Danu Alfaendra, pria matang yang sudah berusia 30 tahun itu tidak terima jika adik tirinya harus menikah terlebih dahulu, sehingga selama dua tahun lamanya dia mengencani banyak wanita, dimulai ada yang berprofesi menjadi dokter, model, pengacara, dan berbagai macam profesi lainnya. Namun, tak ada yang membuatnya jatuh cinta.
Para wanita selalu memanggilnya playboy cap nanggung, karena Danu tidak berani meniduri para wanitanya, mungkin karena Danu ingin memberikan keperjakaannya untuk wanita yang dia cintai suatu saat nanti.
Danu adalah seorang pria pekerja keras, dia memiliki keahlian sebagai hacker dan bergabung dengan seorang detektif di The Darkness, selain itu dia juga pemilik salah satu restoran mewah di ibu kota.
Namun, malam itu tiba-tiba keperjakaannya direnggut oleh seorang wanita karena pengaruh obat perangsang. Haruskah dia meminta pertanggungjawaban dari wanita itu? Karena wanita itu adalah adik tirinya. Atau lebih baik dia mencari wanita lain sebagai belahan jiwanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
"Huaaa!" Maura menangis sesenggukan di kamar mandi, dia membasahi seluruh tubuhnya dengan guyuran air shower, dia harus membersihkan seluruh tubuhnya dari berkas percintaan dia dan Danu.
Maura menggosok tubuhnya dengan sabun begitu kasar, bagaimana bisa dia harus kehilangan keperawanannya oleh seseorang yang sudah dianggap kakak kandungnya sendiri.
Tidak, sebenarnya dialah yang mendominasi percintaan itu dari awal. Bahkan dia yang membuka seluruh pakaiannya dan Danu. Sementara Danu hanya menggeram keenakan, pria itu sudah teler.
Semalam semuanya terasa gelap, Maura seakan kerasukan setan, dia kalap tak dapat menahan hasratnya yang kian membara menyiksa dirinya.
Sehingga saat pagi tiba Maura sangat merasa terkejut begitu menyadari bahwa apa yang terjadi antara dia dan Danu benar-benar nyata.
Bagaimana bisa seorang adik tega memperkosa kakaknya sendiri? Rasanya Maura ingin melarikan diri ke negeri konoha atau bikin bottom saja, agar tidak bertemu dengan Danu lagi. Atau dia berharap The Darkness mengirim Danu ke benua yang jaraknya cukup jauh agar mereka tidak bertemu dengan waktu yang cukup lama, Maura benar-benar tidak siap untuk bertemu dengan Danu, terserah mau ke benua Afrika atau kutub selatan juga, yang penting dia tidak ingin bertemu dengan Danu lagi. Mau dia taruh muka dimana jika nanti harus bertemu dengan kakak tirinya itu.
Setelah membersihkan tubuhnya, Maura menutup tubuhnya dengan bathrobe, gadis itu berhenti menangis, dia duduk di kursi sofa yang ada di kamarnya itu. Percintaan dia dengan Danu masih terbayang dengan jelas, Maura yang lugu dan polos mendadak menjadi bi-nal, bergerak liar diatas tubuh Danu secara brutal.
"Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana kalau kak Danu marah padaku?" lirih gadis itu.
"Tapi mengapa aku tiba-tiba bi-nal begitu? Apa aku salah minum?" Padahal Maura ingat betul semalam dia sama sekali tidak mabuk, minuman yang terakhir dia minum hanyalah jus jeruk saja.
Mata Maura pun membulat, apa jangan-jangan jus jeruk itu yang telah membuat tubuhnya menjadi kepanasan?
Tapi kalau memang jus jeruk tersebut mengandung obat perangsang, siapa yang melakukannya? Sementara dia datang ke kafe hanya sendirian dan tak kenal dengan siapapun yang ada di kafe itu.
Maura rasa walaupun dia dan Ernando sering nongkrong di kafe Andalusia, tapi mereka tak pernah akrab dengan para waitress ataupun waitres disana, mereka bersikap profesional antara pengunjung dan pelayan kafe.
Drrrrtt!
Drrrrtt!
Drrrrtt!
Suara getaran ponsel membuyarkan lamunan Maura, rupanya ada pesan dari Ernando.
[Pagi sayang, bagaimana tidurnya malam ini? Nyenyak kan?]
Perasaan bersalah menghantui Maura, apakah apa yang terjadi semalam antara dia dan Danu bisa dikatakan penghianatan? Walaupun mereka melakukannya dalam keadaan tidak sadar?
Maura adalah tipe wanita yang sangat setia, dia tak pernah berpikir sedikit pun untuk berpaling dari Ernando, pria yang sangat dicintainya itu.
Maura pun membalas pesan dari Ernando.
[Pagi juga kak Ernando. Sangat nyenyak, kak.]
Tak lama kemudian ponsel Maura bergetar kembali, Ernando telah membalas pesan dari Maura.
[Syukurlah kalau nyenyak. Jangan lupa sarapan pagi, sarapan dengan makanan yang sehat. Aku sangat mencintaimu, Maura.]
Maura menjadi gelisah, ketika membaca pesan dari Ernando. Walaupun mereka jarang bertemu karena Ernando sangat sibuk dengan pekerjaannya, tapi Ernando selalu memberikan perhatian lewat sebuah pesan.
Apakah Ernando akan tetap mencintainya jika Ernando tahu Maura sudah tidak perawan lagi? Bagaimana nasib pernikahannya nanti? Padahal rencananya dua bulan lagi Maura akan menikah dengan Ernando. Walaupun dulu Ernando pernah bilang bahwa dia tak mempermasalahkan kesucian pada Maura, tapi tetap saja Maura ingin memberikan yang terbaik untuk Ernando jika sudah sah menjadi suaminya.