NovelToon NovelToon
Jodoh Ke-2 Penyempurna Hidup

Jodoh Ke-2 Penyempurna Hidup

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Romansa
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Mutiah Azzqa

Mia Maulida seorang wanita berusia 36 tahun dengan dua orang anak yang beranjak remaja menjalankan multi peran sebagai orangtua, isteri dan perempuan bekerja, entahlah lelah yang dirasa menjalankan perannya terbersit penyesalan dalam hati kenapa dirinya dulu memutuskan menikah muda yang menjadikan dunianya kini terasa begitu sempit, Astaghfirullahal'adzim..lirihnya memohon ampun kepadaNYA seraya berdoa dalam hati semoga ada kebaikan dan hikmah yang dirasakan di masa depan, kalaupun bukan untuknya mungkin untuk anak anaknya kelak.

Muhammad Harris Pratama seorang pengusaha muda sukses yang menikah dengan perempuan cantik bernama Vivi Andriani tujuh tahun lalu, nyatanya kini merasakan hampa karena belum mendapatkan keturunan. Di saat kehampaan yang dialaminya, tak disangka semesta mempertemukan kembali dengan perempuan cantik berwajah bening nan teduh yang dikaguminya di masa putih abu-abu. Terbersit tanya kenapa dipertemukan saat sudah memilki kehidupan dengan pasangan masing-masing?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutiah Azzqa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Aris pagi hari ini masih pergi ke kantor TSA untuk beberapa hari ke depan setelah kemarin baru sempat memantau aktivitas tim logistik di pagi hari, Aris berencana akan bergilir memantau aktivitas dan kinerja divisi yang lain juga. Aris akan mengoreksi, memberikan masukan untuk kinerja para anak buahnya jika dirasa masih ada yang kurang dan belum tepat menurutnya.

Dan pagi ini Aris sudah standby di lantai satu dari jam 07.30, itu berarti setengah jam sebelum jam kantor dimulai ia sudah berada di kantor untuk memperhatikan pegawainya yang berdatangan di pagi hari, adakah yang terlambat datang atau malah banyak yang terlambat datang hari ini?

Aris mengambil kursi duduk di depan di lantai satu agak ke pojok, ada meja sudut di sana sambil memegang ponselnya Aris seperti lagi sibuk tapi sebenarnya matanya tertuju ke pintu masuk kantor yang di sampingnya ada finger scan tempat absensi para pegawai. Kemarin ia sudah berkenalan dengan seluruh pegawai yang ada di sini, meskipun mungkin belum hafal nama tapi ia ingat wajah-wajahnya dan dari divisi apa.

Ada beberapa pegawai yang tahu keberadaannya mengangguk menyapa sambil tersenyum ramah, tapi tidak sedikit juga yang tidak mengetahui keberadaan Aris di sekitarnya sehingga tidak menyapanya, langsung menuju ruangan atau malah ada yang bercanda, bertingkah konyol dengan temannya padahal kalau tahu keberadaannya mungkin mereka akan malu atau sungkan melakukannya.

Satu persatu pegawainya mulai berdatangan, dan saat ini sudah pukul 08.00 ia menandai betul wajah-wajah yang datang terlambat hari ini, Aris ingat Mia Maulida termasuk yang belum datang, berarti kemungkinan besar dia terlambat masuk kantor pagi ini. Aris masih di sana sampai 30 menit sesudah dimulainya jam masuk kantor, sebelum akhirnya ia mulai naik ke atas menuju ruangannya.

Aris mulai duduk di kursi kebesarannya sejenak untuk minum air putih yang sudah disediakan dan mengambil nafas panjang, hari ini ia akan menyambangi ruang divisi marketing sebentar untuk sekedar sharing, memberi saran, motivasi, strategi dan solusi tentang kendala yang dihadapi tim marketing di lapangan.

Selama beberapa jam Aris berinteraksi dengan tim marketing yang ada, Aris yang ditemani Antony memberikan instruksi dan arahan terkait dengan segala kendala dan permasalahan pemasaran dalam menarik minat konsumen agar lebih baik dalam menghasilkan penjualan sehingga tercipta profit perusahaan yang bagus setiap bulan.

Setelah menyelesaikan urusan dengan divisi marketing dan memastikan semua tim marketing berangkat menjalankan tugasnya, Aris dan Antony keluar dari ruang marketing dan berniat menuju ruangannya. Namun seketika Aris teringat Mia yang tidak terlihat tadi pagi, ia mendadak berbelok ke ruang staff administrasi dan keuangan sedangkan Antony yang berada di depannya berjalan lurus menuju ruangannya.

Aris membuka pintu masuk ruang Administrasi dan keuangan, "Apa kabar semuanya..? Aris menyapa sambil mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan.

Semua staff yang ada di ruangan kaget, "Baik pak..'' menjawab dengan kompak

"Aman hari ini? Ada personil yang nggak masuk?" Aris bertanya sambil mengarahkan pandangan ke arah meja yang kosong tak berpenghuni.

"Hari ini mbak Mia sakit pak, potong cuti tidak masuk kerja" imbuh Nina memberikan info

Aris berjalan masuk menuju ke meja Mia "loh sakit apa? Kalau memang sakit kan tidak potong cuti asalkan ada surat keterangan sakitnya" ujar Aris seraya mendudukkan dirinya di kursi kerja Mia.

"Tidak kasih info sakit apa. Betul pak sebenarnya seperti itu, tapi mbak Mia kirim pesan katanya potong cuti aja tidak apa-apa satu hari mau istirahat di rumah, mudah-mudahan besok sudah bisa masuk kerja" jawab Nina panjang lebar

"Hak cutinya masih ada?" Tanya Aris lagi

"Hak cutinya masih utuh pak, tahun ini mbak Mia belum pernah ambil cuti" Nina menjawab karena tahu persis dan ia bagian administrasi HRD nya.

Aris mengambil ponselnya dari dalam sakunya, ia membuka riwayat panggilan keluar mengingat pernah meminjamkan ponselnya ke Zahra malam itu untuk menelpon Mia, ia save nomornya lalu menekan tombol calling untuk menelpon Mia, tapi tidak diangkat-angkat sampai panggilan berakhir, coba calling lagi kedua kalinya tetap tidak diangkat. Kemudian Aris langsung mengirimkan pesan :

"Mia Sakit apa? Sudah periksa ke dokter? "

Aris menatap layar ponselnya satu menit dua menit masih belum dibaca, Aris kemudian memperhatikan meja kerja Mia, ada kotak berisi alat tulis lengkap pulpen, pensil, penggaris, type-x, cutter, stapler dan isinya, disampingnya kotak berisi trigonal clip dan binder clip (penjepit kertas).

Namun yang menarik perhatian ada secarik kertas yang berisi coretan tangan di atas meja, ujung kertasnya sengaja ditindih dengan papan keyboard komputer hingga terlihat tinggal setengah bagian kertas, Aris mengambilnya, memperhatikan ada sederet angka yang ditulis tak beraturan, lalu kombinasi angka dan huruf entahlah kode apa dan Aris mengernyitkan keningnya ketika membaca :

Sudah kucoba sepenuh hati

Untuk menjadi malaikat

Menepikan perasaan, runtuhkan egoku

Namun, sayapku remuk

Bila kutanya pada diriku

Mengapa aku bertahan?

Menerima keadaan yang tak baik saja

Memaksakan segalanya

Sakit, tak sanggup

Sadarkah kita terlalu hancur?

Hilang, habis tak bersisa

Tapi tak mampu ku menyerah

Tertawan hati

Tak mau kehilangan, tapi lelah berjuang

Bukankah rumah tempatku bersandar?

Sendiri ku tak bisa, bersama ku tersiksa

Ini kenyataannya, kita tak baik saja

(Bagian Lirik lagu Tertawan Hati : Awdella)

"Ini tulisan Mia?" Aris kasih tunjuk kertas itu ke arah Santy

Santy menerima kertas lalu membacanya sambil berfikir ini tulisan curahan hati mbak Mia atau apa ya, tapi kata-katanya seperti tidak asing.

"iya pak, ini tulisan mbak Mia"

"Apa itu maksudnya puisi atau dia curhat?" Aris bertanya sambil melihat ponselnya, dan kaget ketika pesannya sudah dibaca tapi tidak ada balasan dari Mia. Ari mendengus kesal karena pesannya diabaikan sama Mia.

Nina yang penasaran ikut mendekat ke Santy untuk ikut membaca kertas itu sambil mengernyit, sedangkan Santy masih bingung sambil menggelengkan kepala.

"Ooh..ini sepertinya lirik sebuah lagu pak" Nina tidak hafal sebenarnya lagu siapa tapi ia yakin ini pasti lirik dari sebuah lagu yang ditulis ulang sama mbak Mia.

Aris tersenyum dan menggeleng, "hari ini Mia tidak masuk, pekerjaannya bagaimana apa ada yang memback-up?" Sambil Aris mencoba menyalakan komputer Mia

Aris melihat layar monitor komputer Mia yang menyala, menampilkan foto bayi perempuan yang memeluk bayi laki-laki, keduanya tersenyum menampilkan giginya, terlihat lucu dan sangat menggemaskan. Ia tak sadar menyunggingkan senyum melihatnya, Aris berfikir ini pasti foto masa kecil anak-anaknya Mia. Beruntung sekali suami Mia, punya isteri yang cantik dan sepasang anak yang cantik dan tampan.

Nina dan Santy terdiam bingung mau jawab apa, seharusnya yang memback-up Bu Ita sang kepala Staff administrasi dan keuangan, tapi entahlah biasanya malah Nina atau Santy yang mengerjakannya setelah menyelesaikan tugasnya sendiri.

"Nanti saya yang kerjakan pak, tapi setelah tugas saya sendiri selesai " jawab Nina.

"Santy coba kamu telepon ke Mia tanyakan sakit apa? loud spaeker" perintah Aris tegas merasa geram kenapa Mia tidak membalas pesannya,

Dan Santy mengikuti perintah atasannya, langsung diangkat teleponnya oleh Mia pada dering ke dua yang membuat seorang Aris mendengus kesal.

Santy : "Hallo Assalamu'alaikum mba Mia..?"

Mia : "Wa'alaikumussalam San.." Terdengar suara Mia sengau seperti antara habis menangis atau hidung tersumbat karena pilek

Santy: "mba Mia sakit apa?

Mia : " hmm ya biasa San, masuk angin mungkin..tadi pagi tuh bangun tidur badan terasa lemes banget kayak nggak bertulang, kepala pusing, perutnya juga mual terus kayak pingin muntah tapi nggak keluar"

Santy:"wah jangan-jangan Zayan mau punya adek kali mbak, udah ditest belum?"

Mia: terkekeh pelan sambil menggeleng "ya nggak lah.. jangan doain gitu dong, aku cuma butuh istirahat sehari aja mudah-mudahan besok udah baikan dan bisa masuk kerja lagi"

Santy: "Amiin..beneran nih besok udah baikan ya.., ngantor lagi besok, sepi tau nggak ada mbak Mia"

Mia; "ah yang bener, masa sih..?"kemudian tertawa kecil

Aris kemudian memberi isyarat kepada Santy untuk memberikan ponselnya, dan Santy menurut "Mbak Mia sebentar, ini pak Aris mau bicara"

Mia mengernyit, bingung kenapa pak Aris mau ngomong, Ada apa? (dalam hatinya).

"Halo, Mia kenapa kalau saya yang telepon tidak diangkat, pesan cuma dibaca?!" Tanya Aris yang geram diabaikan anak buahnya

"Astaghfirullah..mm-maaf pak, saya tidak tahu itu nomor pak Aris, saya fikir nomornya orang iseng " ucap Mia merasa menyesal

"Kalau sakit harus periksa ke dokter, jangan dibiarkan..tidak akan sembuh sendiri dan minta surat sakitnya untuk istirahat, tidak akan dipotong cuti" Aris bicara dengan nada bicara yang tegas

"Tadi sudah minum obat pereda nyeri pak, bukan dibiarkan. Sebenarnya saya cuma butuh istirahat yang cukup, insya Allah besok juga baik bisa masuk kerja lagi pak.." Mia menjawabnya dengan nada pelan dan lembut, membuat Aris yang tadi sedikit geram menjadi cair setelah mendengarkan Mia langsung bicara dengannya.

"Ya sudah semoga cepat sembuh, nanti kalau besok belum baik keadaannya, wajib periksa ke dokter" ucap Aris memperingatkan

"Baik pak, terimakasih.."Mia sedikit terharu dikasih perhatian dari bossnya.

"Mbak Mia cepet sehat ya.., Miss you" Santy yang mengakhiri telponnya.

1
Yaky De la rosa
Saya merasa ikut diajak ke kisah ini, thor.
Stephanie Vanessa Cortez Lopez
Gak bisa berhenti baca
Mom Azzqa: Terimakasih /Rose/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!