Ditinggalkan oleh sang ayah sejak kecil,membuat hidup seorang Galencia Pramudya penuh dengan luka.Hidup serba kekurangan namun tak pernah ia mengeluh.
Hinaan dan bullyan di sekolahnya seolah menjadi makanannya setiap hari,keadaan memaksanya untuk tumbuh menjadi gadis yang kuat.
Dari sekian banyak mimpinya,namun hanya satu yang paling ingin ia raih yaitu sebuah Kebahagiaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R²_Chair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IAB 21
Cia duduk di atas ranjangnya,ia menatap kosong jendela di depannya.Bunda menatapnya sedih,sejak bangun tidur Cia nampak jadi sering melamun membuatnya mereka khawatir.
"Makan dulu nak " Bunda mendekatkan sendok berisi bubur kedepan mulut Cia,namun Cia hanya menggeleng."Makanlah sedikit saja,biar Cia cepat pulih dan bisa segera pulang "
"Cia mau sama abang " Terlihat wajahnya penuh harap membuat bunda tidak tega.
"Bang Dirga?"
Cia menggeleng lemah,abang sulungnya baru saja berangkat kerja.Sebenarnya Dirga enggan bekerja karena khawatir pada Cia,namun sang asisten memberinya kabar jika ada meeting dadakan dengan koleganya akhirnya Dirga terpaksa pergi.
Bunda tersenyum,ia mengerti kemudian menghubungi seseorang.Beruntung orang tersebut memang sudah dalam perjalan menuju rumahsakit.
Lima belas menit kemudian pintu terbuka,laki-laki tinggi dengan rambut acak-acakannya masuk dengan senyum manisnya "Siapa yang mau di suapi sama abang bun?" Arga mencium tangan sang bunda kemudian memeluk Cia erat "Abang kangen banget sama kamu dek,padahal kemarin malem kita VC an "
Cia menyandarkan kepalanya pada dada bidang sang kaka " Maaf Cia ganggu abang belajar "
Arga menggeleng padahal Cia tidak bisa melihatnya "Gak ko dek,hari ini abang hanya menyerahkan tugas saja.Makan dulu yuk,abang suapi "
Cia mengangguk,ia mulai menelan sedikit demi sedikit bubur yang masuk kedalam mulutnya.Walaupun masih terasa serba pahit namun Cia terpaksa menelannya,ia sudah bosen berada di rumah sakit namun dokter masih saja belum mengizinkannya pulang. "Udah bang " Tangannya kembali mendorong sendok yang hendak mendekat pada mulutnya.
"Baru dikit dek,tambah dikit lagi aja "
"Mual bang,takut keluar lagi kalo di paksa "
Arga mengangguk mengeri,ia menyimpan mangkuknya dan membantu Cia minum "Ganti aja jangan bubur boleh gak bun?"
"Sepertinya boleh nak,memangnya mau di ganti apa?"
Arga langsung menoleh pada Cia "Mau makan apa dek?".Cia terdiam,sebenarnya ada makanan yang begitu sangat ingin ia makan namun ia takut."Bilang aja adek mau apa?" Arga bisa melihat ada keraguan pada wajah Cia.
"Cia mau bakso bun " Makanan yang jarang ia makan,ia sering melihat teman-temannya jika istirahat selalu makan bakso saat di kantin.Makanan sederhana bagi orang lain namun bagi dirinya begitu mahal.Cia harus bisa menghemat uangnya karena ia harus pulang dengan angkot dan juga jika sewaktu-waktu ada tugas yang mengharuskannya menyewa komputer,ia tidak harus memintanya lagi pada sang bunda.
"Ya ampun dek,kamu kan lagi sakit mana boleh makan itu " Arga menggeleng,permintaan adiknya sungguh aneh.
"Tapi Cia mau makan itu abang,bun boleh kan?"
"Gak boleh nak,kamu kan belum pulih " Sama halnya seperti Arga,bunda pun tidak setuju.
"Tapi adek cuma mau itu " Cia menunduk,matanya berkaca-kaca membuat Arga tidak tega,namun iapun takut jika nanti terjadi apa-apa dengan sang adik.
"Ya udah deh,tapi bilang dulu sama bang Dirga.Abang gak mau ya nanti kalau terjadi apa-apa sama kamu terus bang Dirga dan papa nyalahin abang." Cia berbinar,ia mengangguk begitu semangat.
Layar pada HP Arga memperlihatkan wajah seseorang yang nampak begitu tampan,apalagi sebuah kacamata tersemat di wajahnya membuat auranya semakin terlihat dewasa."Kenapa Ga ?"
"Nih adek mau makan sesuatu,udah di larang tapi tetep aja minta itu "
Dirga tersenyum saat layar hp berganti wajah,wajah cantik yang masih terlihat sayu begitu manis dan membuat jantung Dirga berdebar."Adek mau apa?"
Cia gugup,ia meremas selimutnya.Ia takut dan juga gugup melihat wajah tampan Dirga yang menatapnya dengan hangat.
"Dek !"
"Mm..Cia mau_cia mau bakso " Dirga mengerutkan keningnya,ia tidak salah dengar kan? Walaupun suara Cia kecil namun ia masih bisa mendengarnya.
"Mau apa dek ?" Dirga kembali memastikan
"Mau bakso" Dirga terdiam,wajahnya berudah datar ia menatap dingin sang adik.Cia bisa melihat perubahan raut wajah Dirga dan itu tandanya Dirga tidak setuju.Namun entah kenapa ia sangat ingin memakannya.
"Abang bokeh kan Cia makan bakso "
"NO !"
"Abang!" Cia masih mencoba membujuk sang kaka agar mengizinkannya namun Dirga masih tetap diam. "Abang,Cia mau makan bakso "
"No dek! Yang lain aja " Dirga dengan tegasnya menolak.
"Padahal Cia hanya ingin itu,Cia suka liat teman-teman kalau di kantin makannya itu.Cia hanya ingin makan kaya mereka,tapi Cia takut uangnya gak cukup untuk ongkos pulang.Makanya gak pernah makan kaya mereka " Cia menangis,keinginannya memanglah sederhana membuat semuanya diam terpaku.Dirga,sudut hati nya terasa perih mendengarnya.Sebegitu menderitanya sang adik pada waktu itu.
Dirga menghela nafasnya,ia tidak tega melihat sang adik menangis hanya hal yang sepele. "Ok,abang belikan sekarang sekalian pulang " Finally ia tidak bisa menolak juga permintaan sang adik.
Cia berbinar,hal sederhana namun begitu membuatnya bahagia."Iya bang,abang jangan lama ya.Cepet pulang "
Dirga semakin berdebar mendengar ucap manja Cia.Dengam semangat ia membereskan meja kerjanya dan bersiap pulang.Ia sungguh tidak sabar ingin bertemu dengan Cia.
...^^^🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁^^^...
jangan lama up nya kk /Drool/