Ayunda Ayuningtyas adalah seorang single parent untuk anak laki-lakinya yang bernama Alif Permana. Dia bukan seorang janda tapi bukan pula seorang gadis.
Kebencian membuat seseorang tega menculik dan membiusnya juga membiarkan Ayu kehilangan kehormatan oleh orang yang tidak dikenalnya.
Arkana Adhitama adalah seorang pria yang telah mengambil kehormatan Ayu. Anak pertama seorang pengusaha sukses. Namun, ia pun korban dari orang yang sama.
Setelah lima tahun berlalu, mereka kembali dipertemukan. Arka yang ingin bertanggung jawab harus berjuang lebih keras karena Ayu yang mengalami trauma, tak pernah mau dekat dengan laki-laki yang tidak dikenalnya.
Happy reading!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CUA 16 Trauma
Cinta Untuk Ayunda (16)
" Ya sudah, Kakak pulang dulu, ya!",
Alif langsung mengambil tangan Pak Hendra untuk menciumnya. Ia ingat apa yang selalu diajarkan oleh bundanya untuk mencium tangan orang yang lebih tua darinya.
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
Arkana mengajak Ayu ke kamarnya. Ayu memperhatikan kamar Arkana yang sangat luas dan begitu rapi.
" Kita akan membersihkan diri secara bergiliran. Mau aku dulu atau kamu?," Arkana memberi pilihan.
" Bagaiman kalau aku dulu, Sayang?," tanya Ayu.
Arkana terdiam sesaat. Hatinya terasa berbunga-bunga.
"Sayang?," tanya Ayu sambil mengibas-ngibaskan tangannya di depan muka Arkana.
"Oh ya, apa?"
" Boleh aku mandi duluan?," Ayu mengulang pertanyaannya.
" Iya, tentu saja. Kamar mandinya di sana", Arkana menunjukkan pintu kamar mandi.
Ayu berjalan ke kamar mandi dan mulai melakukan rutinitas bersih-bersihnya.
Sementara Arkana duduk di sofa sambil membuka ponselnya.
Lima belas menit berlalu, Ayu sudah selesai dan memakai jubah mandinya yang sudah tersedia di kamar mandi.
Mata Arkana tidak berkedip melihat Ayu tanpa menggunakan kerudung. Rambut panjangnya, kulit mulusnya, membuat Arkana terpana.
Hingga, Arkana tiba-tiba mengingat sekelebat bayangan di masa lalu.
" Cantik", batin Arkana.
Memang, selama ia bertemu dengan Ayu kembali, ia tidak pernah melihat Ayu tanpa hijabnya. Karena semenjak tinggal dengan Bu Maryam Ayu mencoba untuk Istiqomah memakai pakaian yang menutup auratnya.
Kemudian, ia menggeleng-gelengkan kepalanya agar tersadar dari lamunannya.
" Sayang, kamu sudah selesai?. Biar aku tunjukkan dimana pakaianmu", ajak Arkana.
Arkana langsung mengantarkan Ayu ke walk in closet dan menunjukkan di mana pakaian Ayu berada.
Alu berjalan dengan sedikit malu-malu, karena ini pertama kali ia membuka kerudungnya di hadapan seorang pria setelah ia mantap untuk berhijab.
Namun, karena ia ingat Arkana adalah suaminya, maka Ayu memberanikan diri.
" Dari sini sampai ke lemari yang di ujung itu, semua keperluan milikmu. Sementara lemari yang di sana sampai ke ujung itu, berisi keperluan milikku," jelas Arkana.
Ayu mengangguk.
" Ya sudah, kalau begitu sekarang aku yang mau membersihkan diri,"
Arkana meninggalkan Ayu dan menuju ke kamar mandi.
Saat Arkana selesai ternyata Ayu sudah tertidur di tempat tidur. Sepertinya ia sangat kelelahan.
Arkana berjalan ke walk in closet untuk mengganti pakaiannya. Namun, ternyata ia melihat pakaian yang sudah disiapkan oleh Ayu. Sehingga, akhirnya ia pun memakai pakaian yang telah disiapkan oleh istrinya.
Arkana ikut merebahkan diri di samping istrinya.
Beberapa saat ia memandangi Ayu. Mengagumi keindahan Tuhan yang ada di hadapannya.
Hingga akhirnya ia pun ikut terlelap padahal, Arkana tidak pernah tidur siang.
Ayu kembali gelisah dalam tidurnya, keringat bercucuran. Setelah lama mengalami kegelisahan akhirnya ia terbangun.
Ayu sungguh kaget karena melihat seorang pria yang sedang memeluknya erat. Hingga otomatis dia memundurkan tubuhnya menjauhi pria tersebut.
Arkana terbangun, saat merasakan pergerakan Ayu yang tiba-tiba.
Dia melihat Ayu yang berwajah pucat dengan keringat yang bercucuran.
" Kamu kenapa, Sayang?", tanya Arkana.
Ayu tidak menjawab ia masih mengatur nafasnya yang tersengal-sengal.
" Kamu tidak apa-apa?", tanya Arkana lagi.
Ayu akhirnya menjawab namun hanya dengan gelengan kepala.
Arkana mencoba menggenggam tangan Ayu. Ternyata, tangannya sangat dingin. Ia pun segera mengambil air yang ada di atas nafas dan memberikannya kepada Ayu.
Ayu meminumnya sampai tandas.
" Sayang, apa kamu mau menceritakannya? Sebenarnya kamu kenapa?," tanya Arkana pelan.
" Aku bermimpi buruk lagi," jawab Ayu.
Arkana langsung paham. Seseorang yang ia suruh untuk mencari tahu tentang Ayu, memberitahukan bahwa Ayu selalu bermimpi buruk semenjak kejadian itu.
" Maaf. Semua salahku," ucap Arkana sendu.
Ayu hanya diam.
" Ayo kita tidur lagi!?", ajak Arkana.
" Aku sepertinya mau melihat Alif saja," Jawab Ayu karena rasa kantuknya hilang seketika. Ada perasaan khawatir jika ia kembali tidur.
Entahlah, apa karena Ia memang belum terbiasa untuk tidur dengan seorang pria atau ia trauma karena saat Arkana mengambil kesuciannya ia sedang dalam keadaan tidak sadar.
Keduanya mencuci muka terlebih dahulu sebelum menemui Alif yang masih bermain dengan Zaki.
Keluarga Tika memang belum pulang. Karena keluarga Arkana memintanya menginap.
" Alif senang tinggal di sini?," tanya Arkana saat Alif berlari menghampirinya.
" Iya, Deddy. Rumah Deddy luas sekali. Ada tempat bermainnya, Alif suka", seru Alif.
Alif dan Zaki memang sedang bermain di sebuah ruangan yang sudah Arkana sulap menjadi tempat bermain Alif.
Ada tempat untuk mandi bola, trampolin dan berbagai macam permainan yang biasanya ada di tempat bermain yang ada di mall.
Ayu senang melihat kebahagiaan yang ditampilkan oleh anaknya. Sejenak ia melupakan rasa takutnya. ok ok
Ayu pun duduk di kursi memperhatikan Alif yang mengajak Arkana untuk bermain.
Air matanya tiba-tiba menetes. Ia sungguh terharu karena Arkana mau menerima Alif sekalipun ia terlahir bukan karena cinta kedua orang tuanya. Bahkan bila ditanya apakah saat ini Ayu sudah mencintai suaminya? maka jawabannya adalah belum.
Ayu hanya mencoba mengikuti alur yang ada. Ia hanya berusaha sebaik mungkin menjalankan perannya sebagai seorang istri dan seorang ibu. Demi kebahagiaan putranya apalagi Arkana mau bertanggung jawab dan tidak nampak keterpaksaan dalam dirinya.
" Kamu bahagia sekarang?," tanya Tika.
Ayu mengangguk. " Aku sangat bahagia melihat Alif bisa tersenyum lepas dan bisa merasakan kasih sayang seorang ayah".
"Berbahagialah. Cukup 5 tahun, kalian hidup menderita. Sekarang saatnya kalian untuk berbahagia."
" Arkana bilang, kalian akan bulan madu keluar kota. Apakah itu benar?"
" Iya. Arkana juga mengatakan begitu. Menurut Mbak, bagaimana?", Ayu melihat ke arah Tika.
" Apanya yang bagaimana? Tentu saja itu bagus. Kalian kan bisa lebih dekat jika memiliki quality time hanya berdua", jelas Tika
" Lalu bagaimana dengan Alif?", tanya Ayu melihat ke arah Alif. Padahal rasa berat itu bukan semata-mata karena meninggalkan Alif saja.
Ayu belum pernah meninggalkan Alif walaupun hanya sebentar. Apalagi, sekarang ia harus meninggalkan Alif ke luar kota selama berhari-hari.
" Kamu tenang saja, itu urusan Mbak".
" Bunda, Alif haus ", ucap Alif yang berlari ke arahnya.
Tika mengambilkan air dan memberikan itu kepada Ayu.
Ayu meminumkannya kepada Alif.
" Alif ngantuk?, tanya Arkana sambil mendudukkan tubuhnya di atas kursi tepat di samping Ayu.
Alif menggeleng ia masih tertarik dengan permainan yang ada di sana.
" Alif sayang, kamu harus tidur siang," ucap Ayu.
" Tapi, Bunda.. ",rengek Alif.
Ia masih betah berada di sana.
" Setelah Alif tidur siang, Alif boleh bermain lagi di sini. Ini memang dibuatkan untuk kamu, sayang", bujuk Arkana.
Tapi, Alif masih berat untuk meninggalkan ruangan itu.
" Alif mau nggak lihat kamar Alif? Alif belum lihat kamarnya 'kan? Ada gambar Cars nya", Arkana mencoba untuk membujuk Alif lagi.
" Benarkah?," tanya Ali penasaran dan dijawab anggukan oleh Arkana. " Alif boleh ajak kak Zaki kan, Daddy?," pinta Alif penuh harap.
TBC
...----------------...
...Jangan lupa tinggalkan jejak like komentar dan subscribe...
...Terima kasih atas dukungannya...
...🥰🥰🥰...
sembunyiin Ayu n Alif dari Arkana..