Perjuangan untuk tetap hidup untuk mencari keberadaan keluarga nya
apa masih hidup.
dengan bersabar walaupun nyawanya hampir Melayang
kesengsaraan tiada hentinya.
tidak sengaja latian sendiri dari buku usang yang akan dibuang.
latihan untuk mengisi kedukaan nya membuahkan hadil.
Tampa sengaja ada kabar ternyata orang tuanya masih hidup dalam Penyekapan
pemerasan yang dengan paksa mengambil harta sawah rumah kebon milik orang tuanya.
penyekapan dan tindakan berlangsung hingga kedua orang tuanya berhasil melarikan diri.
tetapi tertangkap lagi
ada saat ini Pemuda Bayu Buana datang menolongnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sony Suprapto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Putri Umi Kalsum Sakit Gila Kena Guna guna
Di Istana Kerajaan Banjar Raya Paduka Bramajaya sedang Menjalani Tiaraka
Puasa Biasa Tujuh Hari
Puasa Mutih Tujuh Hari
Puasa Ngrowot tujuh hari juga.
Karena tidak bisa Tenang banyak gangguan
Maka Paduka Bramajaya menyepi diatas Gunung Lawu didampingi Patih Yaman.
Selama berpuasa malam harinya bersemedi di tepi Air terjun Grojogan Sewu.
Ternyata sare hari sudah berkabut, malam harinya dingin seperti Es.
Hal itu sangat menggangu, hinga sampai tujuh hari Paduka Brama tidak bisa khusuk dalam Semedinya.
Sampai selesai paginya Hal Itu disampaikan kepada patih Yaman.
" Ya. Harusnya Adik Raja bisa itu. Karena akan menghasilkan menyerang inti Es.
" Engkau masih memikirkan kepada kerajaan. Abaikan sementara tetang keduniawian.
Kerajaan Banjar Raya yang menangani Menantumu Raden Bayu Buana. Tidak usah dikhawatirkan, Bayu sudah bisa menangani dengan baik." Raden Yaman Semangat dengan sabar. Memang benar Sang Raja masih memikirkan tentang Kerajaan. Khawatir ada apa apa.
" Kalau sesuatu terjadi ? sudah pasti Bayu akan menghubunginya dengan mata Batinnya."
" Baik Kang mas, Aku akan berusaha lebih Khusuk "
Malam hari yang dingin yang seperti Es di Tepi Air terjun Gerojokan Sewu.
Paduka Brama mengerahkan Tenaga dalamnya untuk mengatasi dinginnya suasana.
Akhirnya Malam itu Paduka berhasil bersemedi dengan temang.
Malam berikutnya tetap dilakukan lancar dengan vocus khusuk.
Pada puasa Ngrowot terlihat Paduka Bramajaya sudah pucat seperti orang sakit.
Tetapi tekadnya bulat walau lemas tetap dilaksanakan.
Hingga pada puasa Ngrowot terakhir malam hari nya saat Semedi Bramajaya terkejut ada Cahaya kuning keemasan tujuh cahaya itu menghampiri nya.
Paduka dengan Focus mendengar suara yang diucapkan oleh tujuh cahaya itu.
Tetapi tidak mengerti artinya.
Sehingga cahaya kuning pergi dan hilang .
Berganti Suara Gaungan harimau seperti Gabungan Harimau Kyai Harimau,
Tetapi Paduka juga tidak mengerti maksud Gauangan suara itu.
Paduka tidak mengerti, Hanya diam pasrah sambil mohon perlindungan Sang Hilang tunggal yang Maha Kuasa.
" Itulah Kangmas yang terjadi semalam."
Raden Bramajaya menceritakan kepada Kang mas nya Patih Yaman.
" Itu pertanda Bagus , Adikku. Besok Puasa terakhir Puasa Patigeni selama tiga hari, Kamu akan mengetahui nya.."
Jawaban Kang Mas nya Patih Yaman membuat Raden Bramajaya Semakin bersemangat.
Untuk menjalani Puasa Pati Geni yang terakhir dalam tirakat tingkat dua ini sama dengan yang sudah dijalankan Raden Bayu Buana dulu.
Raden Bayu Buana yang bermaksud menjalani Puasa tirakat Tingkat Akhir Puasa putih dan Ngrowot selama empat puluh hari dan Patih Genit.
Masih belum dilakukan karena keadaan dan waktu harus tenang untuk keadaan saat ini tidak mungkin karena akan sia sia harus tenang dan ikhlas.
Walaupun keadaan sudah lemas kurang tenaga karena yang dimakan hanya air putih dan nasi putih saja tanpa lauk pauk.
Bramajaya tetap menjalankan puasa Pati Beni tanpa makan dan tidur selama tiga hari tiga malam di Dalam Goa gelap Grojogan Sewu.
Di malam ketiga dalam semedi nya di dalam Goa Grojogan Sewu ,
Cahaya Kuning datang lagi , kali ini Raden Bramajaya bisa melihat dengan Jelas dan menjawab salam mereka.
" Salam ! Wahai Bramajaya !
Kami Adalah tujuh Pendekar Penguasa Lembah dan Air terjun Grojogan Sewu.
Sudah seratus tahun hal ini kami tunggu."
Kamu telah membangunkan kami agar kami bisa bantu apabila suatu saat Kamu membutuhkan bantuan kami.!
Kami akan datang untuk membantumu."
Tujuh pendekar berpakaian panjang Seragam berwarna Kuning Ems Berukir Lambang Air Grojogan Sewu.
Tampak Gagah berwibawa bersenjata sepasang pedang di belakang punggungnya
Mereka memperkenalkan dirinya satu persatu. Dan memberitahukan cara memangil mereka dan lainnya.
" Terima kasih atas kesediaannya bersedia membantu kami memang di Wilayah kami banyak yang harus diperbaiki. " Jawab Raden Kamanjaya Senang sekali.
Tujuh Pendekar memberitahukan hasil semedinya juga telah menyerap tenaga inti Es bisa digunakan sebagai Ajian inti Es Atau Inti Salju.
Para Pendekar Kuning Grobogan Sewu senang apabila bisa membantu untuk keadilan dan kebaikan Makhluk Sang Maha Tunggal
Setelah Perkenalan dan pengarahan sudah cukup jelas.
Para Pendekar Emas berpamitan melesat hanya terlihat cahaya kuning terbang menghilang.
Pagi harinya Patih Yaman tampak gelisah Raden Bramajaya belum kembali dari Goa Gerojokan Sewu. Padahal Puasa Patigeni sudah selesai.
Patih Yaman paham langsung menjemput kedalam Goa.
Ternyata benar seperti yang diduganya.
Dilihatnya Raden Bramajaya tergeletak badannya dingin Pingsan di dalam Goa itu.
Tiga hari tiga malam tidak makan tidak tidur dan sebelumnya sudah dalam kondisi lemah.
Setelah dibawa keatas dan suasana hangat Raden Bramajaya Siuman dan diberikan air minum hangat dilanjut minum air Tajin Air nasi. Saat nasi setengah matang diambil airnya.
Agar perutnya tidak terkejut setelah kering dalam tiga hari tiga malam sama sekali tidak kemasukan walau air seteguk.
Dua hari kemudian didalam Goa Gunung Lawu Raden Brawijaya dudai pulih kesehatan nya.
Patih Yaman meminta Agar mencoba menerawang keluarganya di istana Banjar Raya. Sang BramaJaya segera melaksanakan memang sudah ingin mencobanya.
Tak lama Kemudian Paduka Bramajaya terlihat gembira.
Menceritakan kepada Kang Mas Seperguruannya Patih Yaman.
" Putriku Kirana Sari Sudah Hamil.
Jabang bayinya Laki laki. Kang mas.?!"
Raden Bramajaya senang hasil tirakat puasanya berhasil bahkan cukup tajam Sampai mengetahui cucunya yang masih dalam kandungan berkelamin Laki laki.
Patih Yaman sudah mengetahui itu semua.
Lalu sang Patih meminta agar mencoba hasil semedi penyerapan tenaga inti Salju dicoba.
Sang Raja penasaran ingin tahu.
Bramajaya melesat mengelilingi lereng gunung sampai lembah dan melihat ada Penduduk lereng mencari Daun obat sampai jauh ke dalam hutan.
Ki Sarpan pencari Daun obat sampai jauh ke dalam hutan karena karena belum mendapatkan yang dicarinya.
ketika mendapatkan daun yang dicarinya tiba tiba ada harimau loreng menghampirinya
Ki Sarpan terkejut lari Sambil berteriak minta Tolong !!
Tepat pada saat itu Raden Bramajaya melihat harimau sudah meloncat menerkam Ki Sarpan yang Ketakutan.
Paduka Bramajaya langsung melancarkan serangan dengan Ajian Inti Salju yang baru didapatkan nya.
Hiaa!!!!
Jduuss..!!Bruuookk..! Book..!!
Harimau itu terlempar roboh dan dilihatnya sudah membeku mati.
" Hah!! Jadi Es Batu Harimau itu mati seperti membeku !!! "
Seru Ki Sarpan bergegas mendekati Raden Bramajaya mengucapkan terimakasih.
Ki Sarpan tidak mengetahui kalau di hadapannya itu Adalah Paduka Bramajaya Rajanya.
" Tuan pendekar ! Huwaa !! "
Terimakasih Tuan pendekar "
Raden Bramajaya tak menyangka.melihst Harimau loreng besar itu membeku.
Terkena Ajian Tenaga dalam Inti Salju yang dilancarkan nya
" Benar hebat ! Sekarang aku punya ajian inti Salju. Huwoo..!! Hahaha..! "
Raden Bramajaya senang sekali. Sebelumnya sudah meresa usianya yang sudah senja susah untuk memperoleh ilmu ajian tingkat tinggi seperti ini.
" KangMas Yaman ! Huwa.! Benar hebat ajian Inti Salju itu. "
Raden Bramajaya menceritakan Harimau membeku terkena Ajian Inti Salju.
Paduka Bramajaya melesat turun lereng gunung Lawu untuk kembali ke ibukota Pusat kerajaan.
Sementara Patih Yaman masih berada Di lereng gunung Lawu kerumah Kediaman Siti Putrinya yang Sekarang rumah itu diurus Kartono Adiknya Giran Menantunya.
Rumah Siti ternyata sekarang lebih bagus dan Rapi.
Ternyata Siti sudah banyak dikenal sebagai Tabib Siti. Terbukti ada saja tamu datang menanyakan Ibu Tabib Siti.
Kartolo menerangkan Ibu Tabib Siti Sekarang pindah di Ibukota pusat. Bersama Keluarganya kan Sekarang Putra Angkatnya Raden Bayu Buana menjadi Menantu Raja Kita.
Patih Yaman mengetahui ternyata Siti Putrinya Sudah punya kemampuan sebagai Seorang Tabib. Disamping ilmu Kanuragan nya juga sudah meningkat lumayan.
Sementara Paduka Bramajaya dalam perjalanan menyamar sebagai seorang Juragan kaya.
Di perjalanannya malah dikenal sebagai pendekar Jaya.
Karena dalam perjalanan menolong sorang Gadis cantik mendadak Gila.
Siang malam berteriak teriak minta tolong tanpa sebab. Kemudian berlari berniat bunuh diri.
Kedua orang tua dan Kakaknya bingung. Sudah berusaha menengkan dan minta tolong tabib dan Kyai.
Tetapi Gadis Cantik Bernama Umi kalsum itu belum sembuh bahkan kadang berlari sambil telanjang sambil menangis minta tolong.
Paduka Bramajaya melewati dusun karang ploso dimana gadis Umi kalsum tinggal.
Paduka langsung menghentikan Gadis itu dan memberikan jubahnya untuk menutupi tubuhnya tidak berpakaian sedang berlri telanjang sambil menangis minta tolong.
Hiiaatt..!!
Bett.!! Jdaarr..!!
Jurus Ilmu Kebatinan BramaJaya menghentikan Gadis Umi.
Si Gadis Umi kalsum terkulai pingsan langsung dibawah kerumah Juragan Fakih orang tua si Umi Kalsum.
" Umi anakku teriak ibunya Ibu Komariah sedih dan kasihan terhadap Putrinya."
" Aduh bagaimana ini Tuan pendekar tolong anak Saya "
Suara Patih Bapak nya Umi kalsum.
" Siapkan Air Putih di gelas dan Air Putih Campur Garam dan beras putih juga di gelas satunya. "
Suara BramaJaya Sang Raja.
Ibunda Komariah bergegas ke dapur menyiapkan Air dua gelas seperti yan diminta Paduka Bramajaya.
Yang mengatakan dirinya bernama Jaya.
" Kasian Engkau Umi Kalsum aku akan menolongnya dan mengembalikan penyakit guna guna dan santet ini."
Kata Paduka Raja.
" Disantet ?! Umi disantet !
Tega amat siapa yang tega sampai begini !? "
Tetangga dan keluarga berdatangan mendengar ternyata Umi kalsum sakit gilanya ada yang menguna gunai dan men Santet Umi Kalsum Agar Malu sampai mati.
Umi Kalsum masih belum sadar.
Paduka Raja duduk bersila disebelah Gadis Umi.
Sambil tangannya mengerahkan tenaga ilmu kebatinan hasil dari tirakat terakhirnya. Telapak tangannya penuh energi mencabut guna guna dan santet yang ada dalam tubuh Gadis Umi kalsum.
Hiaaas..!! Cap..!!
Paduka seakan mencabut yang tidak kelihatan dari tubuh Gadis Umi Kalsum.
Kemudian melempar kearah utara seakan guna guna itu dari arah utara.
Orang tua gadis Umi tiada berhenti berdoa sambil melihat Pendekar Jaya yang diketahui mereka Sang Raja Adalah Pendekar Jaya.
Kembali mencabut sesuatu dari Badan Umi dan mengembalikan melempar kearah Santet yang berhasil dicabutnya dari Badan Umi kalsum dilemparkan ke arah utara seperti tadi.
Kemudian Air gelas setelah dibacakan Doa Mantra
Pagar badan
Kekuatan tenaga
Sangkal Putung
Musuh balik
Penjagaan
Lalu Ibunya Komariah dan saudaranya meminumkan Air tersebut kepada Umi Kalsum.
Tak berapa lama Putri Umi kalsum tersadar. Sang ibu senang sekali walau masih khawatir.
***
Mungkin kedepanya lebih teliti dlm pengetikanya.
SEMANGAT...
perasaan ini saya
jangan putus asa
lanjut nya jangan lama ya crita perjuangan hidup ya
jangan lama tar lupa
ya pemasaran