Bagaimana kisahnya jika seorang pria yang paling di takuti dan paling di segani oleh orang-orang sekarang harus berurusan dengan seorang bayi mungil berjenis kelamin perempuan yang ada di depan rumahnya.
bayi yang di tinggalkan disana bersama dengan keranjang bayi dan beberapa keperluan nya.
"Apa ini lelucon?" tanya Xander tidak percaya.
"Siapa yang berani meletakkan bayi di depan rumahku?" Xander mengangkat bayi mungil tersebut dengan hawa membunuh yang begitu kental.
"Percaya atau tidak aku akan menghabisinya,"
________
5 tahun kemudian...
"Papa! apa yang kau lakukan?" teriak Kelly.
"Memberi pelajaran pada orang yang berani membuatmu menangis," ucap Xander.
"Tidak ada yang boleh mengganggu putriku,"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sofy adisty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 27.
Xander yang mendengar berita tersebut langsung pergi dari perusahaan dan kembali ke mansion miliknya di ikuti oleh Malvin ayahnya yang senang sekali mengekornya dari belakang.
Brakk'
Xander memasuki kamar Kelly. Kelly yang sedang duduk di atas kasur menatap bingung Xander, ia pun mengangkat kedua tangannya kearah Xander.
"Papa, gendong," ucap Kelly.
Xander langsung menggendong tubuh Kelly, ia pun mendudukkan tubuh Kelly di atas meja kayu yang ada di dalam kamar Kelly. Ia memeriksa tubuh Kelly dari ujung rambut sampai ujung kakinya.
"Papa. Pucing! kepala Kelly berputal-putal rasana," ucap Kelly sambil memegang kening kepalanya.
Xander menghentikan kegiatan sambil menghela nafas lega. "Syukur kalau kau tidak tergores sedikit pun," ucapnya.
Xander menatap Zein meminta penjelasan padanya. "Simple saja. siapa yang akan diam jika kau memiliki pewaris? walaupun mereka tidak tau jika Kelly bukan darah dagingmu. Apapun yang kau miliki semuanya akan di hancurkan," ucap Zein.
Xander mengepalkan tangannya. Ia menatap Malvin. "Keluar! kalian berdua keluar dari sini! Biarkan aku dan Kelly disini," perintahnya.
Zein menganggukkan kepalanya, Malvin hanya bisa menatap punggung anak ya sambil menghela nafas pelan.
"Jangan terlalu di pikirkan Xander,"
...∆∆∆...
Xander menggenggam tangan Kelly yang begitu mungil sambil mengecup punggung tangan Kelly dengan lembut takut jika tidur putrinya akan terganggu oleh nya.
Terdengar dengkuran halus di telinga Xander yang berasal dari Kelly. Xander menatap wajah Kelly yang begitu damai terlelap di alam mimpinya.
"Aku akan membunuh mereka," gumam Xander.
Tok'
Tok'
"Tuan muda. Ini aku," ucap Altar dari luar pintu. Xander pun menyahut dan menyuruhnya untuk masuk.
"Bagaimana?" tanya Xander tanpa menoleh menatap Altar, ia lebih fokus menatap wajah Kelly yang tertidur.
"Ada dua pelaku yang berusaha menyelakai nona kecil Kelly. Satu di antara nya memiliki tato kecil di lengan sebelah kanan, lambang keluarga Welsy," ucap Altar.
Xander menegakkan kepalanya. Benar saja, rubah tua itu pasti akan merencanakan sesuatu pada nya. "Satunya?" tanyanya.
"Satunya tidak memiliki identitas. Aku menduganya jika ia adalah pembunuh bayaran yang di sewa oleh keluarga Welsy karena melihat tanda pin yang ia pakai," ucap Altar sambil memberikan pin yang ia maksud kepada Xander.
Xander menyipitkan matanya sambil menatap pin tersebut. "Ah ya. Organisasi Zervan. teryata mereka mengambil jalan ini ya," gumamnya. "Lalu kedua orang itu?" tanyanya.
"Sudah di habisi tapi salah satu dari mereka ada yang memilih bunuh diri dengan meminum racun," jawab Altar. Xander menyunggingkan senyum tipisnya, yah tentu saja mereka akan melakukan itu.
"Hubungi Kenzo. Aku membutuhkan bantuannya. Apapun yang ia inginkan. Aku pasti akan memberikannya padanya,"
...∆∆∆...
Xander memangku tubuh Kelly, ia saat ini berada di ruang tamu bersama Malvin, Altar dan Zein sambil menunggu tamu yang tengah di undang Xander.
"Apa ini juga bagian rencanamu?" tanya Xander pada Malvin.
Malvin menatap tidak percaya kearah Xander. "Aku tidak sekejam itu pada seorang anak," ucapnya.
Xander berdecih. "Oh ya? Tidak kan kau lupa siapa saja yang mati di tanganmu di masalalu?" tanyanya dengan sinis. "Apakah kau tidak merasa yang kau habisi ada seorang anak juga?"
Malvin hanya diam dan tidak menjawab. Menyangkal pun tidak bisa karena memang begitu faktanya.
Kelly yang tidak paham dengan apa yang Xander bicarakan hanya sibuk memakan permen lolipop yang ada di tangannya.
*Ckle*k'
"I'm coming!" teriak Kenzi, Kenzo memukul kepalanya dengan kuat.
"Jangan membuat kekacauan disini! Aku mengajakmu kesini bukan untuk melakukan hal bodoh!" Kenzo menatap tajam kearah kembarannya yang tiba tiba saja ingin ikut dengannya pergi ke tempat Xander.
"Wow. She's so cute," ucap Kenzi sambil menatap Kelly yang sedang mengemut permen lolipop nya.
Kelly tampak melambaikan tangan kearah Kenzo dan Kenzi dengan antusias. Kenzi yang melihat itu berjalan mendekat namun di halangi oleh Altar dan Zein.
"Apa yang ingin kau lakukan?" tanya Zein dengan datar.
Kenzi mendelik. "Hey! Aku hanya ingin melihat anak cantik yang ada di pangkuan Xander! minggir!" ucapnya.
Altar menahan pundak Kenzi. "Jangan macam macam sebelum kepalamu tertembak disini!" ancamnya.
Kenzo menghela nafas kasar, ia menarik kerah baju Kenzi dengan kuat. "Aku bilang jangan berbuat masalah bodoh!" umpat Kenzo. Kenzi mendengus dan meringis saat lehernya terasa tercekik karena kembarannya ini menarik kerah bajunya dengan begitu kuat.
"Papa, siapa meleka?" tanya Kelly penasaran.
"Pembantumu," balas Xander seadanya. Kelly menatap Xander dengan bingung namun Xander hanya tersenyum tipis pada Kelly.
Kenzo dan Kenzi memutar bola mata mereka dengan serentak. Mereka berdua pun duduk di hadapan Xander.
"Tidak ada pembantu yang setampan diriku," balas Kenzi kesal. Kenzo mengangguk setuju dengan ucapan Kenzi.
Kenzo menatap Malvin lalu menatap Xander. "Sejak kapan kau akur dengan ayahmu?" tanya nya. "Apa sekarang ada keajaiban?" membuat Kenzi tertawa pelan mendengarnya.
Malvin hanya menatap datar dengan tangan yang ia silangkan di dadanya. "Memangnya salah aku disini?" tanyanya.
Kenzo hanya mengangkat bahunya dengan acuh. "Yah, aku rasa disini ada keajaiban," balasnya.
Xander mendengus. "Apa aku menyuruhmu untuk menanyakan hal yang tidak ada hubungannya?" tanyanya dengan datar.
Kenzo menatap sinis. "Jadi apa? Jika kau tidak memberikan kepuasan bertransaksi, aku tidak akan kemari lagi," ucapnya dengan malas.
"Tenang saja. Uangku tidak akan habis untuk membayarmu dengan mahal. Tujuh miliar untuk tugas ini, Deal?"
...∆∆∆...
...TBC...
sama sajaaalah
semangat🤗🤗🤗