Nestapa Istri Pertama CEO Terkenal

Setelah melihat rekaman cctv yang terpasang di depan rumah nya, Dewangga semakin membenci Mama nya.saat ini juga dia ingin menemui sang Mama yang pasti masih berada di rumah sakit,Dewangga tidak menduga kalau Mama nya nekat menemui Malika padahal Dewangga selalu mengabulkan semua keinginan sang Mama.

Dewangga meminta Roni menjalankan mobil kembali ke rumah sakit,pria itu terlihat sangat syok dan hanya menundukkan kepalanya.entah apa yang di katakan Niken kepada Malika malam itu, Dewangga tidak bisa mendengar dengan jelas percakapan antara istri dan Mama nya.Dewangga yakin sekali bahwa Niken sudah menyakiti perasaan Malika sehingga membuat Malika pergi dari rumah.

Dewangga meneguk dengan kasar sisa air yang masih tersimpan di mobil.Dewangga merasa bersalah kepada Malika karena tidak bisa melindungi istri nya dari orang tua nya sendiri.rasa nya saat ini juga dia ingin sekali mengamuk.wanita paruh baya itu begitu tega kepada nya.

Dalam rekaman cctv itu juga menampilkan kapan dan bagaimana Bi Inah pergi dari rumah.Dewangga tidak tahu penyebab kepergian Bi Inah karena memang semua kelihatan baik-baik saja tanpa ada kejanggalan sedikit pun.Dewangga tidak ingin memusingkan Bi Inah,fokus nya kini tertuju kepada Malika.

" Coba hubungi Nyonya lagi ,bos! Kali aja nomer nya sudah aktif." kata Roni karena tidak rela kalau Dewangga jatuh ke pelukan Elsa.

Dewangga yang masih shock dan kesal tidak merespon apa yang Roni ucapkan.Dewangga kembali mengingat bagaimana perdebatan nya dengan Malika sampai membuat Malika kembali menangis ketakutan.

Ceklekkk.

Tiba-tiba saja Dewangga masuk ke dalam ruangan membuat Elsa dan Niken terkejut.begitu juga dengan Daren yang langsung terbangun karena kaget mendengar suara pintu yang di buka begitu kencang.

" Aku kecewa sama Mama." ucap Dewangga sangat emosi.

" Ini kan yang Mama mau? Puas Mama sudah menghancurkan hidup ku? Malika pergi karena Mama kan?Selama ini Aku selalu melakukan apapun yang Mama ingin kan bahkan terpaksa menikahi Elsa.Mama malah ingkar janji dengan mengusik istri ku.diam- diam Mama menemui Malika.sekarang dia sudah pergi dari rumah.apa ada lagi yang Mama lakukan kepada istri ku tanpa sepengetahuan Aku." bentak Dewangga sangat berbeda dari biasa nya.

Daren menangis kencang ketakutan melihat wajah Dewangga, sedikit pun Dewangga tidak menoleh ke arah putra nya.baru kali ini dia acuh terhadap Daren karena sedang di kuasai amarah yang memuncak.Niken dan Elsa hanya bisa diam memberi waktu kepada Dewangga untuk mengeluarkan semua isi hati nya.

" Apa yang sudah Mama katakan kepada istri ku?" tanya Dewangga ingin tahu sementara di dekat pintu masih ada Roni yang berdiri menunggu bos nya.

" Mas! Jangan teriak-teriak seperti itu,kasihan anak kita." Seru Elsa mencoba menarik perhatian Dewangga agar pria berhenti mengurus istri pertama nya.

" Diam Kamu! Ini semua juga gara-gara Kamu,sana Kamu urus anak mu itu." Elsa sampai bergetar mendapatkan bentakan keras dari Dewangga.

" Jangan cuman tahu uang dan keluyuran saja Kamu, sementara mengurus anak saja tidak becus sampai anak mu harus di rawat di rumah sakit." sambung Dewangga menunjuk-nunjuk wajah Elsa.

" Mas..." suara Elsa tertahan berbarengan dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Sedikit demi sedikit Elsa mundur ke belakang,ini bukan waktu yang tepat untuk mendebat Dewangga yang seperti kerasukan setan.

Niken langsung meminta Elsa untuk mengajak Daren masuk ke kamar sebelum Dewangga mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas untuk dengar oleh putra nya ,Elsa yang paham dengan kode yang di berikan oleh mertua nya pun langsung mengajak baby sitter Daren menjauh dari sana.

" Kamu mau tahu apa yang Mama katakan kepada dia?" tanya Niken tapi Dewangga hanya diam menunggu sang Mama melanjutkan ucapannya.

" Mama hanya mengingatkan dia kalau dia sangat tidak pantas menjadi istri Kamu,dia mandul tidak bisa kasih keturunan untuk Kamu,Mama meminta dia untuk berkaca supaya sadar diri dan tidak sok kaya dengan harta yang bukan milik nya,kalau dia pergi dari rumah kalian itu arti nya dia sudah sadar siapa sebenarnya dia ,jadi Mama tidak perlu capek-capek lagi menyeret dia keluar dari rumah itu." kata Niken tanpa menimbang setiap kata yang keluar dari mulut nya.

" Nyonya Malika mandul juga karena anda Nyonya besar,anda sangat jahat sekali,suatu saat anda akan menyesali apa yang sudah anda perbuat kepada Nyonya Malika." Roni ternyata mengetahui tentang kelicikan Niken.

Roni selama ini diam karena tidak tahu bagaimana cara memberitahu kan Dewangga tentang obat pencegah kehamilan itu,suatu hari Roni yang hendak mengambil selang panjang yang di simpan di bagian belakang tidak sengaja mendengar pembicaraan antara Bi Inah dan juga Niken.sejak saat itu Roni hilang respect terhadap Bi Inah .bahkan setiap malam Roni selalu kepikiran tentang kelicikan Niken terhadap Malika.

Dewangga hampir saja melayang kan tangan di wajah sang Mama, Dewangga pergi dari ruangan ini membawa rasa kecewa yang tidak bisa di ungkapkan lagi.

Dewangga melanjutkan perjalanan menuju ke panti asuhan namun Malika tidak ada di sana.hampir dua jam dia mengintai panti asuhan dari jarak yang lumayan jauh demi membuktikan sendiri ucapan Ibu Panti,namun Malika tenyata benar-benar tidak ada di sana.

Dewangga menendang kursi yang di duduki Roni dengan keras melampiaskan kekesalan dan kemarahan nya yang sejak tadi tertahan.membuat jantung Roni melompat dari tempat persembunyian nya.

Dewangga menarik nafas dengan kasar,tapi rasa kesal itu tidak juga kunjung hilang,rasa kesal ini semua berawal dari sang Mama lalu dia harus mencari Malika seharian penuh sampai meninggal kan pekerjaan yang menumpuk.

" Ke rumah Risa." perintah Dewangga lagi, meskipun gelap tetapi dia tetap melanjutkan pencariannya.

Roni yang sudah tahu di mana alamat Risa bergegas memutar setir mobil mengambil jalan arah kanan lalu masuk ke sebuah perumahan yang padat penduduk.

Saat mobil Dewangga berhenti di sebuah rumah yang memiliki halaman yang luas,nampak Lah Risa yang sedang duduk di teras di temani seorang pria yang memakai tongkat sebagai alat bantu,ya dia adalah Ridwan kekasih dari Risa.

Saat menyadari siapa pemilik mobil mewah tersebut,Risa langsung menatap tajam ke arah pria yang sedang melangkah masuk ke halaman rumah nya.

" Tumben orang kaya mau datang ke sini" sindir Risa jangan lupa tatapan sinis nya.

" Aku tidak punya banyak waktu untuk meladeni ucapan mu itu,katakan kepada ku di mana Malika berada sekarang, pasti Kamu tahu kan tentang Malika yang pergi dari rumah kami." ujar Dewangga dengan wajah datar nya.

Roni yang berada di balik punggung bos nya hanya bisa meringis melihat dan mendengar suara Dewangga yang tidak ada manis dan juga lembut nya, mungkin jika Roni yang berada di posisi Risa, sudah sejak tadi Roni membungkam mulut Dewangga menggunakan kepalan tangan nya.susah memang berhadapan dengan Dewangga yang selalu ingin menang sendiri.

Hahaha.....Risa tertawa penuh arti di hadapan Dewangga.

" Kamu kan suami nya,kenapa harus mencari Malika di sini? Seharusnya yang paling tahu keberadaan Malika itu ya Kamu sebagai suami nya,eh salah Aku lupa kalau Kamu sangat sibuk karena punya dua istri."Risa kembali menyindir Dewangga.Ridwan yang berada di sana hanya memperhatikan saja apa yang di lakukan oleh kekasihnya,jika Dewangga berani bermain tangan terhadap Risa,baru lah dia maju melindungi kekasih nya.untuk keberanian Risa kali ini perlu di acungi jempol dan Ridwan suka melihat cara Risa melindungi sahabat nya.

Risa terus mencaci maki Dewangga atas apa yang sudah pria ini lakukan terhadap sahabat nya,Risa memanfaatkan kesempatan itu dengan baik, Dewangga diam dengan emosi yang kembali memuncak di kepala nya,wajah pria ini memerah karena tidak suka mendengar ucapan Risa.

" Diam! Jangan banyak bicara jika tidak mau keluarga mu hancur di tangan ku, cepat beritahu Aku di mana Malika sekarang?" desak Dewangga tak sabaran.

" Berani Kamu mengusik keluarga ku? Aku jamin Malika akan semakin membenci Kamu,dasar pecundang berani nya main ancaman dengan bersembunyi di balik kekayaan keluarga kalian."Kata Risa.

" Dengar baik-baik Tuan Dewangga yang terhormat,Aku tidak tahu Malika ada di mana,jika pun Aku tahu tentu saja Aku lebih memilih tutup mulut,jika Malika pergi dari rumah itu tanda nya dia sudah tidak mau lagi hidup bersama Kamu yang tukang tipu dan pecundang.lebih baik Kamu tidak usah mencari Malika lagi,fokus saja dengan keluarga baru mu,bukan kah Kamu sudah punya anak dari istri kedua mu itu,Aku harap anak itu memang darah daging mu bukan anak orang lain." sambung Risa tersenyum puas karena sudah berhasil menyerang Dewangga.

Bukan tanpa sebab Risa berkata demikian, beberapa hari yang lalu,Risa yang sudah pernah melihat foto Elsa dari ponsel milik Malika, tidak sengaja memergoki Elsa istri kedua Dewangga sedang bercumbu mesra dengan seorang pria di depan sebuah hotel ternama.Risa yang saat itu sedang riweh sampai lupa mengambil bukti ucapan nya,sangking kaget nya melihat adegan panas di depan mata nya,tanpa sadar Risa sudah kehilangan jejak Elsa.entah wanita itu masuk ke hotel atau sudah pergi,Risa tidak sempat menyelidiki karena sudah di panggil oleh rekan kerja nya.

" Apa maksud mu?" tanya Dewangga yang sudah tidak bisa lagi menahan emosi nya.

" Pikir saja sendiri,semoga hidup mu bahagia setelah melepas berlian yang begitu berharga seperti Malika." Risa sama sekali tidak gentar menghadapi Dewangga.

Risa tetap berdiri di tempat dengan melipat kedua tangan di dada.dia sama sekali tidak membiarkan Dewangga untuk duduk di kursi teras,bahkan untuk menawarkan minum pun tidak di lakukan nya.Risa merasa Dewangga tidak pantas mendapatkan perlakuan baik setelah tega menyakiti perasaan sahabat nya.

" Kamu dan orang tua mu yang sombong itu pasti akan menuai karma." teriak Risa ketika Dewangga hendak masuk ke dalam mobil nya.

Blumm...

Dewangga menutup pintu mobil dengan kencang ,entah sudah berapa kali pria ini membanting pintu mobil sebagai pelampiasan amarah nya,orang kaya tidak pernah takut mobil mewah nya rusak,andai saja pintu mobil ini bisa bicara mungkin sudah sejak tadi Pintu itu mengumpat Dewangga seperti apa yang Risa lakukan tadi.

" Nyonya anda ada di mana sekarang." batin Roni yang tidak sanggup menghadapi Dewangga jika sudah kacau seperti ini.

Bersambung...