NovelToon NovelToon
Pernikahan Rahasia Dengan Sang Billionaire: Perpect Stranger

Pernikahan Rahasia Dengan Sang Billionaire: Perpect Stranger

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Pengantin Pengganti Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:13.4k
Nilai: 5
Nama Author: Minaaida

Ryan, kekasih Liana membatalkan pernikahan mereka tepat satu jam sebelum acara pernikahan di mulai. Semua karena ingin menolong kekasih masa kecilnya yang sedang dalam kesusahan.

Karena kecewa, sakit hati dan tidak ingin menanggung malu, akhirnya Liana mencari pengganti mempelai pria.

Saat sedang mencari mempelai pria, Liana bertemu Nathan Samosa, pria cacat yang ditinggal sang mempelai wanita di hari pernikahannya.

Tanpa ragu, Liana menawarkan diri untuk menjadi mempelai wanita, menggantikan mempelai wanita yang kabur melarikan diri, tanpa dia tahu asal usul pria tersebut.

Tanpa Liana sadari, dia ternyata telah menikah dengan putra orang paling berkuasa di kota ini. Seorang pria dingin yang sama sekali tidak mengenal arti cinta dalam hidupnya.

Liana menjalani kehidupan rumah tangga dengan pria yang sama sekali belum dia kenal, tanpa cinta meskipun terikat komitmen. Sanggupkah dia mengubah hati Nathan yang sedingin salju menjadi hangat dan penuh cinta.

Temukan jawabannya disini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Minaaida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 31 Di Jemput

Rina tidak bisa lagi berdiam diri saat komentar para penonton semakin tidak masuk akal. Dia merasa harus membela Ryan.

"Kalian semua salah paham. Dia tidak mengganggu wanita ini. Mereka sebenarnya adalah pasangan." Dia berargumen dengan nada tegas sambil melemparkan tatapan kesal ke arah Liana. "Dia yang berbohong. Kenyataannya, mereka baru saja menikah baru- baru ini."

Liana tertawa mengejek, ekspresinya dingin dan tak tergoyahkan, "Kamu sebaiknya berhati-hati dengan kata-katamu. Kamu dan dia datang bersama lalu menghalangi jalanku. Dan lihatlah dirimu, yang menempel begitu dekat dengannya. Dan jika kamu mengklaim aku adalah pacarnya, lalu apa sebenarnya hubunganmu dengannya?"

Dia mengangkat alisnya, berpura-pura penasaran. "Apakah kamu begitu setia padanya sampai mau membantu dia mengejar wanita lain? Atau apakah kamu menyarankan agar aku mengambil peran sebagai selingkuhannya? Karena dari apa yang aku lihat, sepertinya itu sudah menjadi tugasmu."

Mata kerumunan orang-orang yang selalu haus akan gosip melebar ketika mendengar ucapan Liana. Dalam sekejap, tatapan tajam dan menghakimi mereka beralih ke Rina dan Ryan.

"Wow, wow... Aku tahu ada yang aneh dengan dia. Jadi dia adalah pelakor?" ucap seorang wanita yang berdiri tak jauh dari Liana.

"Oh, aku mengerti sekarang! Pria ini selingkuh dari wanita cantik ini, lalu sekarang dia menyesalinya, jadi dia di sini, memohon untuk balikan? Aduh kasihan banget. Buang aja pria seperti itu..!." kata salah seorang lagi.

"Itulah tepatnya yang terjadi! Lihat saja wajah bersalahnya. Sungguh memuakkan!"

Orang-orang telah melihat skandal nyata yang menjadi sebuah cerita hanya dalam waktu beberapa detik.

Pada kenyataannya, drama nyata bahkan lebih seru daripada cerita fiksi.

Rina, terkejut melihat betapa cepatnya Liana berhasil membalikkan opini orang banyak untuk melawan dirinya, dia terbakar oleh emosi. Dia ingin membalas, tapi tuduhan yang datang bertubi-tubi membuatnya bingung dan tak tahu harus berbuat apa.

"Cukup! Itu semua tidak benar! ! Aku bukan pelakor!" Rina mendesis. Kesal karena merasa di sudutkan dan disebut sebagai pelakor.

"Ya, ya. Itulah selalu yang akan dikatakan oleh wanita pelakor."

"Serius, apa yang dilakukan seorang wanita muda seperti kamu dengan suami orang lain?"

"Aku tidak mengerti.. Mengapa kamu masih menggantungkan diri padanya? Dia sampai putus dengan mantannya. Tapi kamu masih mengikutinya, bahkan mengganggu wanita cantik ini. Apa gunanya bagimu? Lebih baik kamu pergilah saja!"

Seorang pembeli yang khawatir mengeluarkan ponselnya dan menelepon keamanan mal.  "Cukup! Keamanan sedang dalam perjalanan."

Dalam hitungan detik, sekelompok petugas keamanan berpakaian seragam berlari mendekat, kehadiran mereka langsung mengubah suasana kerumunan.

Pintu masuk sudah terlalu ramai, mengganggu ketertiban mall. Karena mereka tidak bisa memaksa membersihkan kerumunan orang tak bersalah, petugas keamanan fokus pada sumber keributan — Ryan dan Rina.

"Pak, mereka berdua yang menyebabkan keributan." Seorang wanita melaporkan dengan antusias, menunjuk ke arah mereka. "Mereka menghalangi jalan gadis muda itu dan mencoba membawanya pergi secara paksa. Bukankah itu percobaan penculikan?"

Kesabaran Ryan habis sudah. Suaranya meninggi karena frustrasi. "Apa-apaan ini!? Penculikan apa? Dia itu pacarku!"

Seorang pria di kerumunan mendengus. "Kamu pembohong. Apa kamu tak dengar? Dia sudah bilang dia punya suami."

Ryan menoleh ke Liana, rahangnya mengeras saat dia menggeram. "Liana, hentikan aktingmu dan katakan yang sebenarnya. Atau aku akan buat kamu menyesalinya."

Kerumunan meledak mendengar kata-katanya, kemarahan mereka meluap.

"Kamu dengar itu!" seseorang berteriak. "Dia baru saja mengancamnya! Dasar bajingan! Dia tidak waras! Keamanan, bawa dia ke polisi! Itu satu-satunya cara agar dia mendapatkan pelajaran!"

"Ya, kita tidak butuh orang seperti itu di sini! Usir mereka!"

Kemarahan kerumunan tidak memberi Ryan dan Rina ruang untuk membela diri. Sebelum mereka sempat protes, keamanan, yang kini bertindak atas keluhan yang meluap, dengan cepat melangkah dan mengawal mereka keluar dari mal.

....

Melihat Ryan dan Rina akhirnya diusir dari mall itu dengan penuh rasa malu, Liana menghela napas lega, ketegangan di bahunya sedikit mereda.

Dia menoleh ke penonton yang telah membelanya. Beberapa wanita tua memberikan pandangan maklum dan nasihat yang cukup berarti.

"Nona muda, kamu jangan lemah pada jenis pria seperti itu. Sekali brengsek, selamanya akan tetap brengsek."

"Benar. Entah kamu sudah menikah atau belum, jangan pernah kembali padanya."

"Ketika memilih pasangan, pastikan kamu melihat dia apa adanya, baik buruknya, sebelum akhirnya kamu memberikan hatimu."

Liana memaksakan diri untuk tersenyum, tapi dia mengangguk patuh. "Aku sangat menghargainya dan aku akan mengingat semua nasehat anda."

Saat kerumunan perlahan bubar, kehangatan menyelimuti hatinya. Kebaikan orang-orang itu, mereka semua adalah orang asing, orang-orang yang tidak punya alasan untuk peduli, begitu menenangkan, menghilangkan semua kepahitan yang ditinggalkan Ryan dan Rina.

Dia telah menjadi yatim piatu sepanjang hidupnya. Tidak ada orang tua yang pernah memberinya kata-kata bijak seperti itu.

Selama bertahun-tahun, dia telah mencurahkan seluruh cintanya, seluruh mimpinya pada Ryan, percaya bahwa dia bisa memberinya sebuah kehangatan keluarga yang sesungguhnya.  

Tapi kenyataan telah begitu kejam.  

Dia telah membuang lima tahun percuma untuk lelaki bajingan seperti Ryan. Lima tahun itu telah mengajarkannya dengan cara yang keras bahwa Ryan tidak akan pernah bisa menjadi pria yang dia harapkan.

 Saat ini, tak peduli apa pun, dia takkan pernah kembali pada Ryan lagi.  

Jika sampai Ryan berani muncul lagi dalam hidupnya, maka dia takkan ragu untuk mndepak lelaki itu, seperti hari ini. Dan jika kata-kata tak cukup, dia takkan ragu untuk bertindak.  

Ancamannya bukan sekadar gertakan.  

Tiba-tiba, teleponnya berdering, membuyarkan pikirannya.

Dia melirik ID penelepon, itu adalah Nathan.  

"Halo," dia menjawab, sambil berjalan menuju pintu keluar mal.  

Suara Nathan terdengar tenang saat dia berkata, "Sudah larut. Kenapa kamu belum pulang? Apa masih sibuk dengan pekerjaan?"  

Liana menyesuaikan tasnya di bahu dan menjawab dengan lembut. "Aku di mal. Ada hal mendadak yang menunda aku. Aku sedang dalam perjalanan pulang."  

Dia tidak menanyakan detail lebih lanjut, melainkan berkata, "Kirimkan alamat malnya, aku akan mengirimkan mobil untukmu."  

Terkejut dengan tawaran itu, dia secara refleks menjawab, "Itu tidak perlu. Aku bisa pulang dengan bus."  

Untuk sesaat, hanya ada keheningan di sisi lain telepon hingga Nathan akhirnya berbicara, suaranya terdengar lebih berat.

"Di luar gelap. Tidak aman bagimu untuk keluar sendirian."  

Dia melirik melalui pintu kaca mal. Jalan di luar sana memang redup. Hanya diterangi sedikit lampu jalanan. Bayangan sepi dan sedikit suram memanjang di sepanjang trotoar.  

Menyadari dia tidak punya alasan untuk menolak, dia tidak lagi berdebat lebih lanjut. Senyum kecil yang tak sengaja terbentuk di bibirnya, "Oke, baiklah."

Ketika dia pertama kali pindah ke Golden Vila, Nathan tampak menjaga jarak dengannya, dia sangat dingin dan hampir acuh tak acuh.  

Tapi sekarang, dia menunjukkan kepedulian padanya.  

Mungkinkah hubungan di antara mereka berdua mulai berubah..?  

Tak lama setelah mereka mengakhiri panggilan, sebuah pesan  teks muncul di ponselnya. 'Mobilnya sudah tiba.'

Dia keluar, menuju area parkir di tepi jalan.  

Sebelum dia mendekat, sekelompok orang menarik perhatiannya. Beberapa gadis berkumpul, berbincang dengan antusias.  

"Ketika kaca jendela turun sebentar, aku bersumpah, aku melihat pria di dalamnya sangat tampan."  

"Bukan hanya itu, aura-nya benar-benar berbeda."  

"Apakah aku satu-satunya yang menatap mobil itu? Aku sudah cek. Bahkan jika aku bekerja seumur hidup, aku rasa tidak bisa membelinya."

"Ada begitu banyak orang kaya di kota ini. Aku penasaran siapa dia. Aku belum pernah mendengar namanya sebelumnya."

Mata Liana melayang ke arah mobil mewah yang mereka kagumi. Keningnya sedikit naik ke atas. Itu adalah mobil yang dikirim Nathan. Plat nomornya sesuai dengan yang ada di pesan teksnya.

Jantungnya berdebar kencang.

Apakah Nathan ada di sini?

1
Minaaida
Terimakasih atas dukungannya, terus dukung aku ya, karena dukungan kalian sangat berarti bagiku. Jangan lupa vote aku ya
Minaaida
Kasian banget, nih pembaca, dari yang saya lihat, semua penulis dia kata - katain semua, tolol, bodoh, najis dan makian lainnya. Kalau semua penulis di kasih komentar begitu, mending nggak usah baca, sekalian! /Puke/

Dari pada kamu ngehujat para penulis Noveltoon, dan bikin dosa, lebih baik nggak usah baca novel - novel di aplikasi ini. Saya merasa miris dengan pembaca seperti anda

Bagimana susahnya para penulis ini membuat novel, dan anda cuma tahu memaki, saya kasihan banget pada anda. ?
Almayra Aya S
baguss. g belibet g ruwet. ak syuka
Nani Naya
Nathan kaku banget sih
Masliah Masliah
kirain novel seru, ternyata cuman novel sampah🤣🤣
Ayudya
aku senang dengan sikap Liana yg tegas dan ga menye menya dalam ambil keputusan
Hariyati Hariyati
keputusan yg tepat, Liana
buanglah mantan pada tempatnya

selamat datang kehidupan baru
semoga masa depanmu secerah mentari pagi
Minaaida
Bagi komen dong
Narimah Ahmad
lanjutt💪💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!