Jasmine terpaksa menerima perjodohan yang telah di atur oleh ibunya, sebelum meninggal dunia. Namum kebenaran terungkap sehari setelah pesta pertunanganya di langsungkan.
Jasmine mendapati sang tunangan Dirga berselingkuh dengan saudara sepupunya sendiri, untuk membalas rasa sakit hatinya. Lily juga berani bermain api dengan kakak kandung Dirga sendiri. yang tak lain adalah bos-nya di kantor. akankah perselingkuhan ini tetap berlanjut atau malah sebaliknya Jasmine benar-benar jatuh cinta pada bos Devan yang mesum tingkat dewa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Selalu menggodaku
Ditempat lain Bella tengah sibuk berjalan mondar-mandir, berusaha untuk menghubungi Dirga, namun sudah panggilan yang kesekian nya belum juga diangkat.
"Ayo angkat Dirga, kamu dimana sih sayang." gerutu Bella kesal dan kembali mencoba menghubungi kekasih gelap pujaannya.
Setelah berhasil membujuk Jasmine, barulah Dirga bisa bernafas lega. Pria itu langsung kaget saat memeriksa banyaknya panggilan dan chat masuk dari Bella.
"Jasmine sayang, maaf ya aku tidak bisa mengantarkan mu, karena ada pertemuan penting yang harus aku hadiri. Bagaimana jika kamu pulangnya diantar oleh sopir mama." ucap Dirga dengan tampang bersalahnya.
"Oke, tidak masalah. kamu hati-hati ya." ucap Jasmine melepas kepergian Dirga menuju mobilnya.
"Dasar pecundang kamu Dirga, aku tahu kamu pasti menemui kekasihmu Bella, Khan?"
Saat hendak membalikkan badannya, Jasmine menabrak tubuh seseorang tepatnya dada bidang yang entah sejak kapan tiba-tiba saja sudah berdiri dibelakangnya.
"Pak Devan, kenapa ada di sini?"
"Ini rumahku, jadi aku tidak perlu izin dari siapapun dimana aku berdiri."
Kedua tangan Devan langsung merengkuh pinggang Jasmine, menarik gadis itu kedalam pelukannya.
"Kakak ipar, kamu mau apa?" Jasmine berusaha melepaskan pelukan Devan yang semakin erat merengkuh tubuhnya.
"Kamu tanya aku mau apa? sesuatu yang sudah kamu mulai tidak akan mudah berakhir begitu saja Jasmine, makanya jangan coba-coba bermain api jika takut terbakar. satu lagi jangan pernah panggil aku kakak ipar."
"Siapa yang takut, cuma aku merasa tidak nyaman di sini." Jasmine berusaha bangkit saat Devan menariknya duduk diatas pangkuannya di kursi taman.
"Makanya jangan berisik, lagian aku merasa semakin tertantang jika kita melakukannya di sini." bisik Devan menarik kembali tubuh Jasmine.
"Pak Devan, nanti ketahuan."
"Baiklah, kita bisa melakukan dalam mobilku. Anggap saja sebagai hukuman karena kamu sudah menggodaku sedari tadi."
"Oya." balas Jasmine melingkar kan kedua tangannya dileher Devan.
****
Jasmine benar-benar bekerja dengan giat. Semua dokumen dikerjakannya dengan cepat. Dulunya Jasmine memang termasuk mahasiswa teladan di kampus karena kepintaran dan kegigihannya.
Waktu terasa berlalu begitu cepat, jika Jasmine menyibukkan diri dengan kegiatan sehingga membuat lupa waktu.
"Jasmine, lihatlah sudah jam dua belas. Apa kamu tidak ingin makan siang dan istirahat dulu." ucap Rose sahabat baiknya dikantor.
"Aahhhh...iya Rose ...pegal juga." Jasmine mengangkat tinggi kedua tangannya mencoba merenggangkan ototnya yang terasa kaku karena kelamaan duduk.
"Rose, kamu duluan ya..aku mau ke toilet bentar."
"Oke, aku tunggu kamu di tempat biasanya."
Jasmine segera masuk ke toilet wanita, melepaskan sesuatu yang semakin mendesak.
"Wah leganya ..."
Sebelum keluar Jasmine memperbaiki sedikit penampilannya agar lebih segar kembali, dengan menambahkan lipstik merah muda di bibir mungilnya sehingga terlihat begitu mempesona dan indah dipandang.
"Jasmine, pak Devan barusan memintamu datang keruangan nya." ucap Rose.
"Untuk apa?"
"Ngak tau juga sih, cuma pak Devan pesannya seperti itu. lagian kamu itukan asisten sekaligus orang kepercayaan pak Devan. Ada yang penting kali."
"Batal deh makan siang bareng kita."
"Ngk papa, lain kali kita masih bisa kok."
"Ya udah aku kesana dulu ya, bay."
"Bay."
Jasmine telah sampai di depan pintu ruangan Devan, sebelum masuk dia mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Masuk." Suara berat terdengar dari dalam.
Jasmine masuk kedalam dengan perlahan dan berdiri menempel di pintu.
"Maaf ini jam istirahat. Ada yang bisa saya bantu sebelum saya keluar mencari makan pak?" Tangan kiri Jasmine tetap memegang gagang pintu sementara tubuhnya tetap menempel sempurna tidak bergerak sedikitpun.
Bos tampannya itu berdiri didalam ruangan dengan membuka tirai sedang memandang kearah luar jendela, seraya memasukkan kedua tangannya kedalam kantung celananya.
"Kunci pintunya dan mendekat lah."
Glekkk!
Jasmine menelan saliva, sedangkan jantungnya kembali berdetak tak beraturan.
"Ehhh, bapak mau apa? Jangan macam-macam. Ini kantor!" Jawab Jasmine ingin keluar namun pintu sudah terkunci otomatis.
"Apa didalam pikiranmu hanya itu saja?" Devan menggeleng-gelengkan kepalanya seraya berkacak pinggang. membuat Jasmine malu sendiri karena sudah berfikir mesum.