NovelToon NovelToon
NOTHING IS GOOD

NOTHING IS GOOD

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Spiritual / Transformasi Hewan Peliharaan / Identitas Tersembunyi / Budidaya dan Peningkatan / Raja Tentara/Dewa Perang
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Mr.Xg

Sungguh perjalanan yang penuh liku dan misteri! Dari seorang penyendiri dengan masa lalu kelam, Sean menjelma menjadi sosok yang ditakuti sekaligus dihormati, bahkan kekuatannya mampu mengguncang sebuah kerajaan. Keputusannya untuk "pensiun" dan menyerahkan tanggung jawabnya kepada Sang Pencipta membuka lembaran baru bagi alam semesta.
Kelahiran Ling di tengah hutan belantara, jauh dari hiruk pikuk dunia luar, seolah menjadi jawaban atas permintaan Sean. Kehidupan damai Ling di hutan, pertemuannya yang tak terduga dengan dunia luar, dan bakatnya yang luar biasa membawanya ke Akademi Peacock, tempat di mana potensi tersembunyinya mulai terungkap.
Pertemuannya dengan Dekan Fu Dai menjadi titik balik penting dalam hidup Ling. Bimbingan khusus dari sang Dekan membuka jalannya untuk memahami dan mengendalikan 'Napas Pembekuan Roh', sebuah kekuatan unik yang misterius. Latihan yang keras dan pengetahuan yang ia dapatkan di akademi perlahan mengikis kebingungannya dan mengasah kemampuannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr.Xg, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

pertempuran sengit

Pedang besar Lord Lancelot, yang memancarkan cahaya hitam kemerahan yang menggeram, menebas cepat, memaksa Lucifer untuk menarik tangannya dari Ling. Percikan energi hitam kemerahan dan kegelapan yang menguar dari tubuh Lucifer bertabrakan di udara, menciptakan desisan yang memekakkan telinga. Pertempuran kembali berkobar dengan intensitas yang lebih tinggi, amarah para Lord Manusia dan para pangeran neraka kini bercampur dengan frustrasi akibat gangguan Ling.

"Kau bocah bodoh!" geram Zagan, pangeran neraka bersayap tulang, matanya menyala merah. Ia melesat ke arah Ling dengan kecepatan iblis, aura kegelapan yang mengelilinginya beriak-riak seperti kabut malam yang siap menelan cahaya.

Namun, sebelum Zagan mencapai Ling, Lord Luna bergerak cepat. Alih-alih memunculkan duri raksasa, ia mengulurkan tangannya, dan seketika ilusi cahaya murni yang menyilaukan tercipta di depannya, persis seperti serangan Lord Alex yang baru saja melumpuhkan Zagan. Pangeran neraka itu terkejut dan menggeram, instingnya memperingatkannya akan bahaya cahaya murni yang melenyapkan kegelapan. Ia terpaksa menghentikan serangannya dan mundur selangkah, memberikan waktu bagi Lord Luna untuk menjauhkan Ling dari bahaya.

Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Lord Alex. Gelombang cahaya murni yang menyilaukan menyapu area di sekitar Zagan yang masih terkejut, memancar dengan kekuatan yang mampu melenyapkan kegelapan yang menyelubunginya. Pangeran neraka itu mendesis kesakitan, sayap tulangnya mengepak tak karuan saat cahaya murni membakar energinya, memaksa mundur sambil meringis.

"Pergilah, bocah! Sekarang!" bentak Lord Alex tanpa mengalihkan pandangannya dari pertempuran, matanya bersinar terang dengan cahaya murni.

Ling, yang masih gemetar ketakutan, akhirnya tersadar akan bahaya yang ia timbulkan. Dengan langkah goyah, ia mulai mundur perlahan, menjauhi medan pertempuran yang penuh dengan kekuatan mengerikan itu.

Lucifer, yang kembali terlibat pertarungan sengit dengan Lord Lancelot, melirik Ling dengan seringai sinis. "Jangan harap bisa lari, bocah. Kita belum selesai." Aura kegelapan di sekeliling Lucifer berdenyut-denyut kuat, mencoba menelan cahaya hitam kemerahan dari pedang Lancelot.

Pertempuran terus berkecamuk. Lord Xavier meluncurkan mantra-mantra yang mengikat kaki Mammon, salah satu pangeran neraka, rantai energinya bersinar biru terang menahan kegelapan yang berusaha merusak ikatannya. Sementara itu, Lord Rafaela memancarkan aura cahaya suci yang lembut, menyelimuti luka-luka Lord Alex akibat serangan Moloch dengan energi penyembuhan yang menenangkan. Di saat yang sama, Lord Luna menciptakan ilusi dinding energi merah muda yang tampak kokoh, menahan hantaman tinju Mammon yang dipenuhi kegelapan yang korosif, meskipun ilusi itu tidak memiliki kekuatan fisik yang nyata.

Ling terus mundur, hatinya dipenuhi penyesalan dan ketakutan. Ia menyadari betapa bodohnya tindakannya. Niatnya untuk membantu justru membahayakan para Lord Manusia dan dirinya sendiri. Tiba-tiba, ia merasakan aura dingin kegelapan yang menusuk tulang di belakangnya.

Ia menoleh dengan panik dan melihat Moloch, pangeran neraka bertubuh kekar yang tadi serangannya gagal kini berdiri tepat di belakangnya, matanya penuh amarah dan dendam, auranya memancarkan kegelapan yang mengancam. "Kau pikir kau bisa lolos, bocah?" geram iblis itu, cakarnya sudah terangkat tinggi, siap merobek cahaya kehidupan Ling.

Ling memejamkan matanya, pasrah pada nasibnya. Ia tahu, dengan kekuatannya saat ini, ia tidak mungkin bisa melawan makhluk sekuat pangeran neraka yang memiliki kegelapan yang bisa melenyapkan cahaya.

Namun, sebelum cakar Moloch menyentuhnya, gelombang cahaya suci yang kuat tiba-tiba muncul dan mendorong pangeran neraka itu mundur dengan keras, membakar kegelapan di sekelilingnya. Ling membuka matanya dan melihat Lord Rafaela berdiri di depannya, auranya yang tenang kini memancarkan sedikit kemarahan. "Sudah kubilang, pergilah. Jangan membuatku mengulanginya lagi." Nada suaranya dingin dan tegas.

"T... terima kasih, Lord Rafaela," ucap Ling terbata-bata, air mata ketakutan masih mengalir di pipinya.

"Pergilah dan jangan pernah kembali ke tempat ini," jawab Lord Rafaela tanpa menoleh, kembali memfokuskan energinya untuk mendukung Lord Lancelot dan Lord Xavier yang tengah kewalahan menghadapi Asmodeus dan Leviathan, dua pangeran neraka yang kegelapannya terasa begitu pekat hingga hampir menelan cahaya di sekitar mereka. Lord Luna juga terus menciptakan ilusi-ilusi serangan untuk membingungkan Beelzebub dan Mammon, meskipun ilusi itu tidak memberikan kerusakan nyata.

Dengan hati yang mencelos dan kaki yang gemetar, Ling berbalik dan berlari secepat yang ia bisa, menjauhi medan pertempuran yang mengerikan itu. Di belakangnya, suara benturan energi cahaya dan kegelapan serta raungan kemarahan masih terdengar jelas, mengingatkannya akan bahaya yang baru saja ia hadapi dan pertempuran epik yang sedang berlangsung. Ia tahu, ia telah melihat sesuatu yang seharusnya tidak ia lihat, dan tindakannya pasti akan memiliki konsekuensi yang lebih besar dari yang bisa ia bayangkan.

Sementara Ling melarikan diri, Lucifer berhasil menepis tebasan pedang besar Lord Lancelot yang memancarkan cahaya hitam kemerahan dan menatap ke arah bocah itu menghilang. Seringai dingin kembali menghiasi wajahnya.

Ling berlari tanpa menoleh ke belakang, jantungnya berdebar kencang seperti genderang perang. Setiap langkahnya terasa berat, diisi oleh penyesalan mendalam dan ketakutan yang mencengkeram. Suara gemuruh pertempuran para dewa dan iblis masih menggema di telinganya, sebuah simfoni kehancuran dan kekuatan yang melampaui pemahamannya. Ia telah melihat sekilas jurang yang menganga antara dunia manusia dan neraka, dan kebodohannya hampir menjerumuskannya ke dalamnya.

Air mata ketakutan dan frustrasi mengalir di pipinya saat ia tersandung akar pohon dan ranting yang berserakan di tanah karena untuk pertama kalinya dia melihat kekuatan yang begitu menakutkan. Ia tidak tahu ke mana harus pergi, yang ia tahu hanyalah ia harus menjauhi tempat mengerikan itu sejauh mungkin. Bayangan Lucifer dengan seringai dinginnya dan tatapan tajam para pangeran neraka terus menghantuinya. Ia merasa seperti serangga kecil yang tanpa sengaja mengganggu sarang laba-laba raksasa.

Setelah berlari tanpa arah selama beberapa waktu, napas Ling tersengal-sengal dan otot-ototnya terasa perih. Ia akhirnya berhenti di bawah naungan pohon rindang yang tampak familiar. Ini adalah pinggiran hutan keramat, tempat di mana ia sering berlatih sendirian. Keheningan hutan yang biasanya menenangkan kini terasa mencekam, seolah alam pun merasakan ketegangan yang baru saja terjadi.

Ling merosot ke tanah, bersandar pada batang pohon yang kasar. Pikirannya berkecamuk. Apa yang akan terjadi sekarang? Apakah para Lord Manusia mampu mengalahkan Lucifer dan para pangeran neraka? Apakah pintu dimensi itu akan tertutup kembali? Dan yang paling membuatnya takut, apa konsekuensi dari tindakannya yang gegabah? Apakah Lucifer akan mencarinya? Apakah para Lord Manusia akan marah padanya?

Di tengah kebingungannya, Ling teringat akan Akademi Peacock, tempat di mana ia seharusnya berada. Meskipun Tuan Fu Bai mungkin marah karena ketidakpatuhannya, akademi tetaplah tempat teraman baginya saat ini. Dengan tekad yang baru tumbuh, Ling bangkit dan mulai berlari kembali ke arah akademi, berharap ia belum terlambat untuk menebus kesalahannya.

Sementara itu, di medan pertempuran yang kini semakin panas, para Lord Manusia bertarung dengan sekuat tenaga. Lucifer, dengan aura kegelapan yang semakin menguat, bergerak dengan kecepatan dan kekuatan yang menakutkan. Pedang hitam kemerahan Lord Lancelot beradu dengan cakar-cakar iblis Lucifer, menciptakan ledakan energi yang mengguncang udara. Lord Xavier merapal mantra-mantra kuno, rantai energi biru dan bola api menyambar para pangeran neraka, memaksa mereka untuk bertahan. Lord Luna terus menciptakan ilusi-ilusi serangan yang membingungkan, meskipun tidak memberikan kerusakan nyata, namun cukup untuk mengalihkan perhatian para iblis dan memberikan celah bagi yang lain. Lord Alex, dengan mata bersinar cahaya murni, terus menerjang para pangeran neraka, melenyapkan kegelapan yang menyelubungi mereka dengan setiap serangannya.

Lord Rafaela bergerak dengan anggun di tengah pertempuran, auranya cahaya suci memancar kuat. Ia menyembuhkan luka-luka Lord Alex dan Lord Luna dengan sentuhan lembut energinya, dan perisai cahaya suci terus melindunginya dan sekutunya dari serangan-serangan mematikan para pangeran neraka. Meskipun tidak menyerang secara langsung, kehadirannya adalah jangkar kekuatan bagi tim mereka.

Namun, jumlah para pangeran neraka yang lebih banyak mulai terasa. Meskipun masing-masing Lord Manusia adalah pejuang yang luar biasa, mereka harus menghadapi tujuh iblis kuat sekaligus. Astaroth, setelah berhasil melepaskan diri dari ikatan mantra Lord Xavier, kini mengamuk dengan kekuatan telekinetik yang mengerikan. Beelzebub bergerak secepat kilat, serangannya sulit diprediksi dan mematikan. Mammon, dengan tubuhnya yang kekar, menghantam perisai Lord Luna dengan brutal. Zagan, meskipun sempat terpukul mundur oleh cahaya murni Lord Alex, kembali menyerang dengan cakar-cakar tulangnya yang tajam. Asmodeus dan Leviathan, dua pangeran neraka dengan aura kegelapan yang paling pekat, bekerja sama untuk menekan Lord Xavier dan Lord Lancelot.

"Kita tidak bisa bertahan lama seperti ini," geram Lord Lancelot sambil menangkis serangan cakar Lucifer yang hampir mengenai wajahnya. Cahaya hitam kemerahan pedangnya bergetar hebat saat beradu dengan kegelapan abadi.

"Kita harus menutup kembali retakan dimensi itu," jawab Lord Alex sambil menghindari semburan api neraka dari Beelzebub. "Jika lebih banyak iblis yang keluar, dunia ini akan hancur."

"Aku sedang berusaha!" seru Lord Xavier, wajahnya berkeringat saat ia terus merapal mantra-mantra yang rumit, mencoba menstabilkan dan menutup kembali celah di angkasa. Namun, energi gelap yang memancar dari retakan itu terlalu kuat, terus melawan usahanya.

Tiba-tiba, Lucifer tertawa terbahak-bahak, suaranya bergema di medan pertempuran. "Kalian para makhluk fana yang lemah! Kalian pikir bisa menghentikanku? Pintu ini akan terbuka lebar, dan seluruh pasukanku akan membanjiri dunia kalian!"

Dengan gerakan cepat, Lucifer berhasil menendang Lord Lancelot mundur dan mengarahkan pandangannya ke retakan dimensi. Ia mulai mengumpulkan energi kegelapan di tangannya, bersiap untuk memperlebar celah itu lebih jauh.

"Tidak akan kubiarkan!" teriak Lord Alex, melesat maju dengan kecepatan penuh, cahaya murni yang mengelilinginya semakin terang. Ia berniat untuk menghentikan Lucifer sebelum iblis itu berhasil memperbesar pintu neraka.

Namun, sebelum Lord Alex mencapai Lucifer, Moloch tiba-tiba muncul di hadapannya, tubuhnya yang kekar menghantam Lord Alex dengan kekuatan yang luar biasa. Lord Alex terhuyung mundur, cahaya murninya meredup sesaat akibat benturan keras itu.

Lucifer tertawa sinis melihat usahanya digagalkan. Ia kembali fokus pada retakan dimensi, energi kegelapan di tangannya semakin membesar dan berdenyut-denyut.

Di saat yang genting itu, Lord Rafaela merasakan sesuatu. Sebuah energi kecil namun familiar mendekat dengan tergesa-gesa. Ia menoleh sekilas dan melihat sosok Ling yang berlari kembali ke arah medan pertempuran, wajahnya penuh tekad meskipun masih terlihat pucat.

"Bocah itu... kenapa dia kembali?" gumam Lord Rafaela dengan heran.

Ling, meskipun masih ketakutan, tidak bisa membiarkan para Lord Manusia bertarung sendirian. Ia merasa bersalah atas tindakannya yang gegabah dan ingin melakukan sesuatu, apapun itu, untuk membantu. Ia tidak tahu bagaimana caranya, namun ia merasa ia harus mencoba.

Saat Ling semakin dekat, ia melihat Lucifer bersiap untuk memperbesar retakan dimensi. Tanpa berpikir panjang, Ling kembali mengumpulkan sisa-sisa energinya. Ia tahu Raungan Gema Samudra terlalu berbahaya dan tidak terkendali. Kali ini, ia mencoba teknik yang lebih fokus, teknik yang pernah diajarkan Dekan Fu Dai untuk memecah konsentrasi musuh.

Dengan napas terengah-engah, Ling memfokuskan seluruh kekuatannya dan berteriak sekuat tenaga, "Hei, iblis jelek!"

Teriakan Ling yang tiba-tiba dan tidak penting itu, di tengah pertempuran yang begitu serius, berhasil menarik perhatian Lucifer sesaat. Iblis itu menoleh dengan tatapan marah dan jijik.

"Apa?!" geram Lucifer, energi kegelapan di tangannya bergetar.

Gangguan sekecil itu cukup. Lord Alex, yang baru saja berhasil memulihkan diri dari serangan Moloch, melihat celah itu. Dengan raungan kemarahan, ia melesat maju sekali lagi, cahaya murninya menyilaukan dan menghantam Lucifer dengan kekuatan penuh.

Lucifer terkejut dan terhuyung mundur, energi kegelapan di tangannya buyar. Lord Lancelot dan Lord Xavier memanfaatkan kesempatan itu untuk menyerang dengan lebih agresif, memaksa Lucifer dan para pangeran neraka untuk mundur selangkah.

Pertempuran terus berlanjut, namun momentumnya sedikit bergeser. Kehadiran Ling yang tidak terduga, meskipun bodoh, telah memberikan secercah harapan bagi para Lord Manusia.

1
Anonymous
udah saya tulis ulang kak
Paddle Pops
ranan apa aja tor
Anonymous: udah di tulis ulang
total 1 replies
Paddle Pops
ranah apa aja tor..
Grayn Alasky
cukup menarik, karena sepertinya ini author masih pemula dari cerita yang saya baca, dan data yang saya liat
Grayn Alasky
semangat ya author , meskipun agak sepi
Grayn Alasky
semangat author
Grayn Alasky
semangat thor
Grayn Alasky
adabmu sangat bagus sean
Grayn Alasky
kota apaan dah yang kaya gitu
Grayn Alasky
introvert
Grayn Alasky
ternyata pengalaman buruk cukup banyak orang yang mengalaminya
Saito Bara
tapi banyak sekali orang seperti itu
Saito Bara
ow ada penyihir juga ya
Saito Bara
oh jadi dari cerita di ats yang telah ku baca, orang yang telah membangkitkan sosok jahat itu pasti ada kaitannya dengan anggota kerajaan
Saito Bara
gimana ya, kalau ada orang yang menormalisasikan hub ses jens melihat cerita ini, pasti ni author di maki
Saito Bara
haha sangat puas sekali
Saito Bara
pasti sena itu introvert
Saito Bara
awalannya lumayan juga
Saito Bara
Cukup seru
Saito Bara
sangat bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!