Karena pertempuran antar saudara untuk memperebutkan hak waris di perusahaan milik Ayahnya. Chairil Rafqi Alfarezel terpaksa harus menikahi anak supirnya sendiri yang telah menyelamatkan Dirinya dari maut. Namun sang supir malah tidak terselamatkan dan ia pun meninggal dunia setelah Chairil mengijab qobul putrinya.
Dan yang paling mengejutkan bagi Chairil adalah ketika ia mengetahui usia istrinya yang ternyata baru berusia 17 tahun dan masih berstatuskan siswa SMA. Sementara umur dirinya sudah hampir melewati kepala tiga. Mampukah Ia membimbing istri kecilnya itu?
Yuk ikuti ceritanya, dan jangan lupa untuk memberikan dukungannya ya. Seperti menberi bintang, Vote, Like dan komentar. Karena itu menjadi modal penyemangat bagi Author. Jadi jangan lupa ya guys....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ramanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CW KONTRUKSI.
Hari-hari berlalu silih berganti, tanpa terasa kini perusahaan baru Chairil semakin maju begitu pesat. Karena memang sebelum ia memiliki perusahaan sendiri, ia sudah dikenal orang yang kompeten dan memiliki pengalaman yang luar biasa dikalangan kontruksi semasa ia masih bekerja di perusahaan Ayahnya. Jadi tak heran bila banyak perusahaan-perusahaan besar yang ingin bekerjasama dengannya.
Namun banyak juga pesaing-pesaingnya semakin iri kepadanya. Bahkan kesuksesan perusahaan Chairil terdengar juga oleh Barra Kakaknya Chairil. Dan itu membuat ia jadi seperti cacing kepanasan. Ditambah lagi ketika ia mendengar bahwa klien-kliennya banyak yang beralih darinya dan memilih berkerjasama dengan Adiknya, membuat ia semakin marah.
"Pah! Bilangin tuh sama anak kesayangan Papah, jangan suka bermain kotor!" Ujar Barra dengan nada suara yang terdengar keras. Dan itu membuat sang Ayah terlihat terkejut.
"Eh! Kamu ini, tidak ada sopan santunnya main masuk saja tanpa ketuk pintu dulu. Dan sekarang marah-marah nggak jelas gitu. Kayak anak nggak berpendidikan gitu!" Tegur Andara tampak kesal melihat kelakuan putra pertamanya.
"Habisnya Barra kesal banget Pah, karena klien-klien Barra direbut oleh Anak kesayangan Papah, yang selalu Papa banggakan itu!" Balas Barra, memberikan alasan penyebab kemarahannya.
"Apa maksud kamu, hah? Jelas apa yang telah terjadi?" Tanya Andara yang tampaknya ia belum paham dengan perkataan Anaknya itu.
"Hais, Papah pasti tidak tahukan pemilik perusahaan CW kontruksi, perusahaan baru yang sekarang sedang naik daun?"
Andara langsung menggelengkan kepalanya setelah mendengar perkataan Barra. "Papah memang tidak tahu, emangnya siapa pemilik perusahaan itu?" Tanyanya balik.
"Chairil Pah, putra kesayangannya Papah!" Jawab Barra dengan suara terdengar kesal.
"Aah, benarkah? Chairil sekarang sudah mempunyai perusahaan sendiri?" Tanya Andara lagi, dengan wajah malah terlihat senang.
"Eh, kenapa Papah malah terlihat senang begitu sih?" Protes Barra, tampak tidak begitu senang melihat wajah sang Ayah yang terlihat begitu senang.
"Ya tentu saja Papah senang, mendengar kesuksesan anaknya. Emangnya ada Orang tua yang tidak senang kalau melihat anaknya sukses hm? Apalagi keberhasilannya karena kerja kerasnya sendiri, itu membuat Papah semakin bangga padanya," ujar Andara, dengan pandangan mengarah ke atas, sepertinya ia sedang membayangkan wajah sang Anak yang selama ini ia rindukan.
"CW kontruksi ya nama perusahaannya? Pasti itu singkatan dari namanya sendiri dan nama istrinya. Chairil dan Widiya. Ah, nama yang bagus, Papah suka mendengarkannya. Papah juga semakin bangga padanya." Katanya lagi, membuat Barra yang mendengarnya semakin kesal.
"Eh, kok Papah malah memuji nama perusahaannya sih? Seharusnya Papah marah dong, diakan anak Papa, sudah seharusnya dong, Dia memberi nama perusahaannya dengan Farazel Kontruksi. Jadi orang-orang akan menyangka kalau perusahaan kita semakin besar dan telah membuka cabang di kota BG kan?" protes Barra terlihat kesal melihat sang Ayah yang selalu membanggakan adiknya itu.
"Apakah kamu nggak merasa malu protes seperti itu hm? Emangnya ada kontribusi kamu di perusahaannya hah? Ingatlah Barra, keberhasilan perusahaan Adik kamu atas jerih payahnya sendiri. Jadi dia bebas menentukan nama dari perusahaannya sendiri. Dan kita sebagai keluarganya, seharusnya mendukungnya, bukan memusuhinya." Balas Andara, mengingatkan putra pertamanya itu.
"Mendukungnya? Papah, masih ingin mendukungnya, setelah Dia mengambil klien-klien kita Pah? Papah sadar nggak sih, kalau perusahaan kita saat ini sedang..." Protes Barra lagi, namun perkataannya langsung dipotong oleh Andara.
"Diamlah Barra! Kamu jangan menyangkut pautkan kegagalan kamu dalam berbisnis dengan keberhasilan Adik kamu. Seharusnya kamu yang intropeksi diri, mengapa klien-klien kamu banyak yang beralih pada adik kamu. Bukan menyalahkannya seperti itu, Nak. Dan cobalah perbaiki cara kerja kamu, pasti mereka akan kembali mencari kamu," ujar Andara menasehati Barra.
"Aaah! Percuma ngomong sama Papah! Bukannya marahin Dia karena sudah berbuat kotor! Eeh ini kok malah mendukung Dia! Padahal Dia sudah menganggap Papah-Mamah matikan? Jadi untuk apa Papa..." Ujar Barra membuat hati Andara terasa sakit, dan itu juga memicu kekesalannya pada Barra.
"Diam Kamu!" Bentaknya, memotong perkataan Barra. "Kalau bukan gara-gara kamu, mungkin Adik kamu masih berada disini! Dan Mamah kamu jaga tidak akan sakit seperti sekarang! Jadi sekarang kamu, jangan pernah mengungkit-ungkit hal ini lagi! Dan jangan pernah mengganggu Adik kamu lagi! Sekarang sebaiknya kamu keluarlah dari sini sebelum Papah memanggil scurity!" Katanya lagi, terdengar tegas.
Setelah mendengar perkataan sang Ayah, Barra pun langsung keluar dari ruangan Andara dengan keadaan kesal. Bahkan ia sampai membanting pintu ruangannya. "Brengsek ini semua gara-gara Airil! Lihat saja Gue akan menghancurkan perusahaannya!" Gumam Barra setelah ia berada di luar ruangan. Lalu dengan suasana yang masih kesal ia langsung menuju keruangannya. Sesampainya di dalam ruangan ia langsung memanggil Asistennya lewat telepon. Dan tak berapa lama terdengar suara ketukan pintu.
"Masuk!" Kata Barra, dan tak lama kemudian masuklah seorang pria berjas hitam.
"Ada apa Pak?" Tanya Asistennya Barra.
"Herry, kamu Carikan orang yang mengetahui bidang ini. Lalu suruh Dia bekerja sama dengan perusahaan CW kontruksi, lalu..." Kata Barra, dan setelah ia mengucapkan kata lalu ia pun menghentikan perkataannya. Seraya ia menggerakkan jari telunjuknya mengisyaratkan agar pria yang dipanggil Herry itu mendekat.
Setelah Herri mendekat, Barra pun langsung mendekatkan mulutnya ke telinga Herri. Sepertinya ia sedang membisikkan sebuah rencana pada Asistennya itu. Dan Herri pun langsung memahaminya.
"Baik Pak! Akan Saya kerjakan sekarang juga. Kalau begitu saya permisi Pak," ujar Herry dan ia pun bermaksud ingin meninggalkan ruangan Barra. Namun belum lagi ia mencapai pintu.
"Tunggu Herry! Kalau bisa dia seorang wanita! Kamu pahamkan maksudku?"
"Paham Pak!"
"Bagus! Sekarang pergilah!"
"Baik Pak," balas Herry, lalu ia pun akhirnya pergi meninggalkan ruangan Barra.
Barra langsung tersenyum sinis, setelah kepergian Asistennya. "Heh, Gue jadi tidak sabar menunggu kabar kehancuran Lo Airil! Aah... Lo juga sih yang salah, seharusnya Lo jangan menyaingi Gue. Dan seharusnya Lo hanya menjadi seorang Adik yang manis saja. Jadi Kakak kamu ini tidak akan mengusik kamu. Tapi karena Lo terlalu pintar, jadinya Kakakmu jadi ingin selalu memberikan kamu hadiah. Dan sekarang tunggulah hadiah kejutan dari Kakakmu ini, heh... Grek..." Gumanya lagi, dengan mata yang sedikit di picingkan dan gigi yang tampak sedang geram. Itu menandakan ia sedang dipenuhi api dendam.
┈┈••✾•◆❀◆•✾••┈┈
Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya guys. Kasih bintang, Like, Vote, dan komentarnya oke? Syukron
diprawanin dengan cr paksa lg🤦🤦🤦🤦🤦🤦
thor prasaan dkit bngt dah up ny, ga terasa/Grin/