brakk
"apa yang kalian lakukan?!"teriak seorang wanita cantik yang baru saja membuka paksa kamar di sebuah rumah mewah.
Kedua mata wanita itu seketika membulat sempurna saat mendapati pemandangan yang sangat memilukan di atas tempat tidur itu.
Tubuhnya seketika merosot jatuh di atas lantai. tepat di sebelah dua insan manusia yang tengah asik dengan dunianya itu.
Dia adalah Asmirandah Sheila Kumalasari. seorang wanita cantik, yang biasa di sapa dengan panggilan "Mira" itu, tidak pernah menyangka bahwa akan mendapatkan kejutan yang luar biasa Seperti ini.
Syok? tentu saja, perasaan itu yang tergambar dari raut wajah Mira saat melihat pemandangan yang ada di hadapannya saat ini.
Padahal besok pagi, wanita cantik itu akan menikah dengan laki-laki yang masih terdiam di atas tempat tidur itu.
Akankah Mira dapat melewati semuanya, apakah rencana yang telah disusun oleh keluarganya untuk menghancurkan harapan wanita itu?
yuk simak ceritanya hanya ada di Noveltoon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhevy Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Pada akhirnya, laki-laki itu kembali ke dalam rumah mewah milik kedua orang tuanya karena tidak ingin sang Ibu mengamuk jika dirinya tidak menikmati makanan dari rumah itu.
"kemanapun kamu pergi, jangan pernah lupa untuk menyantap makanan dari rumah. karena makanan di rumah itu, sangatlah sehat. dan yang terpenting, dibuat dengan rasa cinta dari orang-orang terdekat kita."
Begitulah isi pesan dari Ajeng-ibunda dari Zidane, jika mendapati anak laki-lakinya keluar dari rumah tapi belum sempat menikmati makanan yang ada di dalam. dan hal itu, menancap kuat di hati dan juga pikiran laki-laki tampan itu.
"saya mau udang goreng tepung saja."tinta Zidane menatap ke arah sebuah piring yang berisi beberapa udang goreng beserta dengan sausnya itu.
"Baik tuan muda."para pelayan segera menganggukkan kepala menuruti permintaan dari anak majikannya itu.
Selesai menyantap makanan, laki-laki itu segera bergegas keluar dari dalam rumah mewah kedua orang tuanya dengan langkah terburu-buru. apalagi saat ini, tidak ada jawaban dari Tiara. orang yang diminta Zidane untuk mengawasi gerak-gerik dari Asmirandah.
"Mau saya antar atau pergi sendiri, tuan?"tanya sang supir saat melihat Tuan mudanya berjalan terburu-buru memasuki mobil yang telah disiapkan.
"saya jalan sendiri saja."sahut Zidane dengan cepat dan langsung masuk ke dalam mobil lalu melajukannya dengan kecepatan di atas rata-rata.
"sssstttt dia ke mana, sih? kenapa aku jadi kepikiran seperti ini?"tanya laki-laki itu mengajak-ajak dirinya sendiri karena merasa frustasi dengan apa yang ia pikirkan saat ini.
"apa aku pergi ke rumahnya saja?"tanya laki-laki itu masih bermonolog pada dirinya sendiri.
Dan pada akhirnya, laki-laki berkulit hitam manis itu memutuskan untuk menuju ke rumah Asmirandah untuk memastikan semuanya. karena jujur saja, laki-laki itu tidak tenang sebelum melihat semuanya baik-baik saja dengan mata kepalanya sendiri.
Namun sesampainya di sana, laki-laki itu dibuat sedikit kecewa. karena suasana di rumah itu, terlihat sangat sepi. tidak ada penghuninya sama sekali.
" Ck, kenapa sepi sekali? di mana penghuninya?"tanya laki-laki itu berdecak kesal. karena rumah mewah itu terlihat sangat lenggang seperti tidak berpenghuni.
"apa semua orang telah pergi? atau Jangan-jangan,..."ucapan dari Zidane seketika terhenti. saat laki-laki itu merinding sendiri membayangkan jika ada penyiksaan di dalam rumah besar itu.
Zidane seketika menggelengkan kepalanya. mencoba untuk mengusir pikiran-pikiran buruk yang ada di dalam otaknya saat ini.
brakkk
Tiba-tiba saja suara pintu yang ditubrak sangat kuat, membuat atensi laki-laki itu seketika teralihkan. dan tak lama berselang, terlihat Naomi keluar dengan tergesa-gesa disusul oleh Yudha yang ada di belakangnya.
"mau ke mana mereka berdua?"tanya Zidane bermonolog. akhirnya dengan langkah berhati-hati, laki-laki itu keluar dari dalam mobil dan berjalan mengendap-endap menghampiri sepasang suami istri itu.
Di balik tembok, Zidan dapat mendengar ucapan dari Naomi dan juga Yudha yang sepertinya tengah cekcok itu.
"kita harus cepat cari keberadaan wanita itu. aku tidak ingin, Papa dan juga Bunda murka pada. dasar wanita sial!"umpat Naomi dengan kesal.
"ini juga karena ulahmu, bukan?"tanya Yudha yang juga terlihat kesal menatap ke arah wanita yang berstatus sebagai istrinya itu.
"kenapa kamu nyalahin aku? memangnya aku salah mempertahankan rumah tangga kita dari godaan wanita ketiga?"tanya Naomi dengan nada berapi-api. Karena, Wanita itu tidak terima selalu disalahkan dengan laki-laki yang bergelar sebagai suaminya itu.
"sadarlah Naomi yang orang ketiga itu kamu! bukan Asmirandah!"ucap Yudha penuh dengan penekanan.
Membuat Naomi yang mendengarnya, seketika menatap tajam ke arah laki-laki itu."sudahlah lebih baik kita berangkat saja. hari ini, kita harus mendapatkan keberadaan wanita itu bagaimanapun caranya."setelah mengatakan hal itu, Naomi segera masuk ke dalam mobil disusul oleh Yudha yang bertugas menjadi sopir.
Tak lama berselang, mobil itu akhirnya melesat jauh entah ke mana. sementara Zidane yang sebenarnya bersembunyi di balik tembok, akhirnya keluar dengan pikiran yang bercabang kemana-mana.
"jadi Asmirandah tidak ada di rumah? ke mana dia sebenarnya?"tanya laki-laki itu dengan raut wajah panik dan juga khawatir yang sangat terlihat.
"sial! kenapa semuanya menjadi seperti ini?"tanya laki-laki itu mengumpat kesal. dan pada akhirnya, Zidane memutuskan untuk mengikuti pergerakan dari Kakak dan kakak ipar Asmirandah itu. agar dirinya juga tahu, Di mana keberadaan wanita itu.
****
Sementara itu di tempat lain, lebih tepatnya di dalam gedung panti asuhan itu, terlihat raut wajah Asmirandah yang sangat gelisah. membuat Tiara yang melihat itu, seketika menyenggol lengan dari sahabatnya.
"kamu kenapa?"tanya Tiara dengan raut wajah cemas.
"aku takut akan ketahuan sama Kak Naomi dan juga Yudha."entah dari mana datangnya pikiran itu. namun tiba-tiba saja, Asmirandah berpikir demikian.
"kamu tidak usah berbicara lagi. aku tahu arah dan tujuanmu."setelah mengatakan hal itu, Tiara segera menghubungi seseorang.
"halo Bi, nanti kalau ada sepasang suami istri datang ke rumah mencari keberadaan Asmirandah, bilang aja nggak tahu ya. karena kita, mau ke luar negeri."ucap Tiara dengan seseorang itu.
"hah memangnya Nona Tiara mau ke mana?"tanya sama asisten rumah tangga dengan nada suara yang sangat panik.
"nggak usah panik Bi. aku hanya ingin jalan-jalan ke luar negeri saja. Lagi pula, aku sudah izin sama Buna dan juga Yaya."bohong Tiara.
"oh ya sudah kalau begitu."senyuman Tiara seketika mengembang setelah mendapatkan persetujuan dari para asisten rumah tangga kedua orang tuanya.
"kenapa kamu berbohong?"tanya Asmirandah dengan raut wajah tidak suka saat wanita itu telah memasukkan ponselnya kembali ke dalam tas.
Tiara yang mendengar itu, seketika menoleh."siapa yang berbohong? memang kita akan pergi ke luar negeri untuk jalan-jalan sejenak."jawab wanita itu dengan santainya.
tentu saja hal itu membuat Asmirandah yang mendengarnya, seketika membelalakkan kedua mata. merasa tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh sahabatnya itu.
Pergi ke luar negeri dengan hanya berdua? itu konyol namanya. dan lagi pula, Asmirandah tidak berani membayangkan bagaimana reaksi kedua orang tuanya jika mengetahui anak gadis mereka pergi ke luar negeri tanpa seizin dari salah satunya.
"tapi aku tidak bisa pergi. apalagi aku ada masalah dengan salah satu anggota keluargaku, apa kata mereka?"tanya Asmirandah dengan nada suara yang sangat lirih.
Tiara yang mendengar itu, segera memeluk tubuh sahabatnya dengan erat. Karena Wanita itu juga merasakan apa yang dirasakan oleh Asmirandah saat ini.