LILIANA CALISTA BRIAR EDWARDES,atau biasa di panggil lili.Anak yang tidak mendapatkan perhatian dari daddynya semenjak dia lahir. Daddynya juga telah menikah dengan seorang wanita karena kesalah pahaman.
Hingga tumbuh besar lili dia asuh oleh mbak sinta,lili juga sering berusaha mendapatkan perhatian dari daddynya tapi sayangnya sang daddy mengabaikannya malah memanjakan adik tirinya membuat lili membenci daddnya.
Suata saat lili mencari tentang mommynya dan mencari tau kenapa ayahnya sangat benci dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Jmn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sadar?
"Dokter..dokter.."
Suara gemuruh sinta memanggul dokter,dokter yang mendengar suara sinta langsung menghampirinya.
"Ada apa mbak?"tanya dokter.
"Tangan anak saya bergerak dokter."jawab sinta dengan suara bergetar.
"Saya akan periksanya,mohon anda tunggu di luar."ucap dokter,tanpa menunggu jawaban dari sinta dokter masuk ke ruangan lili.
Sinta hanya mengangguk lemah,membiarkan dokter bekerja.Dia hanya harap lili cepat sadar.Di dalam ruangan lili sedang terbaring koma,penyiksaan yang zavier lakukan membuat lili mengalami koma selama empat hari,bahkan ramuan dari nenek buyut rika tidak bermanfaat lagi ke dalam tubuhnya.
Sementara zavier,tidak merasa kasihan dengan lili.mereka hanya acuh,malahan mereka bertiga sedang menikmati liburan tanpa merasa bersalah.
Di lorong rumah sakit,sinta masih setia berdiri di depan pintu,menunggu dokter bekerja di dalam sana.Mulutnya terus melafalkan doa,kepada tuhan yang maha kuasa agar lili secepatnya sadar.
"Ya tuhan semoga lili segara sadar."harap sinta.
"Kalian memang biadab,jika lili kenapa-napa aku akan laporkan perbuatan kelian kepada tuan dan nyonya besar.Aku gak peduli lagi ancaman kalian."ucap sinta yang tidak tahan lagi dengan mereka bertiga yang tidak mempunya hati,tangannya mengepal erat sampai telapak tangannya memutih.
Beberapa saat pintu terbuka,sinta langsung sigap menghampirinya."Dokter bagaiamana dengan keadaan anak saya?dia gak apa-apa kan?"cecar sinta.
Dokter tersenyum kepada sinta,lalu berkata."Anak ibu sudah siuman,dia anak kuat bisa bertahan sampai saat ini."ucapnya.
Sinta tak kuasa manahan air matanya,lili telah sadar membuat dia sujud syukur."Dokter apa boleh saya melihat anak saya?"tanya sinta.
Dokter mengangguk."Boleh,kalau begitu saya permisi.kalau ada apa-apa cepat kabari kami."ucapnya sebelum pergi.
Sinta mengangguk cepat,para tim dokter melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan lili.Sinta langsung memasuki ruangan perawatan lili,ruangan itu sangat sunyi.Lili terbaring di atas tempat tidur ranjang rumah sakit.wajahnya pucat,kepalanya di perban dan selang infus menempel di tangannya.
Melihat sinta memasuki ruangan lili,lili tersenyum tipis melihat orang yang sangat peduli dengannya.
"Bu..."ucap lili pelan berusaha tersenyum kepada sinta.
Sinta mempercepat langkahnya,lalu memeluk lili dengan lembut,tangisnya kembali pecah.Lili mengusap lembut punggung sinta,membiarkan sinta menumpahkan tangisnya. Hingga beberapa saat sinta melonggarkan pelukannya,terlihat matanya berkaca-kaca.
Lili menghapusnya dengan pelan,"Ibu jangan menangis lagi,aku gak apa-apa kok bu."ucapnya dengan senyuman yang begitu tulus.
"Kamu selalu saja bilang gitu nak,tetapi mereka selalu menyiksamu."ucap sinta dengan suara serak.
Lili tersenyum miris,lalu berkata."Tuhan sudah memberikan aku bahu yang sangat kuat bu.Aku di pilih,karena aku kuat hehehe."ucapnya dengan tawa kecil di belakangnya.
"Kamu bisa saja nak,sekarang bagaiamana keadaan kamu?"tanya sinta.
"Sudah mendingan bu,hanya saja punggung aku masih nyeri sedikit kok."jawab lili.
"Ibu gak nyangka,daddy kamu setega ini.Biasanya dia hanya biasa membentak kamu dan ini hanya masalah sepele saja dia bisa sekejam ini dengan kamu."ucap lirih sinta yang tidak menyangka dengan zavier.
"Ibu jangan bahas dia depan aku,aku muak dengarnya."ucap lili tiba-tiba dengan tatapan tajam kedepan.
Sinta tersentak dengarnya,baru kali ini lili tidak ingin mendengar tentang zavier biasanya walaupun dia dapat bentakan dari zavier,lili masih antusias mendengarnya.
"Baiklah,nak.sekarang kamu makan yah,kamu koma sudah empat hari pasti kamu lapar."ucap sinta mengambil bubur yang ada di nakas yang telah di siapkan dan tak ingin membahas zavier di depan lili,dia paham apa yang lili rasakan saat ini.
"Apa! Empat hari,aku koma."ucap lili terkejut mendengarnya.
Sinta mengangguk,lalu berkata."Iya nak,kamu empat hari koma.Saat ibu membantu kamu seperti biasa memberikan kamu ramuan tubuh kamu tidak beraksi apa-apa dan ibu langsung bawa kamu ke sini."jelasnya.
Lili terdiam,dia tidak menyangka dia tidak sadarkan diri selama empat hari.Dia berpikir hanya beberapa jam yang lalu.
"Gak usah pikirkan lagi sekarang kamu makan yah nak."ucap sinta menyuapi bubur ke dalam mulut lili,hingga beberapa saat bubur lili telah habis.
"Bu aku mimpi ketemu mommy."ucap lili membuat sinta yang sedang membersihkan tubuh lili menggunakan tissu basah menatapnya.
"Kamu serius nak?"tanya sinta.
Lili mengangguk,lalu berkata."Iya bu,aku ingat wajah dia sangat mirip dengan aku."jawabnya antusias bertemu dengan zoya.
Sinta tersenyum,lalu melanjutkan membersihkan lengan lili lalu berkata."Dia ngomong apa,dia rindu dengan ibu gak yah."ucapnya murung.
Lili terkekeh melihat sinta murung,lucu menurutnya lalu berkata."Gak bu,dia hanya menyampaikan aku sesuatu."ucap lili terdengar serius.
"Dia nyampaikan apa nak?"tanya sinta menatap lili.
Lili menghela nafas,kemudian berkata."Mommy bilang,aku harus jadi anak yang kuat.ada masalah yang harus aku selesaikan,itu kata mommy bu.aku gak paham bu maksud mommy apa,masalah?masalah apa."jawabnya bingung.
Sinta terdiam,dia juga berpikir seperti lili.Hingga beberapa saat sinta berkata."Mungkin mommy kamu benar nak,ada sesuatu yang harus kamu selesaikan.Tapi kamu jangan pikirkan itu,nanti waktu yang akan menjawabnya.Lebih baik kamu istirahat saja dulu nak,tubuh kamu masih perlu pemulihan."jelas sinta yang tidak ingin membuat lili berpikir terlalu jauh terlebih dahulu,sekarang dia harus benar-benar istirahat.
Lili menggelengkan kepala,"Gak bu,aku capek tau istirahat selam empat hari."ucapnya cemberut membuat sinta gemes dengan lili.
Sinta mencubit hidung mancung lili,lalu berkata."Sekarang anak ibu yang kuat ini mau apa?"tanya sinta.
Lili berpikir,lalu menjawab."Aku mau cari udara segar bu.Boleh gak?"pintanya yang sangat bosan di ruangan.
"Ibu tanya dokter dulu yah,tunggu sebentar."ucap sinta di angguki lili.
Kemudian sinta keluar dari ruangan menuju ruangan dokter,meminta persetujuan darinya.Hingga beberapa menit kemudian,sinta masuk ke dalam ruangan rawat lili membawa kursi roda.
"Kata dokter boleh nak,asal kamu pakai kursi roda dulu.Gak apa-apakan."ujar sinta.
Lili mengangguk."Iya bu gak masalah,yang penting aku bisa hirup udara segar aja."ucapnya tak masalah selagi dia keluar dari mansion dirinya harus menghabiskan waktu terlebih dahulu.
Sinta membantu lili bangun dari tempat tidur dengan sangat hati-hati agar lili bisa duduk dengan baik di kursi roda.
"Bagaiamana nak,sudah nyaman belum?"tanya sinta ingin memastikan.
"Iya bu nyaman kok."jawab lili.
Sinta mulai mendorong lili keluar dari ruangan,menuju taman yang ada di sekira rumah sakit.Untung saja lili berada di ruangan rawat lantai dasar bisa mempermudahkannya.
Di negara yang terkenal akan keindahannya serta di juluki negara paling bersih di dunia dan indah di dunia. Seorang ayah yang sedari tadi memainkan ponselnya membuat sang istri kesal.
"Mas kenapa main handphone mulu sih,kita tuh di sini liburan bukan kerja."kesal clara kepada sang suami yang sedari tadi bermain ponsel.
"Maaf sayang,ada kerjaan mendadak.tapi sudah selesai kok."ucap zavier berbohong kepada sang istri,sedari tadi dia hanya melihat layar ponsel saja.
"Iya aku maafkan,tapi janji jangan bahas kerjaan yah.Kita itu liburan mas."ucap clara.
Zavier mengangguk,lalu berkata."Iya-iya sayang."ucapnya.
"Daddy..mama buruan sini.kita foto yuk."panggil cindy yang teriak kepada orang tuanya.
"Tuh mas,cindy udah manggil tuh."ucap clara.
"Iya-iya,ayo kita ke sana."ucap zavier merangkul sang istri menuju cindy. Sedari tadi zavier terus memikirkan lili,dia tidak mengerti dengan perasaanya yang khawatir kepada lili,apa lagi dia mengetahui lili belum sadar dari koma akibat perbuatannya."*Perasaan apa ini."ucapnya dalam hati*.