Setelah malam naas penjebakan yang dilakukan oleh Adik tirinya, Kinanti dinyatakan hamil. Namun dirinya tak mengetahui siapa ayah dari bayi yang dikandungnya.
Kinanti di usir dari rumah, karena dianggap sebagai aib untuk keluarganya. Susah payah dia berusaha untuk mempertahankan anak tersebut. Hingga akhirnya anak itu lahir, tanpa seorang ayah.
Kinanti melahirkan anak kembar, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Kehadiran anak tersebut mampu mengubah hidupnya. Kedua anaknya tumbuh menjadi anak yang genius, melebihi kecerdasan anak usianya.
Mampukah takdir mempertemukan dirinya dengan laki-laki yang menghamilinya? Akankah kedua anak geniusnya mampu menyatukan kedua orang tuanya? Ikuti kisahnya dalam karya "Anak Genius : Benih Yang Kau Tinggalkan."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SyaSyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tak lagi sendiri
"Kamu tenang saja, aku yang akan mengurus semuanya. Aku akan menyuruh orang untuk menjebloskan mereka ke penjara. Aku akan membantu kamu untuk merebut milik kamu kembali," ujar Gio.
"Tak perlu, Kak Agung sudah membantu aku. Aku tak ingin melibatkan kamu dalam hal ini. Lagi pula, hanya tinggal rumah dan mungkin tabungan ayah juga sudah habis. Aku tak ingin merepotkan kamu," sahut Kinanti.
"Kamu ini aneh ya? Bukannya minta bantuan suami, malah sengaja mau dekat-dekat cowok lain. Kalau aku yang urus, kamu cukup duduk manis. Aku akan menyuruh orang untuk mengurusnya. Kamu tak perlu capek-capek," cerocos Gio.
Obrolan mereka terhenti, karena mendengar bunyi bel apartemen mereka.
"Itu pasti Erland, aku temui Erland dulu ya. Kamu tunggu saja dulu di kamar, jangan keluar," ucap Gio dengan posesif.
Gio langsung bergegas keluar dari kamar, untuk segera membuka pintu. Ternyata benar, Erland dan Susi yang datang. Gio berniat mengajak asistennya untuk mengobrol masalah kasus istrinya.
"Er, ada yang ingin saya bicarakan sama kamu. Tetapi, saya ingin antar koper milik istri saya dulu ke kamar," ujar Gio dan Erland mengiyakan.
Gio langsung membawa koper milik istrinya ke kamar.
"Sayang, aku ngobrol sama Erland dulu ya," ujar Gio dan Kinanti menganggukkan kepalanya.
Kini Gio sudah berada di ruang tamu bersama Erland. Gio mulai menceritakan kasus yang terjadi dengan istrinya. Gio menyuruh Erland untuk mencari orang yang bisa menjebloskan ibu tiri dan adik tiri Kinanti.
Kinanti memilih untuk langsung mandi dan berganti pakaian. Setelah itu dia membaringkan tubuhnya di ranjang. Niat hati hanya ingin merebahkan tubuhnya sambil menunggu suaminya selesai mengobrol, Kinanti justru tertidur pulas.
"Ya sudah, ini sudah larut malam. Kau butuh waktu untuk beristirahat. Lebih baik kau pulang saja sekarang. Jangan lupa, besok kau cari orang yang bisa menyelesaikan kasus istri saya! Satu lagi, besok Jam 7 pagi kau harus sudah sampai disini jemput saya," ujar Gio dan Erland mengiyakan.
Erland telah pulang, dan Susi pun sudah masuk ke kamarnya. Gio berjalan memasuki kamar. Senyuman terbit di sudut bibirnya, tak kala melihat kedua buah hati dan istrinya sedang tertidur pulas. Gio berjalan mendekati ranjang, dan langsung menyelimuti tubuh ketiga orang yang dia cintai dengan selimut.
"Terima kasih ya Tuhan, karena engkau telah mengembalikan mereka ke dalam pelukan aku. Ku mohon, jangan pernah pisahkan kami lagi. Aku menyayangi mereka," ucap Gio dalam hati. Gio mengecup kening Kinanti, Satria, dan juga Bunga secara bergantian.
Gio pun akhirnya ikut tertidur pulas di sofa. Jam menunjukkan pukul 02.00 pagi WIB, Kinanti terbangun karena ingin buang air kecil. Dia terlihat tersenyum, kala melihat tubuhnya dan kedua buah hatinya tertutup dengan selimut.
"Bahkan kamu rela tidur di sofa dan tak menggunakan selimut. Semua kamu lakukan demi kami," ucap Kinanti dalam hati.
Gio terlihat meringkuk kedinginan. Membuat Kinanti merasa kasihan. Hingga akhirnya Kinanti mencari sarung di dalam kopernya, untuk dia pakaikan ke tubuh suaminya. Setelah itu, dia memutuskan untuk tidur kembali.
Suara adzan di ponsel Kinanti berbunyi, tanda dia harus bangun dari tidurnya untuk menjalankan ibadah sholat subuh. Kinanti mencoba membangunkan suaminya untuk sholat. Kinanti ingin sholat subuh berjamaah.
"Mas, bangun sholat yuk," ucap Kinanti mencoba membangunkan suaminya untuk sholat.
"Em, jam berapa sekarang?" tanya Gio dengan suara khas bangun tidur.
"Sudah jam 04.30 WIB, ayo bangun nanti kesiangan," sahut Kinanti.
Gio akhirnya bangun. Dia senang, karena sekarang sudah ada yang membangunkan dirinya, dan mengingatkan untuk sholat. Dia merasa tak sendiri lagi. Kehidupannya menjadi lebih berwarna. Apartemennya menjadi ramai, tak seperti dulu yang selalu merasa kesepian.
Setelah selesai sholat, Kinanti langsung menyiapkan pakaian suaminya untuk berangkat kerja. Setelah itu, dia memutuskan untuk membuat sarapan. Momen ini, adalah momen yang Gio tunggu sejak dulu. Akhirnya Allah mengabulkan mereka bisa berkumpul menjadi sebuah keluarga.
"Em, harum. Masak apa, Yang?" tanya Gio. Gio sudah melingkarkan tangannya dari belakang dan meletakkan dagunya di pundak istrinya. Membuat Kinanti merasa risih, terlebih ada Susi yang sedang membantu dia memasak makanan untuk sarapan.
"Jangan seperti ini! Nanti masakan aku gosong," protes Kinanti.
"Lebih baik kamu menunggu di meja makan saja! Sebentar lagi, masaknya selesai!" titah Kinanti, dan akhirnya Gio menurutinya.