NovelToon NovelToon
Pernikahan Rahasia Dengan Sang Billionaire: Perpect Stranger

Pernikahan Rahasia Dengan Sang Billionaire: Perpect Stranger

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Pengantin Pengganti Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:75.3k
Nilai: 5
Nama Author: Minaaida

Ryan, kekasih Liana membatalkan pernikahan mereka tepat satu jam sebelum acara pernikahan di mulai. Semua karena ingin menolong kekasih masa kecilnya yang sedang dalam kesusahan.

Karena kecewa, sakit hati dan tidak ingin menanggung malu, akhirnya Liana mencari pengganti mempelai pria.

Saat sedang mencari mempelai pria, Liana bertemu Nathan Samosa, pria cacat yang ditinggal sang mempelai wanita di hari pernikahannya.

Tanpa ragu, Liana menawarkan diri untuk menjadi mempelai wanita, menggantikan mempelai wanita yang kabur melarikan diri, tanpa dia tahu asal usul pria tersebut.

Tanpa Liana sadari, dia ternyata telah menikah dengan putra orang paling berkuasa di kota ini. Seorang pria dingin yang sama sekali tidak mengenal arti cinta dalam hidupnya.

Liana menjalani kehidupan rumah tangga dengan pria yang sama sekali belum dia kenal, tanpa cinta meskipun terikat komitmen. Sanggupkah dia mengubah hati Nathan yang sedingin salju menjadi hangat dan penuh cinta.

Temukan jawabannya disini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Minaaida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.33 Kamu Tidak Sependiam Ini Semalam.

Di sampingnya, Ryan berdiri kaku, berusaha memahami apa yang baru saja dia saksikan.

Perasaannya mengatakan bahwa Liana hanya berpura-pura saja untuk membuatnya cemburu.  

Tapi kemudian dia ingat bagaimana wajah Liana bersinar saat melihat pria itu. Dan senyumnya itu, senyum yang  Liana berikan pada pria itu, begitu murni,... tanpa kepura-puraan.  

Selama bertahun-tahun, Liana tersenyum padanya, tapi tidak seperti itu, tidak dengan kehangatan dan kebahagiaan yang membuat matanya berkilau dengan kehidupan.

Ryan telah bersama Liana selama lima tahun. Dia tahu, Liana adalah wanita yang cantik, menakjubkan, seorang wanita yang tak tertandingi. Dia lembut, penuh pertimbangan, dan selalu mengutamakan dia.

Tapi ada satu hal tentangnya yang belum bisa memuaskan hatinya.  Dia selalu bersikeras pada pernikahan dahulu sebelum hubungan seks. 

Dia dulu terburu-buru melamar dan merencanakan pernikahan, hanya agar dia bisa memilikinya.  

Tapi kemudian, segalanya hancur.  

Pria itu telah mengambil sesuatu yang Ryan tidak pernah bisa gapai , yaitu memiliki Liana.

Pikiran tentang bagaimana Liana memandang pria lain dengan cara itu menghadirkan rasa sakit yang membakar di dadanya.  

Bagaimana bisa? Bagaimana dia bisa pergi begitu saja dan tersenyum seperti itu untuk pria lain?  

Ryan menggeram , marah dan frustasi menghantam dadanya.

Liana adalah miliknya. Dan dia tidak akan pernah membiarkan nya pergi begitu saja .

....

Dada Ryan naik turun dengan amarah yang tertahan, rahangnya mengeras saat ia bergumam, menuntut jawaban. "Siapa pria itu? Aku harus tahu segalanya tentang dia. Sekarang juga!"

Rina menegang mendengar amarah dalam suara Ryan, jantungnya berdetak semakin cepat.

Apakah dia sebegitu marahnya karena Liana?

Kesadaran itu menghadirkan gelombang ketidaknyamanan yang melanda dirinya. Ryan ternyata masih peduli. Dia masih menginginkan Liana.

Rasa dendam yang pahit melapisi dadanya saat ia berpikir. "Tidak boleh. Aku tidak akan membiarkan perempuan jalang itu menang."

Matanya menjadi kelam tertutup oleh kebencian yang semakin menyala di hatinya. Jika Liana berani mempermainkan dua pria, maka ia pantas untuk mengungkap kejelekan Liana dan mempermalukannya di depan pria itu.

Dan jika ia beruntung, pria misterius itu akan melihat semua keburukan Liana  dan membuangnya tanpa ragu.

....

Di dalam mobil, pikiran Liana memutar ulang pertemuan di mal tadi.  

Bertemu Ryan dan Rina adalah hal yang tak terduga, tapi sekarang setelah terjadi, dia merasa Nathan berhak tahu.  

Lagi pula, dia kan suaminya, toh.

Liana menarik napas, dan kemudian menoleh padanya, "Nathan...."  

Sebelum dia selesai bicara, mobil tiba-tiba berhenti mendadak, menghantamnya ke depan dengan kekuatan yang mengerikan.  

Sebuah desahan terkejut meluncur dari bibirnya, dia bersiap untuk benturan, tapi sebelum tubuhnya membentur apa pun, sebuah genggaman yang kuat menariknya ke belakang.

Lengan Nathan melingkari tubuhnya, kokoh dan tak tergoyahkan, menariknya ke dadanya. Suaranya rendah dan tenang, bergumam di telinganya, "Hati-hati."  

Dia membeku sejenak sebelum menyadari bahwa tubuhnya menempel erat ke tubuh Nathan.  

Saat kesadaran mulai menyusup, dia menghirup aroma segar dan menyegarkan yang melekat padanya, mengingatkan pada kesejukan hutan musim dingin.

Aroma udara pegunungan yang dingin bercampur dengan kesegaran tanah dari pohon cemara yang tertutup salju, aroma yang tajam dan menyegarkan, membawa rasa tenang yang tak terlukiskan.  

Namun di balik ketenangan itu, jantungnya berdetak begitu kencang hingga terasa akan melompat dari dadanya, setiap detak suaranya bergema di telinganya.

Suara Nathan yang dalam dan terkendali memecah keheningan yang tegang. "Apa yang terjadi? Mengapa tiba-tiba berhenti?"  

Sang sopir, suaranya dipenuhi kecemasan, dia menjelaskan dengan cepat, "Seekor kucing liar melintas di jalan. Aku hampir menabraknya."  

Liana mengedipkan mata bingung, napasnya tercekat di tenggorokan saat ia tetap dalam pelukan Nathan.

"Aku mengerti, lanjutkan mengemudi." Nathan berkata dengan tenang.  

"Dimengerti, Tuan."  

Mobil itu melaju perlahan lagi.  

Ketenangan menyelimuti mereka, terputus hanya saat suara rendah Nathan terdengar di dekat kepalanya.  

"Liana, berapa lama kau berencana tinggal di pelukanku?"  

Napasnya tercekat, dan dalam sekejap, dia berusaha menciptakan jarak di antara mereka, dia sungguh merasa malu.

Baru setelah dia bergerak, dia menyadari bahwa dia telah memegang kemeja Nathan, jarinya yang lentik masuk ke dalam kain tanpa disadari.  

Rasa panas menyebar ke wajahnya, tangannya mengepal canggung saat dia berusaha mencari kata-kata, apa pun, untuk diucapkan.  

"Ken, refleksmu benar-benar mengesankan."  

Dia melontarkan kata-kata itu setelah jeda yang lama. "Kamu menginjak rem dengan mulus dan menyelamatkan kucing itu. Kerja Bagus."  

Dari kursi depan, Kenan Adiguna melirik sekilas ke kaca spion belakang, memperhatikan ekspresi Nathan yang sulit dibaca sebelum tertawa kecil dengan ramah. "Terima kasih, Nyonya Samosa. Pengalaman bertahun-tahun di jalan telah mengasah insting saya."  

Liana memaksakan tawa ringan, berusaha menghilangkan perasaan canggung.

Nathan, dengan wajah yang sulit dibaca, mengangkat kepalanya sedikit, "Ken, fokus pada jalan."  

"Tentu, Tuan." Ken menjawab segera.  

Liana menggigit bibirnya, menjulurkan lidahnya karena malu sebelum cepat-cepat berpaling, berpura-pura sepenuhnya terpesona oleh pemandangan alam di sepanjang jalan.

Namun Nathan tidak tertipu. Dia tahu persis apa yang ada di pikiran Liana. Tawa pelan meluncur dari bibirnya sebelum dia berkata dengan nada santai, suaranya dipenuhi oleh rasa geli. "Kenapa sekarang kamu merasa malu? Padahal, kamu tidak sependiam ini tadi malam."  

Saat itu juga, Ken diam-diam memasang telinga rapat - rapat terhadap moment yang terjadi di dalam mobil.

Keragu-raguan muncul di dalam hati Liana. Matanya melirik ke arah Nathan dengan wajah yang terlihat bingung sehingga membuat alisnya berkerut naik. "Apa yang terjadi tadi malam?" suaranya hampir tak terdengar, nyaris seperti sebuah bisikan.

Dia menggigit bibirnya, suaranya terdengar ragu dan sedikit cemas. "Kamu terlihat... aneh pagi ini. Apakah aku telah melakukan sesuatu yang salah? Aku bersumpah, aku tidak ingat apa-apa."

Rahang Nathan mengeras, ekspresinya tertutupi oleh sesuatu yang tajam dan tak terbaca. "Kamu tidak ingat kalau semalam kamu mencoba melucuti pakaianku?" Suaranya rendah, diiringi nada ejekan.

Sindirannya itu teramat menusuk. Liana nyaris tak berkedip, terkejut, lalu menunjuk pada dirinya sendiri dengan tak percaya.

"Aku?" Suaranya pecah. "Melucuti pakaianmu?" dia menggelengkan kepala dengan keras, seolah mencoba menghapus tuduhan itu secara fisik. "Tidak, itu tidak mungkin..! Aku — aku tidak akan pernah melakukan hal seperti itu."

Begitu kata-kata itu keluar dari mulutnya, Liana melihat ekspresi Nathan menggelap, bayangan sesuatu berkumpul di matanya.

1
Susanty
waah ternyata ada Nathan di dalam mobil bersama Collin.
Susanty
Nathan kamu ngerjain Liana yah, sayangnya Liana tetap dalam pendirian, walaupun kamu berkata bohong tentang hutang jutaan dolar, tapi Liana tetap akan membantu, jika tulusnya Liana kamu gak merasakan secuil pun, tega bgt kamu Nathan
Susanty
wiiiih untung banyak Collin dapat sebidang tanah cuma gara² taruhan doang.
Nathan kau terlalu baik, walaupun merugi
Susanty
kamu salah besar Ryan,,,
kamu akan bener² kahilangan Liana untuk selamanya. nikmati lah penyesalan nya nanti
Susanty
tamparan cantik Liana, kenapa gak mau tonjok aja sekalian.
Susanty
menarik ceritanya.
awesome moment
nathan raja modus
Diyah Pamungkas Sari
liana kena jebakan nathan /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Aisyah Suyuti
menarik
Minaaida
gagal moment Kissing nya
Mar lina
apakah yang terjadi, thor
antara Liliana & Suaminya...
Minaaida: Kita ikuti cerita selanjutnya ya /Smile/
total 1 replies
Mar lina
wow
pasti Liana bingung...
uang darimana untuk membeli
kalung itu, sedangkan hutang nya
buanyakkkk
Mar lina
wow
keren
holang kaya Mach bebas
mau berbuat apa aja...
Rusidah Gudin
padang muka Susan...
Rusidah Gudin
semangat thor...
Rusidah Gudin
seru ni...
Ratu Laut
senang sich senang tapi dia pasti akan bertanya"dr.mana Nathan dapat uang sebanyak itu bukannya dia berhutang berjuta"dollar,,,apalagi Liana orang desain dan pintar pasti dia tahu berlian asli dan palsu serta kisaran harganya
Mar lina
cie"
Nathan
sudah mulai bucin nich...
Ratu Laut
ceritanya seru,,,karakter cewek n cowoknya aku suka
Ratu Laut
keren Liana,,,seru Thor cerita nya,, semangat lanjut lagi,,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!