Pernikahan Rahasia Dengan Sang Billionaire: Perpect Stranger

Pernikahan Rahasia Dengan Sang Billionaire: Perpect Stranger

Bab.01 Perpect Stranger

"Ryan, pernikahan kita baru saja akan dimulai, kamu tidak bisa pergi begitu saja, Bagaimana nanti tanggapan keluargaku. Apa yang harus aku katakan pada mereka.?"

Mengenakan gaun kebaya putih, Liana memegangi lengan kokoh Ryan, berharap lelaki itu mengurungkan niatnya untuk pergi. 

Jari - jari Liana sampai bergetar sebagaimana suaranya karena panik. Dia sama sekali tidak menyangka, hal ini akan terjadi dan menimpa dirinya.

Hari ini seharusnya menjadi hari yang paling membahagiakan untuk mereka.

Namun, ketika upacara baru saja akan dimulai, tiba-tiba Ryan menerima sebuah pesan. Setelah membaca pesan tersebut, lelaki itu berpaling pada kerumunan orang-orang yang ingin menyaksikan pernikahan mereka, dan dengan mudahnya mengatakan bahwa pernikahannya dibatalkan.

Kedua alisnya menyatu, suaranya penuh dengan tekanan, "Minggir! Rina terluka. Dia sendirian di rumah sakit dan dia sangat ketakutan, aku harus segera kesana, Liana!"

Wajah Liana langsung memucat.

Rina Mariana adalah kekasih masa kecil Ryan.

Wanita itu sudah mengenal Ryan jauh sebelum dirinya mengenal Ryan.

 

Lima tahun yang lalu, Liana berpacaran dengan Ryan Himawan. Dan selama lima tahun hubungan mereka, setiap saat, ketika dia pergi bersama Ryan, Rina selalu saja mengacau. 

Ada saja hal yang dilakukan oleh wanita itu. Dan mirisnya, jika Rina membutuhkan bantuan Ryan, maka Ryan tak segan - segan meninggalkan dirinya.

Ryan selalu mengatakan bahwa Rina sudah seperti adik perempuan baginya, dan selalu mengatakan agar Liana bisa memahaminya.

Liana mencoba untuk memahaminya. Namun, lagi - lagi, Liana lah yang harus mengalah dan harus rela korban.

Akan tetapi, hari ini adalah hari pernikahan mereka.

Dan Rina baru saja menelpon, bahwa wanita itu membutuhkan Ryan?  Apakah itu artinya Ryan yang seharus  menjadi suaminya, harus pergi meninggalkan Liana?

"Tidak, Mas, kamu tidak bisa pergi. Pernikahan ini tidak bisa terlaksana tanpa kamu. Apapun yang terjadi, aku mohon, kamu harus tetap di sini, mas." protes Liana dengan menghiba.

Tapi Ryan membentak dengan kasar, "Cukup, berhentilah menjadi wanita yang egois dan mau menang sendiri. Kita bisa mengatur ulang jadwal pernikahan kita. Tapi sekarang, Rina sedang terluka, jika aku tidak pergi sekarang, bisakah kamu menanggung konsekuensinya? Minggir!"

Sebelum Liana sempat mengatakan sepatah kata lagi, Ryan sudah mendorong Liana dan kemudian pria itu berjalan melewatinya.

Tubuh Liana terhuyung - huyung, dia jatuh ke lantai dan tumitnya terkilir. Dari tempatnya terduduk, Liana tertegun dan terengah-engah, ia hanya bisa menatap kepergian Ryan yang menghilang melawati pintu, tanpa menoleh ke belakang. 

Detik berikutnya, ponsel Liana berbunyi.

Tanpa melihat siapa yang menelpon, Liana segera menjawab teleponnya. Detik itu juga terdengar tawa dari seorang wanita dengan suara penuh kemenangan di ujung telepon.

"Liana,hari ini adalah hari yang bersejarah buat kamu dan Ryan, bukan? Apa kamu suka hadiah kejutan yang aku kirimkan padamu?"

Seluruh tubuh Liana menjadi kaku saat mendengar pengakuan itu.  Dengan tangan yang terkepal, dia menyahut, "Rina, kamu sengaja kan melakukan hal ini? Kamu kan yang menggoda Ryan?"

"Itu benar sekali. Lalu kamu mau apa? Aku hanya ingin mengingatkan kamu, bahwa dihati Ryan, aku selalu menjadi nomor satu." Suara Rina sarat dengan kesombongan, setiap kata yang keluar bercampur dengan ejekan.

"Aku yakin sekali, kamu sudah menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk merencanakan semua ini, kan? Sayang sekali, ... semua kerja keras, semua impian itu hilang. Jujur saja, saya nyaris merasa kasihan padamu." 

Liana menatap kain putih bersih dari gaun pengantin miliknya, dan untuk pertama kalinya, dia melihat kejadian lima tahun terakhir, nyatanya semua itu hanyalah sebuah lelucon. 

Sejak menjadi yatim piatu, dia sangat menginginkan sebuah keluarga. Untuk sebuah cinta, dia bisa menyebutnya sebagai miliknya.

Tapi Ryan, lelaki itu, dia tidak akan pernah memberikannya.

Liana bergumam pada diri sendiri. Sudah waktunya untuk berhenti mengemis sesuatu yang tidak akan pernah menjadi miliknya.

Tawa yang tajam dan dingin keluar dari bibir Liana. "Jangan terlalu sombong, Rina. Pernikahanku akan tetap berlangsung."

Nada bicara Rina langsung berubah buruk, "Apa kamu sudah gila? Ryan adalah mempelai pria, dia bahkan tidak ada di sana. Bagaimana tepatnya kamu berencana mengadakan pernikahan tanpa dia?"

Garis bibir Liana melengkung membentuk sebuah senyuman yang halus dan mengejek.

"Kata siapa mempelai pria nya harus Ryan?"

"Apa maksudmu, Liana?"

Liana tersenyum dingin, jika lelaki itu bisa pergi dengan mudahnya, maka dia akan menemukan orang lain, seseorang yang pantas bersanding di sisinya.

Suaranya berubah tajam tak tergoyahkan, "Baiklah, karena kamu sudah menelponku jadi aku mau sekalian minta tolong sampaikan pesanku pada Ryan, katakan padanya, aku sudah tidak menginginkannya lagi. 

Dia tidak sebanding dengan satu detik pun waktuku yang berharga. Dan karena kamu sangat ingin memilikinya, silakan ambil. Kalian  berdua sangat cocok. Yang satu, seorang pria yang tak punya pendirian dan yang satu lagi adalah wanita yang tak tahu malu. Kalian sungguh pasangan yang sempurna. Semoga beruntung!"

Suara Rina terdengar tajam sarat dengan kemarahan. "Kau! berani sekali kamu menghinaku, Liana. Aku peringatkan padamu, jangan menye-"

Tetapi, belum sempat Rina menyelesaikan kalimatnya, Liana sudah keburu memutuskan panggilan. Rina yang berada di ujung telepon merasa luar biasa kesal.

Liana terpaku menatap ke depan. Pernikahan akan segera dimulai dalam waktu tiga puluh menit lagi. Dia harus mencari mempelai pria pengganti, secepatnya.

Sambil mengangkat ujung gaunnya, ia bergegas ke luar. 

Saat berada di luar, Liana terkejut.  Di luar, tempat itu dipenuhi oleh pria-pria berjas hitam. Kehadiran mereka mengesankan pesan yang jelas saat mereka menyisir setiap sudut, sepertinya mereka mencari sesuatu atau seseorang. Tapi siapa? hati Liana bertanya - tanya.

Di antara mereka, terlihat seorang pria dengan setelan jas pengantin pria, duduk di kursi roda, postur tubuhnya terlihat kaku dan penuh wibawa. Tidak bergerak, namun tubuhnya memancarkan aura yang dingin dan nyaris tak tersentuh.

Suaranya memerintah saat dia berbicara kepada pengawal di depannya.

"Upacara akan segera dimulai. Apakah kau sudah menemukan Wanda?"

Pengawal itu ragu-ragu, ekspresinya tegang. "Tuan Nathan, kami sudah mencari di seluruh penjuru, tapi tidak ada tanda-tanda keberadaan Nona Wanda. Sepertinya dia sudah melarikan diri..."

"Melarikan diri?" suara pria itu dalam dan datar, tapi tatapannya berubah menjadi tajam, dingin dan tak kenal ampun. Seperti seekor pemangsa yang sedang mengamati mangsanya.

"Jika pernikahan ini tidak terjadi tepat waktu, Anda tahu apa artinya." gumannya kesal.

Liana menangkap setiap kata-kata dari pria itu, dan seketika itu juga, ia pun mengerti, pria itu telah ditinggalkan oleh mempelai wanitanya di altar, sama seperti dirinya.

Tanpa ragu-ragu, ia mencengkeram gaun pengantinnya, dan melangkah mendekat ke arah pria itu.

Para pengawal pria itu langsung bereaksi, mereka melangkah maju di depan pria itu dengan ekspresi kaku dan waspada.

"Nona, apa yang sedang anda lakukan di sini?"

Pria berkursi roda itu mengalihkan perhatiannya kepada Liana, kehadirannya sendiri menekan seperti badai di cakrawala.

Tapi Liana tidak bergeming. Suaranya mantap ketika ia menatap pria itu secara langsung. "Tuan, aku dengar mempelai wanitamu telah kabur. Jika demikian, izinkan aku untuk menggantikan tempatnya. Aku bersedia menjadi pengantin wanita untukmu."

Terpopuler

Comments

Narimah Ahmad

Narimah Ahmad

lanjutt💪💪💪

2025-05-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!