NovelToon NovelToon
ELLARA

ELLARA

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Teen School/College / Keluarga / Romansa
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: HaluBerkarya

Ellara, gadis 17 tahun yang ceria dan penuh impian, hidup dalam keluarga yang retak. Perselingkuhan ayahnya seperti bom yang meledakkan kehidupan mereka. Ibunya, yang selama ini menjadi pendamping setia, terkena gangguan mental karena pengkhianatan sang suami bertahun tahun dan memerlukan perawatan.

Ellara merasa kesepian, sakit, dan kehilangan arah. Dia berubah menjadi gadis nakal, mencari perhatian dengan cara-cara tidak konvensional: membolos sekolah, berdebat dengan guru, dan melakukan aksi protes juga suka keluyuran balap liar. Namun, di balik kesan bebasnya, dia menyembunyikan luka yang terus membara.

Dia kuat, dia tegar, dia tidak punya beban sama sekali. itu yang orang pikirkan tentangnya. Namun tidak ada yang tahu luka Ellara sedalam apa, karena gadis cantik itu sangat pandai menyembunyikan luka.

Akankah Ellara menemukan kekuatan untuk menghadapi kenyataan? Akankah dia menemukan jalan keluar dari kesakitan dan kehilangan?

follow ig: h_berkarya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaluBerkarya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Atas persetujuan keluarga pasien

“Apa maksudnya Dok? Bagaimana bisa Mama saya di pindahkan ke Rumah sakit lain tanpa persetujuan pihak keluarga?” Di ruangan kepala Rumah Sakit, Ellara berpekik kala mendengar kabar bahwa Mamanya telah di pindahkan ke Rumah sakit lain.

Ellara yang datang bersama Gavin dan Arkana, seperti janji tempo hari untuk datang membujuk Mamanya, kini di buat heran sendiri lantaran hal ini.

Pria berpakaian putih yang masih duduk tenang di kursinya itu hanya diam, membiarkan Ellara mengeluarkan semua umpatannya. Dokter Jesan, kepala rumah sakit yang terlihat berumur kisaran 50an ke atas, mengeluarkan sebuah dokumen dari tumpukan kertas di depannya.

“Ellara, kami tidak akan memindahkan pasien tanpa persetujuan keluarga,” Ujar Dokter Jesan. Tangannya memberikan dokumen itu pada Ellara.

“Tapi ini, sekarang saja Rumah sakit ini memindahkan pasiennya tanpa persetujuan, apa yang mau dokter katakan lagi?” belum membuka, Ellara masih menjawab dokter itu dengan nada suara kesal.

“Buka dulu dokumennya!” bisik Gavin di telinga Ellara. Gadis itu membuka dokumen tersebut,

Surat Persetujuan Pemindahan Pasien~

Dengan hormat,

Dengan ini saya, Morgan Copper, sebagai keluarga dari Delina Syila Copper, memberikan persetujuan untuk memindahkan pasien tersebut dari RSJJ ke RSJB pada 20 Februari XX

Kami telah memahami bahwa pemindahan pasien ini dilakukan untuk kepentingan perawatan lanjutan dan demi keselamatan pasien.

Kami memberikan kuasa penuh kepada RSJB untuk melakukan perawatan lanjutan dan pengobatan yang diperlukan bagi pasien tersebut.

Kami berharap bahwa perawatan lanjutan di RSJB dapat membantu memperbaiki kondisi pasien dan meningkatkan kualitas hidupnya.

Terima kasih atas perhatian dan bantuan Anda.

Saya hormat,

ttd

Morgan Copper

...----------------...

Ellara meremas dokumen itu, tangan gadis itu mengepal kuat, urat urat tangannya terlihat jelas, air mata Ellara mengalir bersamaan dengan wajah yang kian memerah.

Tanpa menunggu penjelasan lebih lanjut, Ellara langsung berlari keluar dari ruangan Dokter Jesan. Pergerakannya sangat cepat, hingga tak lama dia sudah sampai di motornya.

Kali ini, tujuan gadis itu tak lain adalah kantor Papa Morgan. Membawa amarah yang masih berkobar, Ellara tak menghiraukan teriakkan pengguna jalan yang lain, saat dia melesat begitu cepat di antara mereka.

Gavin dan Arkana, mereka berdua juga tidak tinggal diam. Arkana yang mengikuti Ellara, sementara Gavin menghubungi Om Delon dan Lucas.

Tak terasa, motor Ellara sudah sampai di depan gedung kantor Copper. Berbeda dengan beberapa hari lalu, hari ini Ellara datang dengan segala amarahnya.

Tidak lagi menemui resepsionis, dia melesat cepat menuju ruangan Papa Morgan.

Brakkkkk

Tanpa mengetuk pintu, Ellara mendobrak pintu ruangan yang memang tertutup tapi tidak terkunci.

Mereka yang berada di dalam ruangan tidak hanya Papa Morgan, ada Om Ardan dan dua orang lainnya yang tidak Ellara ketahui.

Tidak peduli tatapan tajam yang mematikan dari Papa Morgan, Ellara segera menghampiri pria itu, melempar dokumen yang tadi dia remas.

“APA MAKSUDNYA INI!!”  Teriak Ellara.

“Ellara..” Suara Papa Morgan sangat kecil, menenangkan gadis itu. Pria paruh baya tersebut tersenyum kikuk pada dua tamunya. Malu, Papa Morgan sangat malu sekarang atas perbuatan Ellara.

“Kenapa Anda memindahkan Mama semaunya, pria gila!! Bukankah kemarin sudah saya bilang, kalau Mama akan di pindahkan ke Singapura, kenapa jadi Bandung?”  Seperti orang kesetanan, Ellara tak menghiraukan mereka yang ada di sana.

Om Ardan, dia meminta kedua tamu itu untuk keluar. Meninggalkan Papa Morgan dan Ellara di dalam ruangan.

“Apa maksudmu, Ellara?” kali ini Papa Morgan berdiri, mengambil surat yang di lemparkan Ellara padanya.

“Jangan pura pura bego, yang harus bertanya sekarang itu saya, bukan Anda!” Masih tersulut emosi, bahkan saat ini berkali kali lipat kobaran apinya.

“Kenapa? Kenapa Anda selalu bertindak semuanya? Bukankah dua hari lalu Anda setuju dengan keputusan saya? Tapi kenapa mendadak Anda mengambil keputusan ini tanpa meminta pendapat saya, hah?”

Papa Morgan membulatkan mata tak percaya saat membaca surat itu.

“Apa apaan ini? Aku tidak pernah menandatangani surat ini!”  dia melemparkan surat itu ke meja.

“Hahahah”  Ellara tertawa hambar, meraih kembali surat itu.

“Sebenarnya apa yang Anda mau Tuan? Apa sebegitu bencinya Anda sama Mama, sampai selalu menentang keputusanku, jika itu untuk kebaikan Mama, hah?”

“Apa setidak-ingin itukah Anda untuk Mama kembali sembuh?”

“Atau memang Anda membenciku? Anda tidak akan membiarkanku bahagia? Apa memang yang Anda harapkan hilang bahkan meninggal itu adalah saya?”  Air mata Ellara luruh.

“Anda sudah tahu saya begitu mengharapkan Mama kembali sehat kan? Tapi kenapa? Apa jaminannya Mama pindah di Bandung? Apa?”  

“Ellara, Papa berani bersumpah, papa tidak pernah menandatangani surat itu”

“Terus ini apa? Ini tanda tangan Anda, bukan? Lihat, ini benaran tanda tangan Anda!” pekik Ellara sembari membeberkan semua berkas yang ada di atas meja kerja Papa Morgan. Surat surat penting itu kini berserakan di lantai.

“Sudahlah, semua tidak ada gunanya berbicara dengan Anda. Saya harus ke Bandung sekarang” Saat Ellara hendak keluar, pintu ruangan kembali terbuka. Muncullah Arkana dengan nafas yang masih memburu.

“Ella,” ujar pria itu. Ellara tidak menjawab, tapi dia menarik tangan Arkana untuk keluar.

Sementara Papa Morgan, matanya membola kala melihat Arkana. Entah karena apa, tapi dia begitu penasaran dengan anak itu.

Mengikuti Ellara keluar, pria paruh baya itu terlihat terburu buru.

Hingga sampai di parkiran, Papa Morgan menyaksikan langsung Arkana yang mencium tangan dari rekan bisnisnya yang datang ke ruangan dia tadi. Setelah itu, baik Arkana dan Ellara meninggalkan tempat tersebut.

“Pak Michael, itu tadi..” tanya Papa Morgan heran.

“Oh, dia putra saya pak Morgan” jawab orang tersebut yang di ketahui namanya adalah Pak Michael, papanya Arkana.

Papa Morgan mengangguk, sementara pak Michael sekalian pamit pulang.

Setelah mereka pulang, Papa Morgan juga demikian. Dia membawa mobilnya pulang ke rumah.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
siti sopinah
sukaaaaa jalan ceritanya
💫0m@~ga0eL🔱
/Coffee/+5⭐ biar emosi reda /Smirk/
💫0m@~ga0eL🔱
baru baca udah bikin Oma naik darah /Joyful//Facepalm/
💫0m@~ga0eL🔱
karya nya bagus bikin emosi naik turun semangat author 💪
Anna🌻: makasih kak🥰🥰🥰
total 1 replies
💫0m@~ga0eL🔱
tarik dia, buka paksa bajunya ellara /Determined//Chuckle/
💫0m@~ga0eL🔱
semngat, hajar pelakor itu /Determined/
💫0m@~ga0eL🔱
asyik, ada pembalap cewek 🚴🚴🚴🚴🚴
Idahyanti Baco
lanjut dong
Anna🌻: oke, siapp
total 1 replies
Idahyanti Baco
bagus banget kok kurang peminatnya ya?
Anna🌻: makasih ya kak sudah baca, nantikan up selanjutnya ya
total 1 replies
Lulu💞
Bagus🥰🥰
siti sopinah
bagus banget jalan ceritanya
Anna🌻: makasih ya kak, nantikan terus ya🥰🥰
total 1 replies
cibyyy
jangan sampai salting juga thor😀
Anna🌻: setidaknya like
total 1 replies
ChaManda
maminya Gavin Hamidun kah???/CoolGuy/
IamEsthe
Lebih baik pakai garis panjang atas, dibandingkan garis panjang bawah.

"Kenapa diam? Anda sudah menyadarinya? Ya sudah, aku ke kam—"
IamEsthe: sama2 ya. ayo saling belajar bersama
Anna🌻: Noted, makasih koreksinya kak/Heart//Pray/
total 2 replies
IamEsthe
Terlalu panjang dialog tagnya, dibuat lebih ringkas dan epic agar pembaca suka dan tidak monoton
IamEsthe
Saran aja ya. Dialog tagnya terlalu panjang dan berbelit-belit, coba dipersingkat jadi lebih epic dan bagus.
IamEsthe
"Dia pulang," gumamnya pelan.

Koreksi sedikit ya.
ChaManda
lah kamu malah sibuk deketin si melon/CoolGuy/
ChaManda
kok aku nangis yaa/Frown/
ChaManda
cemburu, El?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!