Walaupun Danver menjadi pengganti kembarannya menjadi suami Faye, tapi dia sangat menikmati pernikahannya dengan Faye.
Lalu bagaimana dengan Faye kalau dia tau laki-laki yang menjadi suaminya saat ini adalah kembaran dari laki-laki yang dia inginkan menjadi suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Nath, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 : Faye dan Ciri Khasnya
Tiga jam kemudian.
Sampailah Faye dan dia bodyguardnya di Negara A, tapi bukannya langsung pulang ke kediaman Cyrus, Faye malah meminta diantarkan ke The Hill Medical Center dan sudah pasti meminta Joya dan Norah untuk tidak melaporkan itu ke Tuan Haidi dan mengecoh bodyguard bayangan yang dikirim Tuan Haidi.
Sesampainya di The Hill Medical Center, Faye langsung melakukan penyamaran untuk memata-matai Danzel.
Setelah satu bulan memata-matai Danzel, Faye pun memutuskan untuk menjadikan Danzel suaminya dan Faye pun mengutarakan keinginannya itu pada Tuan Haidi.
Awalnya Tuan Haidi tidak mau menuruti keinginan Faye, tapi karena Faye terus merengek seperti anak bayi, akhirnya Tuan Haidi mengiyakan permintaan Faye.
Flashback Off.
°°°
Tok... Tok... Tok...
Suara pintu toilet terketuk.
"Nona Fay, apa Anda masih di dalam?" ucap Joya dari depan pintu. Wajar saja Joya bertanya seperti itu karena sudah hampir sepuluh menit Faye tidak kunjung keluar dari toilet bahkan suara dari dalam toilet pun tidak terdengar.
"Ya Joy, aku masih disini." jawab Faye.
"Huh..." Faye menghela nafasnya kasar lalu memasang lagi wajah ceria-nya. Setelah itu barulah dia keluar dari toilet.
"Kenapa kamu bertanya seperti itu padaku? Kamu pikir aku akan kabur?!" tanya Faye dengan nada mengomel.
"Maaf Nona, saya pikir Anda tertidur di dalam. Habisnya Anda lama sekali di dalam dan tidak ada suara." jawab Joya.
Faye hanya memutar bola matanya malas lalu berjalan meninggalkan area toilet dan diikuti Joya dan Norah dari belakang.
Lobi.
Tuan dan Nyonya Hillario serta Danver sudah lebih dulu pulang atas permintaan Tuan Haidi. Sedangkan Heino, setelah keluarga Hillario pergi, Heino pun pamit pulang lebih dulu.
"Kenapa Fay lama sekali?" monolog Tuan Haidi karena Faye tak kunjung datang.
"Alex, coba hubungi Joya atau Norah, tanyakan pada mereka kenapa Fay lama sekali." perintah Tuan Haidi pada bodyguardnya.
"Baik Tuan." jawab Alex.
Namun, baru saja Alex hendak menghubungi salah satu bodyguard Faye, dari kejauhan terdengar suara teriakan Faye.
Alex pun mengurungkan niatnya menghubungi salah satu bodyguard Faye dan memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku jas.
"Dad... Mom..." teriak Faye. Kali ini Faye hanya berteriak dan tidak berlarian menghampiri kedua orangtuanya karena dia tidak mau membuat kambuh penyakitnya yang baru saja reda.
"Anak itu, apa dia pikir ini lapangan bola." cicit Nyonya Fanny begitu mendengar teriakan Faye.
"Itu lah ciri khas Fay, Sayang. Dan sebentar lagi kita tidak akan mendengar suara teriakan seperti itu lagi karena sebentar lagi putri kecil kita akan menjadi istri orang." balas Tuan Haidi dengan raut wajah sedih.
"Kenapa tidak bisa? Kalau dia masih tinggal bersama kita, sudah pasti kita masih bisa mendengar teriakannya dan tingkahnya yang di luar nalar." jawab Nyonya Haidi.
"Tetap saja semua tidak akan sama." lirih Tuan Haidi.
"Lambat laun kita akan terbiasa. Kita harus ikhlas dengan keputusan Faye dan mendoakan yang terbaik untuk rumah tangganya." jawab Nyonya Fanny sambil mengelus lengan suaminya.
°°°
Next Cafe
Heino lebih dulu sampai di Next Cafe.
Sesampainya di kafe, Heino langsung memilih meja di tengah-tengah kafe dan langsung memesan minuman beralkohol.
Selang sepuluh menit, barulah Danver datang dan langsung menghampiri Heino yang dari pintu masuk sudah dapat terlihat oleh Danver.
"Maaf aku terlambat." ucap Danver sambil menarik kursi yang ada di hadapan Heino lalu duduk di kursi itu.
"Ini sudah kedua kalinya kau datang terlambat." sindir Heino.
"Maaf, aku tadi aku singgah mengisi bahan bakar dulu." jawab Danver berbohong.
Karena yang sebenarnya terjadi alasan Danver datang terlambat karena saat di pertengahan jalan tadi mobilnya di hadang oleh mobil Tuan Adam.
°°°
Bersambung...