HAPPY READING ~
Novel ini menceritakan tentang, lima saudara kembar cewek yang barbar, kompak, dan gak ada takut-takutnya! Ayesha, Aresha, Abila, Aurora, dan Arumi bukan cuma bikin heboh sekolah, tapi juga satu Cianjur! Dari nyolong mangga kepala sekolah, bolos ke Puncak, sampai ketahuan guru BK dan dihukum Babehnya, hidup mereka gak pernah sepi drama.
Tapi di balik kelakuan mereka yang selalu bikin geleng-geleng kepala, ada kisah persahabatan, keluarga, dan kenakalan khas remaja yang bikin ngakak sekaligus haru.
Siap ikut keseruan Mojang Cianjur dalam petualangan gokil mereka? Jangan lupa baca dan kasih vote!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuli Yanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 : Mimpi yang Lebih Besar
Setelah berhasil mempertahankan Mojang Cianjur Center, lima kembar itu, tidak berhenti di situ. Mereka sadar kalau perubahan tidak cukup cuma di satu tempat. Mereka ingin melakukan sesuatu yang lebih besar.
Mereka duduk di teras rumah lama mereka, menikmati teh manis sambil berdiskusi.
"Jadi, langkah selanjutnya apa?" tanya Aresha.
"Gue kepikiran satu hal," ujar Ayesha sambil menggulir HP-nya. "Kenapa kita nggak bikin cabang di tempat lain?"
Aurora mengernyit. "Lo serius?"
"Iya. Bukan cuma di Cianjur, tapi di kota-kota lain juga. Banyak anak muda yang butuh bantuan kayak gini."
Arumi mengangguk setuju. "Kalau kita bisa, kenapa nggak?"
Abila berpikir sejenak. "Tapi kita nggak bisa langsung ekspansi gitu aja. Kita butuh rencana, butuh tim yang lebih solid, dan yang paling penting, butuh dana besar."
Mereka saling pandang.
Mereka sudah melewati banyak tantangan, tapi yang satu ini lebih besar dari apa pun yang pernah mereka hadapi.
Mereka memulai dengan mencari dukungan lebih luas.
Ayesha menggunakan kekuatan sosial medianya untuk mengajak lebih banyak orang peduli.
Abila mulai bekerja sama dengan organisasi hukum untuk mencari celah agar program ini bisa didukung pemerintah.
Aresha menggalang donasi dengan mengadakan seminar kesehatan mental gratis.
Aurora melobi tokoh-tokoh penting di kepolisian dan militer agar program ini bisa berjalan dengan aman.
Arumi memanfaatkan jaringannya di dunia pendidikan untuk mencari relawan guru dan mentor.
Setiap langkah mereka penuh tantangan.
Ada orang yang mendukung, tapi tidak sedikit juga yang meremehkan mereka.
"Kalian pikir kalian siapa? Cuma lima perempuan, mau bikin perubahan segede ini? Mimpi aja dulu!"
Komentar seperti itu sering mereka dengar.
Tapi mereka tidak peduli.
Mereka terus maju.
Tapi semakin besar langkah mereka, semakin besar juga rintangannya.
Suatu hari, salah satu investor yang menjanjikan dana besar tiba-tiba menarik diri.
"Kami rasa proyek ini terlalu berisiko. Maaf, kami tidak bisa melanjutkannya."
Itu pukulan besar untuk mereka.
Mereka nyaris kehilangan semangat.
Aresha sampai melemparkan dokumen ke lantai. "Gue capek. Tiap kali kita maju, selalu ada aja yang ngejatuhin."
Aurora menghela napas. "Mungkin mereka benar. Kita cuma berlima. Kita terlalu berambisi."
Seketika ruangan jadi sunyi.
Tapi, Abila bangkit dari kursinya.
Dia menatap saudara-saudaranya dengan mata penuh tekad.
"Kita pernah jatuh lebih parah dari ini. Kita pernah hampir nyerah. Tapi kita selalu bangkit."
Arumi mengangguk. "Bener. Lo semua inget nggak waktu kita dihukum di pesantren? Kita juga hampir nyerah waktu itu, tapi kita jalanin. Dan sekarang kita di sini."
Ayesha tersenyum kecil. "Berarti kita harus cari jalan lain?!"
Aresha menghela napas panjang lalu berdiri. "Baiklah. Kita tidak akan menyerah."
Mereka kembali ke meja kerja mereka masing masing.
Mereka mencari sponsor lain, menyusun ulang proposal, dan menggandeng lebih banyak pihak.
Mereka memperjuangkan mimpi mereka.
---
Setelah berbulan-bulan berjuang, akhirnya mereka mendapatkan sponsor baru.
Mereka berhasil membuka cabang Mojang Cianjur Center di beberapa kota lain.
Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya…
Nama Mojang Cianjur mulai dikenal sebagai gerakan sosial besar yang membantu anak-anak muda menemukan jalan mereka.
Dan hari itu, mereka berdiri di depan gedung Mojang Cianjur Center cabang Jakarta, dengan spanduk besar bertuliskan.
*_"Untuk masa depan yang lebih baik, mari kita berjuang bersama."_*
Mereka menatap satu sama lain.
Dari anak-anak bandel yang dulu cuma tau bikin onar, mereka sekarang berdiri sebagai perempuan kuat yang membawa perubahan.
Tapi mereka tau…
Perjalanan mereka belum selesai.
Masih ada banyak yang bisa mereka lakukan.
Dan mereka tidak akan berhenti sampai disini saja.