Ariana Lyra Aurelia tidak pernah menyangka cinta tulusnya dibalas dengan pengkhianatan kejam dari sang kekasih yang tega menghabisi nyawanya.
Di ujung napas yang masih bisa Ia pertahankan, Kael Ethan Thomson, pria yang dijodohkan oleh ayahnya datang. Memeluk tubuh Ariana dengan air mata membasahi pipi pria itu. Pria yang selama ia abaikan karena perjodohan justru menjadi pria yang sangat tulus mencintainya dan selalu ada untuknya, bahkan ada disaat terakhirnya.
"Andai aku memiliki kehidupan kedua, aku akan mencintaimu setulus hatiku..."
Apa yang akan Ariana lakukan ketika kehidupan kedua benar-benar diberikan untuknya?
Ikuti kisah mereka...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FT.Zira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33.
"Ariana,"
Langkah kaki Ariana terhenti ketika mendengar namanya dipanggil, membuat gadis itu berbalik hanya untuk melihat Ryder melangkah mendekat ke arahnya
"Apakah kamu mau ke perpustakaan?" tanya Ryder begitu ia sudah berdiri di depan Ariana.
"Ada perlu apa?" Ariana balas bertanya.
"Salahkah jika aku menyapamu? Aku ingin memperbaiki apa yang sudah aku rusak meski itu mustahil," ucap Ryder.
"Tidak perlu menciptakan drama baru di depanku, itu tidak akan berguna. Katakan saja ada perlu apa mendekatiku lagi," jawab Ariana.
Entah mengapa, Ryder justru merasa sikap Ariana yang sekarang terlihat begitu mempesona di matanya. Hal yang membuat dirinya tidak bisa melupkan sosok Ariana sejak insiden di lapangan basket.
"Bisakah kita memulai semuanya dari awal? Aku janji akan berubah," harap Ryder.
"Lakukan sesukamu," jawab Ariana seraya berbalik.
"Apakah itu artinya kamu memaafkan aku?" Ryder bertanya lagi.
"Entahlah," sahut Ariana. "Apakah menurutmu kamu pantas mendapatkan maaf?"
"Aku sudah berubah, Ariana," ucap Ryder lirih.
"Aku bersedia menemui Paman Hen... Uhm... Maksudku Tuan Henry untuk mengatakan maaf atas kesalahan yang sudah kuperbuat,"
Ryder menghembuskan napas pelan, mengikuti langkah Ariana sampai keduanya masuk ke dalam perpustakaan tanpa mendapatkan tanggapan. Sebanyak apapun Ryder mengajak Ariana berbicara, Ariana hanya memberikan jawaban singkat, bahkan tidak memberikan jawaban apapun ketika pertanyaan yang diajukan tidak membuat Ariana tertarik.
Langkah Ariana terhenti di depan salah satu rak buku, menelusuri tiap buku dengan jarinya untuk menemukan buku yang ia cari sampai ia melihat buku itu ada di barisan atas. Satu tangannya terulur untuk meraih buku yang akan ia ambil, tetapi gerakanya kalah cepat dengan Ryder yang mengambilnya lebih dulu dari belakang Ariana.
"Ini," ujarnya sembari menyodorkan buku yang baru saja ia ambil.
"Kenapa kamu masih mengikutiku?" gerutu Ariana.
"Jadilah pasanganku ke acara prom night nanti, Ariana," kata Ryder tersenyum.
"Bukankah kamu sudah bersama Sienna?" tanya Ariana.
"Tidak," Ryder menggeleng. "Dia memilih Ethan, mereka ada di taman sekarang,"
"Oh... Kau mengajakku setelah dicampakkan olehnya?" sindir Ariana sembari merebut buku dari tangan Ryder.
"Maaf, aku tidak tertarik menjadi pengganti. Dan jika kau datang hanya untuk memperburuk hubunganku dengan Kael, lupakan saja. Kau bahkan tidak masuk dalam daftar orang yang bisa kupercaya," imbuhnya seraya berbalik pergi.
"Tunggu!" cegah Ryder menahan satu tangan Ariana.
"Aku tidak meminta Sienna menjadi pasanganku, aku bahkan tidak menemuinya sejak beberapa minggu terakhir, kamulah yang aku ajak pertama kali," ucap Ryder.
"Aku sudah memiliki pasanganku sendiri, maaf," jawab Ariana.
"Siapa? Ethan? Dia sudah bersama Sienna. Aku melihat mereka bersama," ucap Ryder.
"Seseorang yang Ayah jodohkan padaku," jawab Ariana.
"Dijodohkan?" ulang Ryder terkejut. "Kamu? Sejak kapan? Dengan siapa?"
"Entahlah, tapi Ayah akan mengenalkannya saat malam pesta kelulusan nanti,"
"Apakah sekarang Tuan Henry menjadi lebih sering berada di mansion bersamamu?" tanya Ryder.
"Ya," jawab Ariana singkat.
"Apakah alasan Tuan Henry kembali karena perjodohanmu? Apakah itu dengan Ethan?" tanya Ryder lagi.
"Aku tidak tahu. Siapa pun dia, aku akan menerimanya. Sekarang, lepaskan tanganku!" pinta Ariana.
"Bahkan tanpa cinta?" sambut Ryder tidak rela.
"Cinta..." Ariana tergelak. "Apakah kamu mengerti apa itu cinta? Kamu bahkan menjadikan cinta sebagai topeng hanya untuk memenuhi kepuasanmu sendiri,"
"Lalu, apa pentinggnya sekarang? Aku hanya ingin mengabulkan apa yang menjadi permintaan Ayah,"
"Termasuk mencampakkan aku?" tanya Ryder mengeratkan cengkraman tangannya.
"Siapa mencampakkan siapa? Kamulah yang selalu pergi meninggalkan aku dan lebih memilih bersama Sienna, kamu lupa?" jawab Ariana.
"Aku minta maaf, Ariana. Kumohon beri aku kesempatan untuk memperbaiki apa yang aku rusak," ucap Ryder seraya menarik Ariana mendekat.
"Aku akan melakukan apapun, beri aku satu kesempatan saja. Aku... Aku mencintaimu, Ariana,"
Apa yang baru saja Ryder ucapkan justru mematik emosi dalam diri Ariana, netranya menangkap penuh wajah Ryder dengan luka yang masih tersisa.
"Aku ragu orang sepertimu mengerti arti cinta," Ariana mendengus.
"Aku bersungguh-sungguh, Ariana. Aku tidak suka kamu selalu bersama Ethan, aku merasa kesal setiap kali kamu berbicara baik tentangnya di depanku, aku juga kesal setiap kali kamu berbicara manis dengannya," ucap Ryder.
"Cih..."
Ariana terawa sumbang, menengadahkan kepala untuk menatap lekat wajah tampan yang masih belum melepaskan tangannya.
"Andai itu aku yang dulu, aku akan bahagia mendengar apa yang baru saja kamu katakan. Sayangnya... Aku yang dulu sudah mati,"
"Aku membencimu, Rye," tekan Ariana. "Sekarang lepaskan tanganku!" lanjutnya kemudian.
Ryder menatap Ariana dalam diam, entah bagaimana ia bisa melihat rasa sakit yang begitu dalam pada netra bening Ariana, tetapi hatinya juga menolak untuk berhenti. Walau pada akhirnya ia tersenyum getir seraya melepaskan tangannya dari Ariana.
"Maaf," lirih Ryder.
"Kenapa kamu masih di sini?"
Suara lain masuk ke dalam pendengaran Ariana bertepatan saat Ryder melepaskan tangannya dan digantikan tangan lain yang datang dari belakang Ariana.
"Kenapa kemari?" sambut Ariana.
Pandangan Ariana beralih pada Sienna yang datang bersama Kael, menautkan alis sesaat sebelum kembali menatap Kael.
"Dan bersamanya?" tanya Ariana lagi.
"Dia mengikutiku," tukas Kael. "Ayo pergi!"
Kael menarik Ariana, bersiap untuk pergi meninggalkan perpustakaan ketika suara Sienna kembali terdengar dan sukses membuat langkah keduanya terhenti.
"Kamu belum menjawab tawaranku, Ethan. Maukah kamu menjadi pasanganku di acara prom night nanti?" tanya Sienna.
Kael menoleh, menjalinkan jemarinya dengan jemari Ariana seraya mengangkat tangan mereka hingga dua orang yang berada di depan Kael melihat jemari mereka yang saling bertaut.
"Kuharap jawaban ini sudah cukup," ucap Kael. "Aku hanya akan pergi bersama kekasihku, dan kuharap kalian berdua sadar akan batasan kalian," tekan Kael.
Kepergian mereka berdua membuat Sienna dan Ryder terpaku selama beberapa saat di tempat mereka berdiri. Menatap nanar punggung orang yang ingin mereka dapatkan dalam diam sampai mereka berdua menghilang di balik pintu.
"Apakah kau ingin mendapatkan Ariana?"
Pertanyaan yang baru saja Ryder dengar membuat kepalanya menoleh dengan gerakan cepat, melihat Sienna masih mengarahkan pandangan ke arah di mana Ariana dan Kael menghilang.
"Apa maksudmu?" tanya Ryder.
"Kamu ingin mendapatkan Ariana kembali bukan? Dan aku ingin mendapatkan Ethan," jawab Sienna.
"Apa?"
"Kenapa seterkejut itu?" Sienna terkekeh sinis.
"Kamu masih berpikir aku tertarik padamu setelah topengmu terbuka? Kau hanya orang yang menumpang hidup mewah pada Ariana, dan sekarang lihatlah seberapa menyedihkannya dirimu," cibirnya.
"Jadi..." Sienna menoleh, menatap sinis pada Ryder sebelum meneruskan kalimatnya.
"Mau bekerjasama?"
"Apa yang kamu rencanakan?" tanya Ryder memicingkan mata.
"Kau bisa mendapatkan Ariana, dan aku mendapatkan Ethan. Cukup adil bukan?" sahut Sienna.
"Akan ku katakan apa rencanaku nanti. Apakah kamu setuju?"
Sienna tersenyum samar, lalu mengulurkan satu tangannya tanpa melepaskan pandangannya dari Ryder.
"Aku setuju,"
. . . . .
. . . .
To be continued...
pasti barang yg disuruh kirim kemarin barang anu