRP aku lupa, Akbar komen. udah kecil, ngerepotin, pemarahnya kayak swan tapi bikin gagal move on
total 1 replies
Dee
Hihi...lucu Dea, bikin gemes..
Aksara_Dee: di jadiin mainan bener si Dea
total 1 replies
Dee
Baca ini bikin aku jadi pengen ikut nimbrung sambil minta dibuatin kopi juga 😆
Aksara_Dee: seru yaa kalau lagi camping gt, bikin makanan bareng² kayak mau main masak²an
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
suami salah jika tak bisa sabar & menuntun istrinya. tapi jika istri pembangkang padahal suami sudah berusaha menjalankan tugasnya, apakah tetap bisa dikatakan suami salah? 😔😔
kasihan juga pada Kasandra, tapi mau gimana lagi? udah telat.
semoga zie tidak jadi korban
Aksara_Dee: gengsinya tinggi bgt sih dia
Aksara_Dee: SDH aku share ka 🙏
total 7 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
dan wanita itu adalah dea.
Aksara_Dee: iya ka
total 1 replies
Abu Yub
Emangnya aku ngak punya kaki buat kesini. iyalah! Kan udah di sini, masak di sana/Curse/
Aksara_Dee: wkwkwkwk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!