Apple Vaughn namanya. Gadis cantik, imut dan menjadi bunga kampus di universitasnya.
Satu yang menjadi ciri khas wanita cantik itu. Selalu bergonta ganti pacar dan hanya menerima pria kaya saja untuk menjadi pacarnya.
Bertemu dengan Knox Romanov yang merupakan pria matang tengil yang berasal dari keluarga konglomerat.
Knox yang tahu tentang reputasi buruk Apple bermaksud untuk mempermainkan wanita yang sering mempermainkan pria itu.
Siapa yang akan terjebak dan dijebak? Yuk kepoin ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Apple Knox 24
Apple masuk ke lift yang sama dengan Knox dan memukuli lengannya.
"Aku suka pukulan mesramu itu. Ayo pukul aku sepuasmu. Di sini juga," kata Knox sembari membalikkan tubuhnya dan Apple tahu apa maksudnya itu.
"Aaarrrrggghh ... Aku bisa gila jika terlalu lama berpacaran denganmu," kata Apple kesal dan akhirnya menjauh dari Knox.
"Aku akan terus mengejarmu seperti kucing jinak yang selalu mengekor di kakimu," kata Knox tersenyum usil.
"Itu tak lucu. Bisakah kau bersikap dewasa dan lebih serius?" tanya Apple.
"Jadi kau ingin aku bersikap dewasa?" tanya Knox sembari mendekati Apple.
Mata dan wajahnya tampak serius tapi senyum miringnya tetap tersemat di sudut bibirnya.
Apple mundur dan akhirnya punggungnya menempel di dinding lift.
Tangan Apple menahan dada Knox yang semakin mendekat ke arahnya.
TING ...
Pintu lift terbuka dan Apple mendorong dada Knox lalu keluar dari lift secepatnya.
Apple berjalan cepat dan Knox tertawa pelan melihatnya.
Knox berjalan santai dengan langkah lebarnya di belakang Apple.
Lalu tangannya memegang tangan Apple dan menggandengnya menuji ke arah mobil yang terparkir di depan lobby.
Apple tak mengatakan apa pun dan mereka masuk ke dalam mobil.
Arah mansion orang tua Knox searah dengan apartemen Apple dan itu artinya mereka akan melewati apartemen Apple.
Mereka juga melewati rumah yang biasanya didatangi oleh Apple untuk membagikan makanan.
Apple melihat rumah itu tampak diperbaiki atau lebih tepatnya dipugar serta akan dibangun kembali.
Lalu Apple melihat ke arah Knox.
"Kau yang melakukannya?" tanya Apple.
"Ya, aku suka memberikan bantuan yang besar," jawab Knox.
"Terima kasih. Mereka tinggal di mana selama pembangunan?" tanya Apple.
"Di sebuah rumah yang cukup besar. Tadinya aku ingin membelikan rumah baru untuk mereka, tapi pemilik rumah tak mau pindah dan ingin tetap di sana karena rumah itu peninggalan orang tuanya," jawab Knox.
Apple hanya mengangguk.
"Kau tak memberiku hadiah?" tanya Knox.
"Kau tak perlu hadiah. Kau sudah memiliki segalanya," sahut Apple.
"Ada satu yang belum kumiliki," kata Knox.
"Apa itu?" tanya Apple.
"Ciuman darimu," jawab Knox yang kembali tersenyum tengil.
"Aku ingin membersihkan otakmu dengan sikat kamar mandiku," sahut Apple yang membuat Knox tertawa.
"Banyak wanita yang dengan sukarela menciumku dan bahkan bercinta denganku. Tapi kau sangat berbeda," kata Knox.
"Itukah yang membuatmu tertantang menaklukkanku?" tanya Apple.
"Mungkin saja. Itu manusiawi. Aku selalu mudah mendapatkan wanita. Memang benar kau mudah kudapatkan dengan hartaku tapi kau tetap tak tersentuh," jawab Knox.
"Apakah sebuah hubungan bagimu hanya seputar sentuhan semata atau hubungan badan saja?" tanya Apple.
"It's a normal, Baby," jawab Knox tersenyum.
Lalu Apple tak menanggapi ucap Knox lagi dan fokus ke jalan di depannya.
Setibanya di mansion orang tua Knox, mereka masuk ke dalam ruangan utama.
Knox menggandeng tangan Apple dan mata Apple mengedarkan pandangannya ke semua bagian mansion yang dilewatinya.
"Rumahmu seperti istana," kata Apple.
"Rumah orang tuaku," jawab Knox.
Lalu mereka menuju ke ruang tengah di mana di sana sudah ada kerabat Knox yang juga akan ikut makan malam bersama mereka.
"Dav? Kau kemari? Mengapa tak mengatakannya padaku?" tanya Knox menghampiri Davian.
"Sarah ingin berkeliling dunia dan aku hanya mengikuti kemauannya saja. Lalu aku mampir kemari karena kami akan menjelajahi Rusia," sahut Davian dan memeluk Knox.